07 : Him

113 13 7
                                    

Siapakah Lee Minho?

Pemuda berusia 22 tahun dengan paras tampan nan rupawan ini merupakan salah satu senior Jisung di tempatnya menimba ilmu. Akrab disapa Minho, pemuda ini cukup terkenal di fakultasnya. Wajah tampan dan cukup cerdas hanyalah sedikit faktor pendukung mengapa pemuda kelahiran bulan oktober ini menjadi sangat populer.

Lalu siapakah sosok pemuda Lee ini di mata Jisung?

Jisung mengenal Minho sebagai salah satu senior yang terlibat dalam masa orientasi mahasiswa kala itu. Senior dengan tatapan dingin yang siap mengintimidasi siapapun hanya sekali tatap. Namun kesan itu hilang kala Minho pula yang membantunya ketika ia tumbang di hari terakhir masa orientasi mahasiswa.

Walau demikian hubungan mereka tetaplah sebatas senior junior biasa. Pada dasarnya Minho memang sosok yang ramah sehingga tak jarang juniornya pun akrab dengan dirinya. Oleh karena itu Jisung tak menganggap lebih ketika pria Lee itu acap kali menyapa dan mengajaknya berbincang.

Sebulan dua bulan berlalu seperti biasa. Hingga suatu sore Jisung menemukan sosok Minho bermain dengan kucing liar di dekat rumah Sharron, adik ayahnya alias tante dari Jisung dan Felix. Dari situlah ia tahu bahwa pemuda Lee tinggal di rumah mewah tepat di samping Sharron. Jisung yang hampir tiap hari ke rumah tantenya itu otomatis menambah intensitas pertemuannya dengan Minho.

Jisung tidak menutup mata untuk setiap perlakuan istimewa dari sang kakak tingkat terhadapnya. Ia terlampau peka untuk setiap tatapan memuja yang seringkali ia tangkap dari mata elangnya. Ia pun tak menampik setiap hipotesa Seungmin yang mengatakan Lee Minho menaruh rasa padanya.

Benar. Hipotesa yang terlampau akurat.

"Aku menyukaimu. Bahkan sejak awal pertemuan kita."

Karena malam ini mungkin jadi malam yang tepat bagi pemuda bernama Lee Minho. Di bawah tabur bintang musim panas, pemuda itu memilih untuk menyatakan perasaan pada si sulung putra Christopher Bang.

"Kak Minho..."

Seharusnya ia tidak kaget lagi dengan pernyataan ini. Karena setiap hipotesanya selalu mengarah pada satu kesimpulan yang sama.

"Maaf kalau aku membuatmu tidak nyaman dengan pernyataanku ini. Tapi aku harus jujur. Jauh dalam lubuk hatiku. Aku menyukai mu, menyayangimu. Atau memang aku sudah jatuh cinta padamu, Ji."

"Maafkan aku kak"

"Kenapa Ji? Kamu pasti sudah punya orang lain yang kamu suka ya?" tanya pemuda Lee disertai tawa getir. "Tidak apa-apa, Ji. Aku hanya mencoba jujur daripada memendam ini semua terlalu lama."

Jisung bisa melihat wajah kecewa begitu kentara mendominasi wajah tampan seniornya itu. Terlebih lagi ketika pemuda itu masih tetap memasang senyum terbaik di hadapannya. Jisung tidak tega.

Hatinya bergulat. Separuh hatinya merasa bahagia. Rasa ingin menerima dan membalas perasaan yang baru saja dinyatakan Minho. Namun sayangnya separuh bagian lainnya masih mengganjal.

"Sudah terlalu malam. Ayo aku antar pulang," tawar Minho. Pemuda itu langsung turun dari kap mobil dimana ia dan Jisung duduk menikmati kilau bintang.

Jisung semakin tak tega. Dengan segenap keberanian yang ia coba kumpulkan tangannya mencekal tangan kiri Minho.

"Bohong kalau aku bilang aku tidak suka kakak," tutur Jisung. Tubuh pemuda Lee itu sontak diam ketika sebuah tangan mencekal kepergiannya. Terlebih ketika ia mendengar kalimat dari pemuda yang sedari tadi bersamanya.

Jisung menarik nafas dalam sebelum akhirnya melanjutkan kalimatnya. "Karena jujur aku juga sayang kakak. Kak Minho bisa membuatku nyaman. Jauh lebih dari itu, kakak jadi satu-satunya orang yang membuat jantungku berdebar kuat seperti saat ini."

eclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang