Selamat Membaca:)Jam pelajaran Tasya terlihat gelisah, dia sendiri bingung, ngomong sama Alana enggak ya?tapi kalo gue ga ngomong..
"PUSING GUE!" teriak Tasya tanpa sadar, membuat seisi kelas menatapnya heran
"TASYA! Kenapa kamu berteriak seperti itu" ujar pak Janto selaku guru pkn
Alana meringis melihat Tasya kena semprot oleh pak Janto, lagi pula tuh anak kenapa sih?ga biasanya dia begini. Pikirnya
"ma-maaf pak" ujar Tasya tersenyum kaku, pak Janto hanya menghela nafas dan melanjutkan pelajarannya
"lo kenapa sih sya?" bisik Alana
"gue bingung ngomongnya Al"
"yaudahsi tinggal ngomong"
"Vano ngajak gue dinner malam ini"Ujar Tasya pelan yang masih didengar oleh Alana
"APA!?" teriak Alana membuat seisi kelas menutup telinganya, mereka bingung kenapa mereka berdua kompak sekali? Yg satu teriak, satunya lagi teriak
"ALANA! Kamu kenapa?tadi tasya sekarang kamu, kalian kenapa sih?" ujar pak Janto mulai kesal
"eh, maaf pak hehe, silahkan pak lanjut jangan marah ya ntar cepet tua hehe" ujar Alana bercanda, teman² dikelasnya tertawa terbahak bahak mendengar perkataan Alana
"Kamu ini ada² saja, sudah diam semua" ujar Pak Janto
"lo serius?" tanya Alana pada Tasya, Tasya hanya mengangguk
Alana tersenyum "pulang sekolah kita ke mall" ujar Alana final
"ngapain?"
"ngantri sembako! Ya cari dress lah sya" geram Alana, Tasya menyengir dan mengangguk
*****
Sepulang sekolah sesuai ucapan Alana, mereka bertiga berjalan keliling mall, bertiga?iya karena Vani ikut, karena berhubung mamahnya ada acara jadi dia ikut dengan Alana dan Tasya, untungnya hari ini pulang cepet"sya pake ini deh kayanya cocok buat lo" ujar Alana memberikan dress pada Tasya, Tasya mengangguk dan masuk ke ruang ganti
"Al, Van" Alana dan Vani menoleh, dan terdiam melihat Tasya yg sudah memakai dress pilihan Alana
"perfect" ujar Alana dan Vani tanpa sadar
"ga cocok ya?gue ganti aja yah" ujar Tasya tapi ditahan oleh Alana
"cocok kok, sekarang kita ke salon buat makeupin lo sama tata rambut lo" ujar Alana
"sejak kapan lo suka dandanin orang Al?"tanya Vani, karena setahu Vani, Alana paling cuek sama penampilan dan tidak tertarik dengan make up
"sejak tadi, udah ayo buruan" ujar Alana menarik Tasya Vani
Setelah membayar dress Tasya, mereka berjalan menuju salon yg untungnya tidak terlalu ramai pengunjung
"mbak? Dandanin dia secantik mungkin ya sama rambut dia dimodelin apalah terserah yg penting cantik" ujar Alana diangguki mbak-mbak salon tersebut
"gue rasa ini berlebihan deh Al" ujar Tasya
"diem sya, lo liat aja nanti" ujar Alana
"gue tunggu disana yah" sambungnya menunjuk ruang tunggu salon tersebut, Tasya menghela nafas dan mengangguk
Setengah jam Tasya di make up, Setengah jam pula Vani mengeluh capek, padahal sedari tadi dia duduk bersama Alana
"Alana, Vani" ujar Tasya yg sudah selesai di make up
Alana dan Vani menoleh "cantik juga lo ternyata" celetuk Vani tanpa dosa
"lo aja yg ga sadar kalo gue cantik" dengus Tasya, Alana tertawa melihat interaksi keduanya
*****
Malam harinya, Tasya berada di rumah Alana sambil terdiam dia bingung nantinya harus seperti apa pada Vano, semenjak acara batik dia menjadi dekat dengan Vano
Tingtong! Tasya memang minta untuk menjemputnya dirumah Alana
"Cari Tasya ya? Aduh no Tasya tidur" ujar Alana, Vano mendengus mendengar panggilannya berubah jadi "no", Gadis ini mengganti namanya sesuka hatinya
"Alana bohong, gue disini kok" ujar Tasya dibelakang Alana, Alana terkekeh kemudian menggeser badanya
"cantik" gumam Vano
"udah sana hussh, eh nano nano jagain sobat gue bener² jan sampe lecet, lecet sedikit gue tonjok lo" ancam Alana tajam, dan menutup pintunya
Tasya terkekeh mendengar penuturan Alana
"Lo cantik" dua kata yg diucapkan oleh Vano berhasil membuat jantung Tasya berpacu cepat
'aduh, tenang dong sya' batin Tasya
Hallo, kennath mana?dikantongin dulu ya eheh
Votmen ya, feedbck?DM
Bayangin aja Penampilan Tasya kekgitu
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dia & Hati
Fiksi RemajaEmang bener ya kata orang Persahabatan antara laki laki dan wanita tidak ada yg tidak melibatkan perasaan, lalu apa yg terjadi jika 2 hati itu bersatu? Bagaimana jika salah satu dari mereka tumbuh rasa cinta?