01 : Happy Birthday

220 27 11
                                    


14 September 2017, 11:39 PM

Suasana kamar yang didominasi warna kuning itu begitu sunyi. Tak salah mengingat waktu telah menunjukkan lewat dari jam setengah dua belas malam. Sebagian besar orang mungkin sudah terlelap dalam alam mimpinya masing-masing. Namun hal ini tidak berlaku untuk sang pemilik kamar ini.

Aiden Jisung Bahng. Pemuda berparas manis ini masih sibuk dengan tumpukan buku pelajaran di atas meja belajar miliknya. Tangannya masih sibuk menggoreskan beberapa angka jawaban dari tugas matematika yang diberikan gurunya tadi siang. Terlampau rajin untuk tugas yang masih waktu tenggang pengumpulanmya masih tiga hari kemudian. Memang beginilah sosok Aiden Jisung, si ambisius dalam pendidikannya.

Satu notifikasi masuk dalam ponsel pintar, yang sudah ia abaikan sejak tadi, kini menarik perhatiannya. Tangannya memindai puluhan notifikasi yang masuk. Rata-rata berasal dari teman temannya yang ingin mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

Hari ini tepat pada tanggal 14 September adalah peringatan hari kelahirannya. Semenjak pagi sudah banyak ucapan datang bergantian dari teman maupun kenalannya. Tapi tetap ada satu hal yang kurang.

Jisung melirik jam di pergelangan tangannya sekilas. "Pukul sebelas lebih lima puluh empat menit. Sebentar lagi!"

Tiga, dua, satu...

Tepat pukul 23:55 pintu ruangan kamar Jisung terbuka. Ruangan yang semula remang itu menjadi bercahaya terang. Di bingkai pintu tampak mama dan papa Jisung membawa sebuah kue ulang tahun lengkap lilin menyala diatasnya.

"Sayang, kenapa belum tidur?"

Jihyo, Mama Jisung, mendekati putranya yang hanya tersenyum di bangkunya. Awalnya ia dan suaminya ingin memberi kejutan pada putra sulungnya ini. Namun justru mereka yang terkejut melihat putranya masih sibuk belajar meski telah larut malam.

"Jisung menunggu papa dan mama sambil belajar!"

Christoper Bahng, papa Jisung, membelai lembut rambut fluffy Jisung. "Jangan terlalu memaksakan diri, nak! Nanti kamu bisa sakit!"

"Sudah sekarang tiup lilinnya dulu ya!" tutur Jihyo dengan semangat.

Jisung memejamkan kedua matanya. Dalam hati ia memanjatkan doa doa sederhana miliknya. Berharap agar harapannya ini bisa dikabulkan yang maha kuasa. Begitu mata itu terbuka ia segera meniup lilin yang mulai meleleh.

"Selamat ulang tahun Aiden Jisung, putra sulung kesayangan papa dan mama!"

Jihyo yang terlebih dahulu memeluk tubuh mungil putranya. Tentu setelah ia meletakkan kue di meja belajar Jisung. Wanita itu tak menyangka putra kecilnya kita sudah tubuh menjadi pemuda remaja yang begitu menggemaskan. "Putra kecil mama sudah besar!"

Chris sang papa tersenyum bahagia melihat istri dan putra pertamanya saling berpelukan. "Tetap menjadi kebanggaan papa dan mama ya, sayang!"

"Jisung sayang papa dan mama. Terima kasih telah menjadi orang tua yang baik untuk Jisung."

Ketiganya berpelukan hangat. Momen ulang tahun selalu bisa menjadi satu momen penuh haru.

Ahh... Tapi mereka hampir melupakan sesuatu.

"Sudah saatnya ke kamar Felix!"

*****

15 September 2017, 00:07 AM

Beranjak dari kamar Jisung, ketiganya kini beranjak ke kamar yang tak jauh dari kamar Jisung. Tulisan "Felix's Room" tergantung tepat di tengah pintu kayu kamar itu. Tangan Jisung kini berganti membawa sebuah kue, yang berbeda dengan miliknya, lengkap dengan lilin yang menyala.

eclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang