five

1.4K 189 51
                                    

Duduk di pinggir ranjang, seungmin sedang menunggu jeongin yang tengah membersihkan diri. Sambil menunggu jeongin, seungmin merebahkan tubuhnya dan kembali memikirkan kejadian yang menimpanya di lift

Merubah posisinya menjadi telungkup, seungmin memejamkan matanya dan menghirup dalam dalam aroma jeongin yang begitu menenangkan.

"Babe?"

Menoleh pada jeongin yang baru saja selesai mandi, seungmin diam diam menelan ludahnya saat jeongin hanya menggunaka handuk untuk menutupi tubuh bawahnya. Sedangkan tubuh atasnya dibiarkan telanjang dengan air yang masih menetes dari rambut basahnya.

Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil, jeongin menuju seungmin yang masih terdiam di tempat. Tersenyum melihat wajah menggemaskan seungmin, jeongin mendudukkan dirinya di pinggir ranjang.

Aroma tubuh jeongin langsung menggelitik indra penciuman seungmin. Membuatnya dengan segera merubah posisi menjadi duduk

"Sudah makan?"

Menggelengkan kepalanya, seungmin jujur jika ia benar benar belum makan. Tadi pagi ia hanya sarapan dua lembar roti.

"Ya sudah, setelah ini aku akan memasak. Kau mandilah dulu"

Mengecup kening seungmin, jeongin beranjak menuju ruang ganti. Ia tak gila untuk berganti pakaian di depan seungmin. Ya walaupun seungmin sudah melihat tubuhnya tanpa busana begitu pun sebaliknya, tapi ia dan otaknya masih agak waras. Untuk saat ini

Setelah jeongin masuk ke dalam ruang ganti, barulah seungmin beranjak menuju kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya.

Selama mandi, seungmin merasa tak ada hal hal ganjil yang menimpanya seperti saat ia mandi di flatnya. Di kamar mandi jeongin, ia tak lagi merasakan sentuhan dan gangguan gangguan aneh. Semuanya terasa biasa saja

Seungmin berpikir, apakah flatnya itu berhantu? Maka dari itu ia sering diganggu? Atau jangan jangan ada hal lain?

Pusing. Itu yang seungmin rasakan sekarang. Ia pusing karena memikirkan nasib flatnya yang sudah ia bayar full 2 tahun tapi ternyata berhantu. Ia baru menempati flatnya itu sekitar 11 bulan, dan tak mungkin baginya untuk pindah. Uangnya akan terbuang sia sia

Tapi jika tak pindah, ia juga tak kuat dengan semua gangguan yang tak masuk akal itu.

"Aargh.. aku pusing"

Melanjutkan acara mandinya, seungmin memilih untuk diam disana sampai kontrak flatnya habis. Ia harus kuat, apapun itu rintangannya. Ia tak bisa menyusahkan kedua orang tuanya lagi

ɪɴᴄᴜʙᴜꜱ

Melangkah menuju dapur, seungmin yang sudah wangi menyusul jeongin yang tengah memasak. Memeluk kekasihnya itu dari belakang, seungmin memperhatikan tangan lihai jeongin yang sedang memasak

"Kau membuat apa, jeonginnie?"

"Aku membuat fettuccini carbonara, tak apa?"

Masih betah memeluk jeongin, seungmin menggelengkan kepalanya dan lanjut memperhatikan jeongin. Menghirup aroma menenangkan sekaligus memabukkan dari jeongin, seungmin secara tak sadar mengeratkan pelukannya

"Babe, apa kau sangat merindukanku sampai sampai tak ingin melepaskan pelukanmu?"

Jeongin terkekeh karena tingkah seungmin. Mengusap punggung tangan seungmin, jeongin menoleh ke samping dan mengecup pelipis kekasih manisnya yang sedang dalam mode manja

"Apa kau tak ingin makan, babe? Kalau kau tak melepaskan pelukanmu, aku tak bisa membawa dua porsi fettuccini ini ke meja makan"

"Oh, atau kau ingin kalau makan malam kita diganti dengan sesuatu yang lebih menarik? Seperti saling memakan di kamar"

ɪɴᴄᴜʙᴜꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang