8//SAHABAT KECIL

27 5 2
                                        

~ Ditengah rintikkan hujan ini kita pernah merangkai janji, disamping pohon besar ini kita pernah berbagi kasih, ditepi hamparan air laut pasir putih ini, kenapa kita lupa dengan diri? ~
-AUTHOR-

🍃🍃🍃

Pagi cerah disambut dengan fajar yang masih berada pada orbitnya, kicauan burung dengan nada dan irama yang pas menambah indahnya pagi hari ini, aroma khas dari biji hitam penikmat pagi telah tercium dari tadi, sayup- sayup suara kendaraan tak menjadi penghalang bagi insan yang menikmati aktivitas pagi ini.

Fazha masih tertidur lelap dalam balutan selimut hello kittynya. Mungkin dia terlalu lelah mengingat kedatangannya tadi malam yang sangat terlalu larut pagi gadis seusianya. Papa dan Mamanya tak ingin mengganggu mimpi yang telah dari semalam masih menghampiri tidur anak gadis mereka. Mereka paham dengan keadaan Fazha dan bagaimana kegiatannya selama menempuh pendidikan yang dari jangkauan mereka.

Jam telah menunjukkan pukul 08.00. Pergerakan telah terjadi diatas kasur empuk dengan tak lupa sprei hello kitty jugak. Fazha mengerjapkan matanya dengan perlahan, lalu dia duduk melakukan sedikit perengangan. Fazha melirik kejam dinding yang berada dikamarnya. Sontak saja dia kaget dengan jarum yang menunjukkan jam 8 lewat. Dia berlari kekamar mandi untuk mencuci wajah dan tai mata yang masih bertengger dimatanya. Untunglah Fazha telah melaksanakan sholat shubuh tadi sebelum dia mengulang tidurnya kembali.

Fazha turun kebawah, dia mendapati mama yang berada didapur tengah membuat sarapan pagi.

"Ma? Papa mana ma?" tanyanya pada mamanya yang tengah fokus dengan aktivitasnya.

"Eehhh anak mama udah bangun ya, udah dicuci belum wajahnya sayang? Papa udah kekantor sayang katanya ada meeting penting pagi ini dan sore nanti papa baliknya" terang mama kepada fazha yang diangguki olehnya.

" duduk sini sayang, kamu belum sarapan kan? Sini kita sarapan dulu yakk" ajak fazha yang masih berdiri dibelakang mamanya.

Fazha pun mengikuti instruksi tersebut. Tidak terjadi percakapan apapun selama sarapan pagi dimulai hanya dentingan sendok yang beradu lawan dengan piring. Setelah selesai makan, mama bertanya kepada Fazha.

" nak kamu ada rencana apa hari ini?" tanya mama, karna mamanya tau pasti anak gadisnya ini telah merancang rencana sesuatu untuk hari ini.

"Mmmm, ma? Fazha boleh ngak pergi kerumah teman fazha ma? Soalnya udah lama bangat fazha ngak kesana, boleh kan ma?" tanya fazha, karna memang dia memiliki niatan untuk pergi kerumah teman masa kecilnya.

Mama menanggapinya dengan senyum khasnya.
"Boleh dong sayang, fazha kesana mau dianter atau bawa motor sendiri?" tanya mama pada Fazha dan mama telah mengetahui keinginan anaknya tersebut.

" hehhehh bawa motor ding ma,kan udah lama juga Fazha ngc bawa motor, masih ingat ngak ya Fazha, gimana cara ngidupin motor" candanya dengan ditanggapi senyuman oleh mamanya.

" yaudah, nantik hati- hati bawa motornya ya nak, fazha kn udah cukup lama juga ngak bawa motor, nantik ngak bisa nyesuaian keseimbangan badan ama motor jatuh deh, nah makanya nantik hati- hati dan jangan ngebut-ngebut bawa motornya" pesan mama pada fazha dan ditanggapi dengan lengkungan ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk oke dari Fazha.

Setelah selesai ritual sarapan pagi, fahza beranjak kekamarnya untuk mempersiapkan diri nantiknya kerumah teman masa kecilnya. Sudah lama dia tidak bersua dengan sahabat masa kecilnya itu, kira- kira setelah fazha dan keluarga pindah rumah, waktu itupun Fazha masih kelas 5 sd sampai sekarang Fazha yang telah SMA.

Fazha memilih pakaian yang akan dipakainya karna ya.. Fazha memang sulit untuk hal satu ini. Akhirnya dia memutuskan memakai baju gamis simple dengan warna peach tak lupa dengan jilbab segi empat lebar dengan warna yang senada.
Fazha pun berangkat untuk pergi kerumah teman lamanya dan tak lupa meminta izin dulu kepada mamanya. Mama awalnya ragu dengan fazha yang memakai gamis untuk mengendarai motor takutnya nantik terjadi yang tidak diinginkan. Semoga saja tidak ma...
Namun fazha berkekeuh ingin bawa motordan menyakinkan hati mamanya, akhirnya dapat lampu hijau dan fazha pun mulai membelah jalan.

Jalanan yang penuh dengan berbagai macam kendaraan hasil dari teknologi yang makin harimakin canggih ini ikut serta dengan fazha membelah jalanan.
Tak butuh waktu lama bagi fazha untuk sampai kerumah yang telah tidak dia kunjungi ini.
Fazha meletakkan motornya di dalam perkarangan rumah yang luas ini, tak banyak berubah, rumah ini masih sama, namun, ada perubahan sedikit pada cat dindingnya.

Fazha mengetuk pintu dan tak lupa mengucap salam pada sang penghuni rumah. Salam terjawab beriringan dengan pintu terbuka. Betapa terkejutnya sang pemilik rumah atas tamunya, sontak saja sang pemilik rumah memeluk erat fazha yang masih bertahan dengan kakunya didepa pintu.

"Yaallah fazha kemana aja kmu selama ini, kenapa ngak pernah main lagi sih kesini?, udah lupa ya dengan persahabatan kita?," tanya sang pemilik rumah pada Fazha dengan sedikit getaran pada suaranya.

"Astagfirullah, ngak kok, fazha masih ingat dengan persahabat kita, kalo fazha lupa ngak mungkin fazha ada disini sekarang didepan kamu Tiara!," terang fazha. Yahh namanya sang pemilik rumah ini bernama Tiara. Dia gadis seumuran dengan Fazha yang sama- sama masih menempuh pendidikan SMA.

" yaudah yuk kita duduk dulu, owh iya sekarang kamu sekolah dimana zha?" Tiara mempersilahkan fazha duduk diteras rumahnya.

"Aku merantau ra, ngak sekolah disini" jawab fazha dan ditanggapi o ria oleh tiara.

"Pantesan aja cara berpakaian kmu beda sekarang ngak sama kayak dulu, dulu kan kaku tomboy bangat zha" sindir tiara padanya.

" ye... makanya ra, tapi emanganya kenapa, jelek yah penampilan aku kayak gini ra?" tanya fazha pada tiara takutnya nantik keliatan aneh.

"Ngak kok zha, ngak ada yang aneh kok, malahan kamu tambah cantik bangat, aku jugak pengen berpakaian kayak kamu cuman,belum siap aja" tetang tiara. Gadis ini belum sesyar'i fazha. Tiara memang memakai jilbab namun masih buka tutup belum istiqomah.

"Ngak papa ra, hijrah itu memang membutuhkan proses, aku jugak dulu kesusahan kok sebelum kayak gini, namun, disetiap proses itu harus ada pemaksaan yahh" terang fazha pada tiara dengan senyuman khas milik fazha, ditanggapi dengan senyuman balim oleh tiara.

Waktupun mereka habiskan hanya dengan mengobrol pengalaman mereka, kenangan mereka, serta aktivitas mereka. Beberapa menit kemudian seseorang mengucapkan salam pada mereka.

"Assalamualaikum.." salamnya pada mereka berdua. Yang diyakini dia adalah laki- laki. Sontak mereka menjawab pada sang pemilik salam dengan serentak. Fazha dan Tiara menoleh padanya, Tiara melirik pada Fazha, berharapa mendapatkan reaksinya.

"Kayaknya fazha lupa deh dengan dia.." batin tiara bergumam.

•••••••••••_•_•_•__•_•_•_•_•|__•|__•_•_•_€_€€__••_•__•_•_•_•_•_•___€_•_

Assalamualaikum readerss....
Maaf ya udah lama ngak up...
Hari ini segini dulu ya...
Masih semangat kan puasanya. 😄😄

M

ohabbat papao💞
14 mei 2020.


JangkauanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang