3

275 11 3
                                    

••••

Sekarang aku sudah ada di cafetaria kampus, setelah berperang selama berjam jam dengan dosen kramat yang terkutuk killer.

Sebenarnya aku udah keluar dari 2 jam yang lalu, tapi karena bukil nyuruh aku keruangan nya jadi lama deh. padahal tadi dia cuma mau ngomong kalau aku udah di bebasin dari hukumannya dan

Boleh ikut makul dia lagi. Tapi berhubung itu ibu killer rohmi, jadi mustahil buat dia cuma ngomong intinya doang, dan akhirnya aku malah di ceramahin abis-abis'an ngalor ngidul ngetan ngulon.

Lagian apa susahnya sih gak pake ceramah? kan tinggal bilang intinya kaya gini "acela. selamat yaa, hukuman kamu sudah ibu cabut, mulai minggu depan kamu sudah boleh ikut makul ibu. toss.." eh itu mustahil mustahil. Udahlah mungkin dia memang gak cocok jadi guru baik-baik, yasudah kita serahkan semuanya pada allah.

Tiba-tiba aku merasa pipi kanan ku dingin. seperti ada yang menempelkan minuman di pipi ku, "anjrit, gua kira minuman ternyata es batu!" Rutuk ku setelah melihat apa yang di tempelkan marsha di pipi ku.

"hehe. Siapa juga yang mau ngasih lu minuman?, nih ambil"

"es batu buat apaan? Buat di grogotin?"

"Enak aja. udah gih bawa ke kantor, tolong kasihin bu erna yah. gua gak nahan nih kebelet. sekalian tolong pegangin permen kaki gua" katanya sambil menyerahkan permen kaki dari mulutnya, "nanti kalau gua udah selesai, gua ambil lagi" ucap marsha yang langsung ngacir ke arah toilet.

"Sha, es batu buat apaan? buat nimpuk bu erna?" teriak ku.

Setelah memberikan es batu ke bu erna aku lansung bergegas mencari marsha untuk mencarinya. Ternyata es batu tadi bukan untuk nimpuk bu erna, tapi untuk es cendol yang di beli pak Rasyid kurang dingin. Awalnya waktu aku masuk ke kantor, aku kira kantor udah pindah dan di ganti jadi warteg, tapi ternyata bukan, para dosen ternyata lagi pada makan makan. entah ada acara apa?

Sekarang aku sedang mencari marsha ke toilet, "sha, lu di dalem?" Teriak ku dari luar pintu toilet yang dari tadi tertutup.

Tiba-tiba ada suara gemericik air dari dalam toilet yang tertutup.

"Sha, cepet dong jangan main air!" Kata ku tanpa ada sahutan dari dalam.

Ku lirik jam tangan ku, yang sudah menunjukan jam setengah empat. Eh kok tiba-tiba aku jadi merinding gini sih?.

"Kikikikikiki!" Suara cekikikan dari dalam toilet

"Sha, cepetan! bukan cekikikan!" Kata ku sambil menggedor pintu toilet,

Bukannya berhenti, suara cekikikan itu malah semakin menggema di dalam toilet. "Kikikikikikikkik!" Dan suasana pun semakin mencekam.

"Sha, keluar gak, kalau gak gua yang keluar!"

"Kikikikikiki!"

Tiba-tiba air keluar dari bawah sela pintu, yang langsung menggenangi tempat ku berdiri.

Aku pun lansung keluar dari kamar mandi dan meninggalkan suara cekikikan di dalam, dengan keadaan merinding.

"Acel.."

"eh gas?" Jawab ku yang masih merinding.

"lu kenapa cel?" Tanyanya bingung

"Ka-kamar mandi, marsa cekikikan" jawab ku gak jelas

"Hah?, marsha cekikikan di kamar mandi?" Tanya agas, yang ku jawab dengan anggukan pelan.

Agas langsung menarik ku ke dalam toilet, "di mana?" Agas menatap bilik toilet satu persatu. Aku pun menunjuk toilet paling ujung dengan ragu.

Can I find My Star?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang