10//PERIHAL WAKTU

19 4 0
                                    

~ Kepergianmu menghilangkan rasa, namun juga meninggalkan rasa., kamu tidak akan paham dan tidak akan mengerti, aku mengira dengan sedikit berharap pabila pertemuan menghampiri kau akan mengenali, namun semua prasangka tetaplah prasangka, bahkan melirikpun tak kau lakukan~

DICKY RAMADHAN—

🍁🍁🍁

"Dicky..."

Satu kata yang terucap dari bibir Tiara beberapa hari kemarin, belum bisa sempurna pergi dari ingatannya. Dia masih tak percaya bagaimana dia bisa lupa dengan sosok laki- laki itu. Laki- laki yang sempat mengisi ruang dihatinya semasa kecil. Apakah sesibuk itukah dirinya? Hingga masa kanak- kanaknya saja tak tertempel dimemorinya.

Waktu masih pagi untuk menyesali perihal masalalu ini. Fazha duduk dibalkon kamarnya setelah melakukan ritual sarapan. Dia tak berselera untuk keluar dari ruangannya ini, dengan senang hati menikmati pagi sambil menyeruput teh buatannya sendiri dibalkon. Sesekali Fazha melihat aktivitas para insan diluar sana, dengan sayup- sayup suara kendaraan sebagai backsound pagi ini.

Fazha masih bergelut dengan pikirannya tentang Dicky. Laki- laki yang dia tak tau bagaimana kabarnya, dimanakah dia bersekolah, apa saja yang dilakukannya selama ini, dan.. Apakah dia telah memiliki someone...
Arghhhh.. Pemikiran apa ini, masih pantaskah dia memikirkan ini setelah apa yang dia lakukan kepada laki- laki itu.

Flascback on..

"Azha jangan pergi, jangan tinggalin iky..." rintih bocah kecil yang masih menduduki kelas 5 sd.

"Zha harus pergi ky, mama sama papa pindah, jadi Fazha juga harus ikut..." jelas bocah perempuan sebaya dengannya.

"Kalo Azha pergi iky main sama siapa dong...hiks hiks.. Azha tega ninggalin iky sendiri ngak punya teman hiks hiks..." akunya disela- sela isakan tangisnya.

"Kalo Azha ngak ikut terus Azha tinggal sama siapa disini ky? Sendirian kan Azha orangnya penakut" jelas bocah sebaya dengannya dengan mata telah memerah.

"Tinggal dirumah iky aja, kan ada ibu sama ayah juga kak Diana, jangan pergi ya zha!" melasnya pada Azha.

"Ngak bisa kayak gitu ky, gimanapun juga Azha harus pergi sama mama dan papa." terangnya dengan tetesan air matanya yang tak bisa ditahan lagi.

"Yaudah... Sana pergi! Jangan balik- balik lagi kesini! Cukup sampai disini persahabatan kita! Iky ngak mau lagi liat muka Azha! Sana pergi sekarang! Cepat! " berangnya pada gadis bocah ini yang terkejut atas bentakan bocah laki- laki sebayanya.

Azhapun pergi dengan tangisan yang tak kalah isaknya dengan bocah laki- laki itu.
Setelah kejadian itu Azha tak pernah lagi terlihat, bocah perempuan itu bener- benar pergi dari hidupnya, entah kapan mereka akan bertemu.

Flashcback off...

Fazha yang masih bermain dengan pikirannya tak sadar jika sang mama telah berada duduk pas didepannya. Karna mama yang membiarkan anak gadisnya ini termenung sampai mengernyitkan dahi, langsung melambai- lambaikan tangannya didepan wajah Fazha.

"Sayang? Fazha lagi mikirin apaan? Kok dahinya sampai berlipat- lipat gitu?" tanya mama yang penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh sang gadis.

JangkauanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang