4

513 130 9
                                        

Akhir pekan Hwanwoong habiskan dengan belajar bela diri. Tidak ada bela diri khusus, ia hanya mempelajari apa yang bisa ia pelajari. Ia hanya mengikuti contoh dan betapa terkejutnya ia karena ia bisa begitu gampang mengikuti gerakan yang ditontonnya. Ia juga merasa bisa menghafal sebuah gerakan dengan cepat dan tubuhnya terasa ringan.

Apakah ini karena kekuatan yang diberikan Robin? Seharusnya Hwanwoong berlatih lebih cepat. Karena ternyata berlatih bela diri juga menyenangkan. Rasanya seperti menari, dan Hwanwoong jadi ingat kesukaannya tentang menari.

Biasanya tubuhnya akan sakit saat menari, tapi akhir-akhir ini tubuhnya terasa ringan. Ia sudah melewati saat-saat yang menyakitkan, dan sekarang ia akan berubah.

Begitulah yang Hwanwoong pikirkan, tapi ia masih saja tidak berdaya melawan penindasnya. Jangankan membalas mereka. Melindungi diri sendiri saja rasanya sulit sekali. Ia kira ia sudah berubah. Ia kira ia sudah melakukan latihannya dengan baik. Tapi ia tetaplah ia yang dulu. Hwanwoong masih lemah. Ia hanya terlena dengan pemikiran bahwa ia berubah. Tapi kenyataannya tidak sama sekali. Ia belum berubah.

Satu-satunya yang berubah adalah ia bisa melihat gerakan para penindasnya dengan jelas. Ia merasa bisa mengetahui akan ke arah mana mereka memukulnya. Jadi ia bisa segera melindungi dirinya. Walaupun begitu, reaksi tubuhnya masih sama, masih bergetar hebat saat mendengar suara bel berbunyi. Mungkin ini adalah kekuatan dan memori yang diberikan Robin, seseorang yang sudah bertarung lama sekali. Jadi Hwanwoong seolah mendapat kemampuan yang sama. Tapi Robin benar, menjadi kuat bukanlah sesuatu yang bisa diraih satu malam.

"Hwanwoong, sudah dengar belum? Katanya bakal ada kompetisi menari untuk anak SMA. Kau tidak berminat untuk ikut?" tanya Seoho pada jam istirahat setelah menarik kursinya mendekat ke meja Hwanwoong. Di atas meja Hwanwoong sudah ada banyak camilan yang dibeli Seoho tadi.

"Aku tidak yakin. Tidak ada waktu untuk latihan."

"Ayolah, kau harus mencobanya! Sejak SMA kau sama sekali tidak pernah memberanikan diri untuk ikut, loh. Kau harus mulai memikirkannya, apalagi dulu kan kau langganan juara. Coba kau pikirkan, jika kau ikut berarti kau sudah berkembang dan telah menjadi seseorang yang berada di tingkat yang lebih tinggi. Bukannya aku mengatakan tingkatanmu rendah, tapi kalau kau bisa mengalahkan ketakutanmu pastilah kau sudah menjadi orang yang lebih hebat! Masa kau tidak ingin berdiri di atas panggung lagi?"

Hwanwoong masih ragu untuk ikut. Ia tidak tahu apakah ia memiliki posisi yang tepat untuk tampil di atas panggung. Bagaimana kalau banyak yang meremehkannya? Bagaimana kalau banyak yang tidak suka? Bagaimana kalau ada yang nekad melemparinya sesuatu?

"Kompetisinya akan diadakan di sekolah kita. Kau tidak perlu takut jika banyak orang tidak dikenal. Isinya juga teman-teman kita!"

Justru jika tempatnya di sini rasanya lebih buruk lagi. Hwanwoong tidak memiliki posisi yang berpengaruh di sini. Malah posisinya cenderung lemah, pastinya hinaan akan keluar saat Hwanwoong tampil dan lekaki itu tidak siap kehilangan harga dirinya seumur hidup.

"Aku dan Youngjo akan ikut. Kita bisa membuat kelompok kecil dan menampilkan sesuatu! Walaupun aku tidak sehebat dirimu, aku akan berlatih keras."

"Kau bercanda ya, Seoho. Aku tidak hebat."

"Kau hanya sudah terlalu lama tidak berlatih. Cobalah mulai berlatih. Kalaupun kakimu sakit, aku yakin jika itu kau, pasti bisa memanfaatkan bagian tubuh lain. Dulu kau percaya diri di panggung. Seharusnya saat SMA begini kepercayaan dirimu telah bertambah!"

Hwanwoong menghela napas. Sepertinya Seoho akan terus membujuknya untuk ikut. Dan harus Hwanwoong akui, ia mulai merasa sedikit tertarik.

"Baiklah, akan aku pikiran. Kalau aku memiliki ide tertentu, aku mungkin akan tampil."

Warrior's Descendant (ONEUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang