Narren memasuki rumahnya dengan sarung Galaxy yang tersampir di pundak. Tak lupa ia juga mengucap salam. Setelah menyimpan sepatunya di rak sepatu, Narren pun berjalan menghampiri ruang keluarga yang terdengar berisik dengan perdebatan yang Narren yakini itu dari kedua kakaknya.
"Apa-apaan sih. Kak Isyam ngalah dong sama gue. Gue adik kak Isyam loh."
"Nggak ada. Seharusnya lo yang ngalah sama gue, lo kan adek gue."
"Ogah.. pokoknya lo yang harus ngalah."
"Najis."
Hah..
Narren menghela nafas pelan. Di tempatnya ia dapat melihat bagaimana kedua kakaknya tengah bergulat di depan layar televisi yang menampilkan sebuah permainan balap Mobil. Kekanakkan memang. Tapi itu adalah hal yang selalu Narren liat tiap harinya. Jadi sudah terbiasa. Biarlah mereka saling jambak-jambakan dengan berguling di atas karpet merah berbulu. Toh nanti juga kalo capek. mereka berhenti sendiri.
Baru saja Narren akan berlalu menuju kamarnya yang ada di lantai atas. Namun terhenti, di saat netra sipit cowok itu Menangkap sebuah presensi seseorang yang tampak anteng duduk diatas sofa memperhatikan pergulatan Risyam dan Jemmy dalam diam.
Tanpa melihat siapa orangnya pun. Narren tau siapa pemilik tubuh jangkung yang masih di balut seragam putih abu itu. Razen. Sepupu dari pihak ibunya.
Ia masih mematung di tempat, hingga Narren dapat merasakan tepukan di pundak kanannya membuat laki-laki itu menoleh ke samping Kanan. Dan dapat Narren lihat Sosok Galaxy yang sudah mengganti pakaiannya menjadi celana jeans hitam dengan hoodie merah tengah tersenyum ke arahnya.
"Mandi gih. Ren." Suruh Galaxy. Yang di balas anggukan oleh Narren. Tapi meskipun Narren mengiyakan perintah Galaxy, namun tungkai kakinya ia langkahkan menuju adik sepupunya. Yang entah kenapa kehadiran nya selalu membuat Narren bahagia. Sarung Galaxy sudah ia serahkan pada papanya, yang langsung mendengkus keras ketika mengingat kejadian beberapa menit yang lalu di depan gerbang rumah.
"Zen." Panggil Narren. Razen yang merasa terpanggil pun menoleh ke asal suara, dan matanya melebar melihat sesosok orang yang sedari tadi ia tunggu kehadiran nya.
"Kak Narren." Pekik Razen kepada cowok berlesung pipi itu. Ia langsung bangkit, lalu menghambur kedalam pelukan kakak sepupunya.
"Kangen banget ya ampun." Gumam Razen membuat Narren tergelak. Ia menyentil kening sang adik, lalu melepas pelukan Razen pada pelukan nya.
"Lebay lo Anjir. Tapi emang bener sih. Gue itu ngangenin parah. Ganteng juga." Narsis Narren. Terus terang saja ucapan Narren itu mendapat decihan tak suka dari Galaxy yang lagi-lagi entah sejak kapan sudah berdiri di samping putra bungsunya.
"Narsis banget kamu. Inget ya, kamu punya wajah ganteng itu hasil benih dari Papa asal mau tau aja. Jadi jangan kepedean. Kalo kamu ngerasa diri kamu ganteng. Masih ada papa yang lebih ganteng dari kamu. " Sahut Galaxy seraya menaik turunkan alisnya.
Risyam dan Jemmy yang sudah menghentikan aksi gulat mereka. Memasang pose ingin muntah. Papanya itu ya Tuhan.. Narsisnya semakin bertambah saja setiap hari. Kedua kakak Narren itu bahkan sudah lelah mendengar kepercayaan diri Galaxy yang terlalu over.
Narren sontak memutar bola matanya malas. Lalu menatap Papanya dengan tatapan menantang. "Ganteng ya? Kok pake kolor Tinkerbell sih."
Suara gelak tawa terdengar keluar dari mulut Risyam dan Jemmy kala mendengar sindiran keras Narren. Yang mereka yakini mampu memukul telak hati Galaxy. Liat saja wajah pongah Galaxy kini luntur digantikan dengan raut yang di tekuk luar biasa.
"Nyebelin banget punya anak." Gumam Galaxy pelan. Melengos pergi menuju dapur, tentu saja untuk menutup warna pipinya yang merona malu, karena ucapan Narren tadi. Dan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Razen [COMPLETE] ✔
Ficción GeneralNamanya Arrazenva. Nama yang unik persis seperti orangnya. biasa di panggil Razen atau teman-temannya suka memanggil dia dengan sebutan 'si Mercon' itu di karenakan setiap Razen berbicara bawaanya ngegas mulu. udah ngegas pedes lagi. maka dari itu '...