Di sebuah cafe, seorang perempuan sedang sibuk berkutat dengan sketchbook dan pensilnya, dengan pensil yang menari-nari di atas kertas dengan tak tentu arah.
Tiba-tiba seorang lelaki menggunakan seragam SMA yang di balut hoodie hitam duduk di hadapan perempuan itu tanpa ba-bi-bu.
"Ko-kok, lu di sini?" tanya perempuan itu seraya memandang lelaki itu dengan dahi mengkerut.
"Jadi itu pertanyaan yang lu kasih ke gua, setelah hampir setahun baru ketemu? gua kira bisa lebih amazing dari itu." Jawab nya santai.
"Yaudah bilang aja deh, lu ngapain disini?"
Yang ditanya bukannya menjawab pertanyaan, ia malah mengalihkan pembicaraan. "Wih ini gambaran lu ya? ada peningkatan juga. Gua kira lu udah gamau gambar lagi gara-gara waktu itu." katanya sambil mengangkat sketch book milik perempuan itu.
"Lu maunya apa sih?" ucap perempuan itu kesal.
Jujur di dalam hatinya ia tidak bisa sepenuhnya membenci lelaki itu, apa lagi hanya karena masalah sepele waktu di SMA yang membuat mereka jadi seolah tidak saling kenal. mungkin ini adalah pembicaraan pertama mereka setelah kejadian waktu itu.
"Oiya cel, waktu itu lu pernah ke SMA ya? gua liat lu waktu di parkiran, sumpah komuk lu waktu itu kocak banget ya, ngeliatin gua sampai mangap-mangap gitu, iler lu juga sampai mau netes." alih lelaki itu lagi.
Acela yang di tanya bukannya menjawab dia malah diam, sumpah kalau inget kejadian waktu di parkiran waktu itu, tiba-tiba dia jadi malu sendiri, mengingat gimana seriusnya acela yang diam-diam memperhatikan dan memuji Arka, lelaki yang sekarang ada di hadapannya.
"Yeeeh. lu kira gua ikan, sampai mangap-mangap gitu. Lagian, siapa juga yang ngeliatin lu?!" jawab Acel sambil memasang wajah kesal.
"Hahaha. Sumpah lu lucu banget waktu itu. Oiya nih." ucap Arka seraya menyerahkan sebuah map coklat.
"Ini apaan?"
"Gambar, buat Gantiin gambar lu yang waktu itu."
"gambar? di dalam map nya gaada gambar gituannya kan?"
"gituan apaan?" Tanya Arka bingung.
"alah sok polos lu, biasa ngegambar hent*i juga!" Jawab Acel sembari memukul map ke kepala Arka.
"Hahaha. iya sih kadang. jadi lu udah maafin gua?" tanya Arka seraya memainkan alisnya turun naik.
"Najis ih alis lu pecicilan banget, minta di cukur."
"Hahaha, alah pecicilan gini alis gua banyak yang minat." Jedanya sebentar, "jadi lu udah maafin gua?" tanya nya lagi.
Bukannya langsung menjawab, Acela malah menatap kearah luar jendela cafe, yang menampilkan pemandangan yang cukup menarik, gedung-gedung pencakar langit di malam hari dan gemerlap lampu kota yang melengkapi hiruk pikuk jalanan. Semua itu terlihat indah namun menyesakkan, sama seperti perasaannya saat ini.
"Yaudahlah lupain aja, lagian itu juga udah lama. Oiya, lu nggak balik? udah jam 7 nih. Mana masih pake seragam sekolah. Ckckck, anak jaman sekarang." Ujar Acel.
"Oke, yok balik." Ucap Arka seraya berdiri dari tempatnya.
"yaudah sono balik! kenapa jadi ngajakin gua?"
"Ayo balik" ucap Arka seraya menarik tangan Acela dan mengajaknya keluar Cafe. Acela pun langsung mengambil barang-barangnya.
"Eh jangan narik-narik. Lu kira gua kambing?! Lepasin dulu napah! mau kemana sih?"
"Keparkiran. Gua anter pulang ya?" Ucapnya sambil melepas lengan Acela dari tarikannya dan menyamakan langkahnya.
"Lu nanyanya telat! udah sampai luar baru nanya 'gua mau apa nggak?'." jeda Acela sebentar seraya melayangkan jitakan di kepala Arka. "Tapi, iya deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I find My Star?
Genç Kurguketika yang memukau tak terjangkau.. Kita temenan udah lamaaa banget. dari jamannya kudanil berendem di lumpur, sampai jamannya kudanil pada ngedugem.. Tapi namanya juga hidup pasti gaakan selamanya gitu kan? Contohnya, Saat kamu menghilang dan den...