one

2.5K 239 41
                                    

Pukul setengah 11 malam, seungmin berjalan sambil bermain ponselnya guna membalas beberapa pesan dari teman temannya. Sedikit terkekeh saat membaca pesan lucu temannya, seungmin mendadak berhenti saat melihat sekelebat bayangan sesuatu melintas dari ekor matanya.

Mengusap tengkuknya, seungmin kembali memfokuskan dirinya pada ponsel. Dan lagi lagi seungmin melihat sesuatu yang tadi seperti lewat di langit malam. Memasukkan ponselnya ke dalam saku, seungmin memegang tali tasnya dan berjalan cepat menuju flatnya.

Saat seungmin berjalan, dia merasa seperti sedang diikuti oleh seseorang. Menoleh ke belakang, seungmin menelan ludahnya saat tak melihat orang sama sekali. Melihat ke sekeliling, seungmin menyimpulkan jika itu tadi hanya perasaannya saja. Sebab tak mungkin ada seseorang yang mengikutinya, jalanan ini tak ada tempat bersembunyi, dan lagipula ini terlalu ramai tak mungkin ada yang berani mengikutinya

Berpikir se positif mungkin, seungmin segera berjalan kembali menuju flatnya yang jaraknya tak jauh lagi.

Lagi lagi seungmin merasa seperti ada yang mengikutinya. Mempercepat langkahnya seungmin menekan tombol lift, sedikit berdecak kala pintu lift tersebut begitu lama terbuka. Dirinya sudah berkeringat dingin, karena seperti ada yang berdiri di belakangnya dan menatapnya

Setelah pintu lift terbuka, seungmin masuk dan menekan angka 12 dimana lantai flatnya berada. Di dalam lift, seungmin merasa tak nyaman sama sekali, lift terasa bergitu lama sampai di lantai 12

Ting

Pintu lift terbuka, tapi ini bukan lantai 12 melainkan lantai 7. Mengernyitkan dahinya, seungmin merasa sedikit aneh. Liftnya berhenti di lantai 7 tapi kenapa tak ada orang?

Lorong lantai 7 begitu sepi, lampu remang remang di sekitar lorong menambah kesan seram. Cepat cepat seungmin menekan tombol 12, perasaannya semakin tak enak. Kenapa malam ini terasa begitu menakutkan?

Pintu lift hampir tertutup, dan seungmin yang menatap lurus ke depan tak sengaja menangkap sesuatu seperti bayangan hitam bermata merah di ujung lorong. Mengucek ngucek matanya, seungmin mencoba memperjelas sesuatu yang dilihatnya, tapi sayang pintu lift sudah tertutup dan bergerak menuju lantai 12

Sampai di lantai 12, seungmin segera menuju ke flatnya. Menekan digit angka sandi pintunya, seungmin memasuki flatnya dengan perasaan lega.

Melepas sepatu, dan mengganti dengan sendal rumahan, seungmin berjalan menuju kamarnya.

Di dalam kamar seungmin segera membersihkan tubuhnya di kamar mandi, dan sekaligus berganti pakaian. Sambil mengusak rambut basahnya, seungmin menuju dapur untuk membuat makan malam

Mengantungkan handuk di lehernya, seungmin memasak telur dengan beberapa makanan sisa sarapan yang ia hangatkan kembali. Hidup sendiri di kota, membuatnya mau tak mau harus hidup hemat karena tak mau menyusahkan orang tuanya di desa

Setelah semua jadi, seungmin mengambil nasi dan mulai memakan makanan malamnya dengan tenang. Mengunyah makanannya, seungmin hampir tersedak saat merasakan ada yang seperti meniup belakang telinganya.

"Uhuk! Apa itu tadi?" Seungmin memegang telinganya

"Mungkin hanya halusinasiku, tenang seungmin, tenang"

Melanjutkan makannya, seungmin lalu mencuci peralatan makannya. Dan saat mencuci itu, seungmin yang memang memakai celana pendek merasakan ada yang mengelus betisnya hingga naik ke pahanya. Seungmin merinding, mempercepat pekerjaannya, seungmin segera berlari menuju kamarnya dan bersembunyi di dalam selimut

"Bunda, bunda, aku takut.. tolong"

Menggigiti jarinya, seungmin menyembulkan sedikit kepala keluar saat merasa sudah agak aman

ɪɴᴄᴜʙᴜꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang