Septa membuka pintu base camp Ratavs dengan tenang tanpa mendapat sebuah firasat apapun. Ia tetap memasang raut datarnya seperti biasa. Seolah apa yang telah terjadi padanya beberapa menit lalu di base camp sementara Red Devil tidak berarti apa-apa.
Baru saja ia hendak memasuki lebih dalam base camp yang nyatanya adalah rumah mewah. Satu bogeman langsung mendarat di hidung Septa. Bahkan hidungnya sampai mengeluarkan darah segar pertanda jika pukulan itu tidak main-main.
Septa tersungkur ke atas lantai. Ia hendak bangkit. Namun seseorang aahhh.. lebih tepatnya dua orang memegangi bahunya dan menarik paksa dirinya agar berdiri.
Baru saja Septa hendak menyela mengudarakan tanya yang membuat ia kebingungan. Tapi lagi-lagi satu bogeman mentah mendarat di perut Septa membuat cowok itu batuk seketika.
"SIALAN LO SEPTA SALAH RATAVS APA SAMA LO BANGSAT. KENAPA LO MENGHIANATI KAMI. KENAPA LO BOCORIN PERSEMBUNYIAN KAMI. ANJING LO BABI." Teriakan itu. Bukan teriakan yang berasal dari Galen. Tapi teriakan itu keluar dari mulut Raja. Dan dua orang yang memegangi bahunya adalah Dino dan Seno.
Semula ia memang keheranan. Tapi setelah mencerna apa yang Raja alunkan membuat ia paham. Bahwa pengkhianatan diam-diamnya sudah terbongkar. Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa mereka bisa tau jika ia berkhianat padahal Septa sudah memainkan peran seapik mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Namun Septa melupakan satu Fakta. Jika kemarin di saat ia memberikan gerakan refleks kala mereka sedang mengadakan rapat dadakan mengenai datangnya Red Devil ke Jakarta. Diam-diam mata tajam Galen memang memperhatikan gerak-gerik Septa yang mencurigakan.
Bagaimana tidak saat Alif mengatakan jika ketua datang ke restaurant miliknya. Septa yang semula menelungkupkan kepalanya diatas meja mendadak tegak kembali dengan raut terkejut yang kentara sekali terlihat. Bukankah setau Galen, Septa itu orangnya tidak pedulian? Bahkan ada gempa besar pun Septa lebih memilih tidur di atas kasur ketimbang berlarian menyelamatkan diri. Ya setidak peduli itu lah Septa. Boro-boro pada orang lain, pada dirinya sendiri juga ia masa bodo. Makanya saat Septa menunjukan reaksi tak biasa Galen mulai berasumsi jika ada sesuatu yang Septa sembunyikan.
Hingga kecurigaan Galen semakin menjadi saat Septa diam-diam memainkan ponselnya dengan menampilkan kolom chat pribadi dia bersama kontak yang ia beri nama 'Ketua sialan' dan tentu saja Galen langsung paham siapa orang yang diam-diam Septa hubungi tadi malam.
Jadi saat tadi Septa izin pergi. Diam-diam juga, Galen sudah memasang alat mata-mata berupa Kalung yang sudah ia rakit sedemikian rupa menyerupai kamera berukuran mikro. Agar apa yang Septa tuju dapat mereka pantau melalui layar laptop. Ya.. beruntungnya saat Galen memberikan kalung berbandul lingkaran itu, Septa langsung menerimanya tanpa menaruh curiga bahkan ia langsung memasangnya. Membuat rencana Galen berjalan dengan lancar.
Dan sekarang pengkhianatan Septa sudah terbongkar, membuat para anggota Ratavs kebakaran jenggot saat itu juga. Mereka tidak menyangka saja Septa si dingin berani berkhianat pada Ratavs yang notabenenya telah membesarkan nama dia. Ahh.. mungkin pepatah air susu di balas air Tuba. Pantas untuk perlakuan Septa pada Ratavs. sekarang Ddi mata Ratavs, Septa adalah orang yang tidak tau cara berterima kasih dengan benar.
"Kenapa lo ngehianatin kita hah? Kita salah apa sama lo Ta. Selama ini kita udah jadi keluarga. Bahkan lo, gue, Galen, Raja, Hans, Alif, Seno dan Alif sudah bersama-sama dari umur enam tahun. Tapi kenapa lo tega ngehianatin keluarga lo sendiri kenapa Ta?." Tanya Randa dengan nada yang terdengar bergetar. Ia masih syok omong-omong dengan fakta yang baru ia terima tadi.
Mendengarnya Septa menunduk. Ia tidak berani melihat sorot kecewa Randa bahkan anggota Ratavs yang di layangkan padanya.
"Sorry.. gue terpaksa." Lirih Septa. Mengundang decihan tak suka dari Hans.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Razen [COMPLETE] ✔
General FictionNamanya Arrazenva. Nama yang unik persis seperti orangnya. biasa di panggil Razen atau teman-temannya suka memanggil dia dengan sebutan 'si Mercon' itu di karenakan setiap Razen berbicara bawaanya ngegas mulu. udah ngegas pedes lagi. maka dari itu '...