02

1.7K 212 53
                                    

Wellcome back in my story Junew. Ketemu lagi dengan cerita abal abal bikinan Angel yang ngga jelas. Awkwkwkkkkkk.....






















































Happy Reading Guys-!!!!

( *¯ ³¯*)♡
























































~oOo~

Waktu terasa berjalan dengan cepat, tanpa terasa sudah keesokan harinya. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, namun seorang pria cantik yang tak lain adalah Choi Chanhee yang kini bermarga Lee Chanhee nampak sudah terbangun.

Ia pun duduk bersandar kepala ranjang. Memperhatikan pria tampan, suaminya yang masih terlelap. Ya, pria itu Lee Juyeon.

Merasakan tenggorokannya terasa kering. Chanhee pun meraih gelas berisi air putih di atas nakas. Namun, gelas itu terjatuh, membuat suara pecahan dan Juyeon yang terbangun karena terkejut.

Ingatan Chanhee menerawang, mengingat kembali memori ketika Juyeon dengan sengaja menjatuhkan cangkir kopi. Lalu memintanya untuk membersihkan pecahan itu juga harus bersih seperti sebelum terkena tumpahan kopi. Di tambah Juyeon menginjak tangannya ketika mengambil pecahan cangkir hingga pecahan cangkir tadi menancap di tangannya.

Seketika tubuh Chanhee mengigil ketakutan dengan peluh membasahi sekujur tubuhnya. Ia nekat mengambil pecahan gelas tadi dengan tangan gemetar.

Juyeon yang baru sadar sepenuhnya terkejut. Langsung menghampiri Chanhee dan membuang pecahan gelas itu. Membawa tubuh mungil istrinya kedalam dekapannya. Dapat ia rasakan tubuh mungil dalam pelukannya itu bergetar hebat.

"Jangan lakukan itu, aku tak mau kamu terluka sayang." Bisik Juyeon di telinga istrinya itu.

Sembari terus membisikkan kalimat penenang. Juyeon mengendong istrinya, membawanya naik ke ranjang. Membawanya berbaring masih dengan mendekap Chanhee. Mengeratkan dekapannya, membuat Chanhee lama kelamaan terlelap.

Tanpa sadar, Juyeon kembali meneteskan air matanya.

























































~oOo~

Bukannya membaik, kesehatan Chanhee kian hari makin memburuk. Bahkan dokter Jisung mulai tak yakin dan menyarankan agar Chanhee di bawa ke RSJ.

Tentu saja keluarga 'Lee' langsung di tolak mentah mentah saran dokter Jisung itu. Shinhye nampak tak bisa menghentikan tangisnya. Jongsuk yang kelimpungan dengan urusan baik rumah maupun kantor.

Sementara Juyeon, ia hanya mampu mengalahkan dirinya. Dirinya yang telah menyakiti juga tak berhasil melindungi istrinya itu.

Dokter Jisung pun meminta tambahan dokter untuk menjaga juga mengawasi baik Chanhee maupun Juyeon yang mulai gejala depresi. Jongsuk mengiyakan dan menyerahkan semuanya keatas kendali dokter Jisung.

Juyeon mengenggam satu tangan Chanhee. Mengusap tangan istrinya itu dengan ibu jarinya. Chanhee hanya diam tanpa merespon dengan tatapan kosong seakan tak bernyawa.

Bahkan Juyeon menemani Chanhee yang terjaga 24 jam. Ya, baik Chanhee maupun Juyeon mengalami insomnia parah. Namun, Juyeon masih sadar dan mencoba untuk beristirahat jika dokter Jisung juga suster Irene, istri dokter Jisung datang untuk merawat juga menjaga Chanhee.

Seperti saat ini, Juyeon nampak duduk di pinggiran kolam renang dengan kaki ia rendam ke dalam kolam. Melihat dokter Jisung di bantu suster Irene melakukan trapi berjalan untuk Chanhee. Sesekali Chanhee terpeset, namun dengan cekatan dan sigap baik dokter Jisung dan suster Irene menahan badan Chanhee.

Juyeon hanya diam hingga sebuah tepukan mendarat di pundaknya. Ia pun menoleh dan mendapati Jongsuk yang tersenyum hangat kearahnya dengan membawa segelas air dan beberapa obat di tangannya.

"Minumlah dulu, kau harus tetap sehat untuk istrimu." Ucap Jongsuk.

Juyeon menganggukkan kepalanya. Lalu menerima segelas air dan beberapa obat yang Jongsuk berikan. Lalu lekas meminumnya tanpa kata.

Jongsuk mengusap kepala anaknya itu sayang, "Sekarang naiklah ke kamar dan cobalah untuk tidur. Agar nanti malam kau bisa menemani istrimu lagi." Tegasnya.

Juyeon menganggukkan kepala nya paham. Namun, netranya kembali menatap Chanhee yang masih melakukan trapi.

"Juyeon." panggil Jongsuk.

"Iya, aku akan istirahat." Jawab Juyeon.

Ia pun beranjak masuk kedalam rumah. Sementara Jongsuk menatap Chanhee yang tengah melakukan trapi.

'Cepatlah sembuh, sebelum semuanya semakin kacau.' batin Jongsuk frustasi.

























































~oOo~

"Ini...., dimana-?"

Chanhee menatap sekeliling tempat ia berada sekarang. Semuanya hanya kegelapan, di segala penjuru.

Chanhee takut namun ia tetap melangkah. Menyusuri ruangan hampa itu sendirian. Sesekali ia mendengar suara-suara yang sangat ia kenali.

Suara Juyeon, mama Shinhye, Hyunjae, Sangyeon, bahkan papa Jongsuk. Ia mencoba menjawab, namun semua orang seakan tak mendengar ucapannya.

Ia terkurung, di suatu tempat yang tak pernah ia ketahui. Ia bahkan tak bisa mengetahui waktu, sudah berapa lama ia berada di ruangan hampa gelap gulita ini.

"Apa iru-?"

Hingga ia menemukan sebuah layar seperti hologram. Menampilkan sebuah gambaran sudut pandang dalam dirinya.

Chanhee dapat merasakan pergerakan tubuhnya, namun semuanya kaku. Ia mulai memikirkan untuk mengangkat tangannya dan ia akhirnya dapat melihat tangannya terangkat dari layar.

"Bisa-!"

Apa mungkin ini ilusi, ia terjebak di dalam ruangan yang ada di dalam fikirannya.

"Apa mungkin aku harus menemukan cara untuk mendapatkan kesadaranku sepenuhnya-?"

Chanhee bertanya kepada dirinya sendiri.

"Tapi, bagaimana caranya-?", ia mulai berfikir

























































~oOo~

Bersambung

























































Jadi gimana, setelah sekian lama aku ngga update. Alur ceritanya makin ngga jelas (ಥ ͜ʖಥ). Semoga kalian masih betah buat ikutin chapter berikutnya (╥ω╥').

MY ANGEL || SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang