Bagian 3

221 32 0
                                    

Hingga petandingan saat ini mereka juga tidak mendapat manager, sejujurnya tidak apa apa, tapi kasihan manager mereka sendirian begitu. Semuanya sudah bersiap dan memasuki bus. Tapi diantara yang lain Kenma yang tampak tidak mengerti kenapa hari ini begitu aneh.

Sebelum berangkat dia berencana mengambil sesuatu di lokernya tetapi sesuatu yang dia akan ambil itu berganti fokus menjadi sebuah origami yang burung yang sangat banyak, benar benar banyak. Tapi yang mencolok adalah burung warna hitam yang bertuliskan 'open me'  dan disana di tulis jika selesai bertandingan Kenma di minta untuk menemui si pengirim di luar gedung tempat pertandingan.

Tapi saat ini harusnya dia fokus pertandingan, karena lawannya tentu berat siapa lagi kalau bukan Fukurodani.

Sang manager dari tadi masih terlihat tenang tidak panik sama sekali sepertinya apa yang di bilang Yaku memang benar managernya bukan tipe yang seperti itu.

Semua telah siap dan segera pergi ke gedung pertandingan.

Rasanya pertandingan kali ini tidak jauh beda hanya aja ya banyak yang nonton. Kenma tampak tenang dia juga sesekali mengamati bangku penonton entah apa yang dia cari.

Benarkan pertandingan berjalan dengan biasa, sesekali Kenma menghembuskan nafas kasar, karena pertandingan kali ini sangat panjang, membuat energinya terkuras banyak sekali.

Kenma tidak sadar aja ada yang sangat sangat mengkhawatirkannya sangat. Dia benar benar berharap menang. Gadis itu masih mengamati jalannya permainan sesekali memperhatikan barang yang dia bawa semoga aja Kenma suka.

Scorenya dari tadi saling salip menyalip, padahal semua pemain sudah sangat lelah dengan jalannya permainan yang tidak usai ini. Tapi di menit menit akhir nyatanya mereka harus berakhir seperti ini.

Semua penonton dari tadi di buat berdebar dengan permainan mereka yang di lapangan, tapi akhirnya permainan usai.

Para pemain segera mengambil posisi dan berjabat tangan satu sama lain.

"Kau hebat sekali tadi" Kenma hanya tersenyum tipis dengan apa yang di katakan Akaashi.

Sang manager juga sudah menangis, mungkin menahan semua hal yang di rasakan saat melihat jalannya pertandingan.

"Kalian hebat sekali tadi" Yang lain tertawa sambil sambil menggaruk tengkuk mereka, mungkin karena tidak tau harus berkata apa, jarang sekali melihat manager mereka menangis seperti ini.

Pertandinganpun selesai, tapi urusan Kenma belum selesai.


13.05.20

Love is StrategyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang