Alunan lagu menyeruak di dalam sebuah kafe yang sedang tak ramai pengunjung ini. Hanya ada beberapa insan muda yang duduk bercengkerama sambil menikmati suasana nyaman kafe. Tak jarang mereka datang seorang diri dan berkutat dengan laptop hanya untuk memanfaatkan fasilitas internet.
Jisung salah satunya. Duduk di salah satu sudut kafe tepat di samping jendela kaca yang menyuguhkan lalu lalang pejalan kaki. Tepat di depannya sebuah laptop menyala dan beberapa buku bercecer tak rapi.
"Satu Ice Americano dan chessecake," tutur seorang pemuda seraya meletakkan sepiring cake di bagian kosong meja.
"Terima kasih Seungmin!"
Kim Seungmin, pemuda itu mengambil posisi tepat di hadapan kursi yang diduduki Jisung. Tak lama kemudian turut membuka laptop miliknya. Tak lupa ia juga membereskan buku bercecer ulah sahabatnya itu.
"Kebiasaan! Kalau sampai buku catatan ini ketumpahan kopi mau belajar dari mana lagi kau?" omel Seungmin. Yang dimarahi hanya terkekeh. Memang selalu begitu.
Bukan tanpa alasan mereka berada di sana. Tugas kelompok yang harus segera dikumpulkan menjadi salah satu alasan. Alasan lain karena mereka ingin sekadar berbincang dan minum kopi.
"Tumben ke sini. Kenapa tidak di toko kue ibumu?"
"Moon n Sun sedang libur dua hari," balas Jisung tanpa mengalihkan perhatiannya pada laptop miliknya. Moon n Sun adalah toko kue sekaligus kafe milik Jihyo.
"Padahal aku rindu Felix," keluh Seungmin sambil meminum milkshake miliknya. "Sudah lama sekali tidak bertemu dengan Felix. Semester ini rasanya sibuk sekali."
"Aku saja jarang bertemu dengannya," celetuk Jisung lirih.
Sayangnya meskipun lirih indera pendengaran Seungmin cukup tajam untuk menangkap kalimat tersebut. Dahinya mengernyit heran. "Bagaimana bisa jarang bertemu kalau kau saja serumah dengannya?"
"Ah... Kau sendiri tahu kalau aku sibuk kan."
Tatapan Seungmin begitu menyelidik membuat Jisung merasa terintimidasi. "Aku tahu kau tidak sesibuk itu kan, Ji. Pulang kuliah kita juga tidak pernah sesore itu. Klub musik mu juga sedang tidak ada agenda kan?"
Jisung gelagapan bingung menjawab. "Aku ke rumah Bibi Mina hehe..." kekehnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Harus setiap hari ya?"
"Tentu! Bibi memintaku untuk membantu mengajari Yuna."
"Kau ke sana untuk mengajari Yuna atau mampir ke rumah Kak Minho?"
Sialan. Jisung tersedak karena kalimat Seungmin.
"Tentu tidak. Aku benar benar mengajari Yuna."
"Anggap saja aku percaya. Aku harap kau bukan mencari kesibukan demi menghindari Felix. Demi Tuhan ini sudah lebih dari dua tahun. Kau bodoh kalau masih melakukan itu."
Jisung tak membalas tak juga menyanggah. Karena pemuda Kim itu sedikit benar. Jisung bodoh dan dia mengakuinya.
Kedua rekan sejawat itu hening. Sibuk dengan laptopnya masing-masing. Sampai akhirnya Seungmin tampak mulai gelisah. Beberapa kali pemuda surai cokelat itu menengok jam yang melingkar di tangannya.
"Sudah jam setengah empat kenapa Kak Minho belum datang ya?" tanya Seungmin.
Benar. Sesungguhnya kedua pemuda ini tengah menanti kedatangan seseorang. Senior yang berjanji akan membantu dalam pembuatan tugas kuliah yang mereka kerjakan. Lee Minho, nama senior tingkat akhir yang sempat disinggung Seungmin sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
eclipse
Fanfictioneclipse (n) : an astronomical event that occurs when an astronomical object or spacecraft is temporarily obscured, by passing into the shadow of another body or by having another body pass between it and the viewer.