04|Taruhan

150 26 3
                                    

Setelah camp musim panas itu, seperti kerasukan, Kim Taehyung berubah menjadi lebih jinak pada Yoongi. Ketika mereka bertemu, meski masih sering menjahili Yoongi, Taehyung akan langsung mengalah setelah melihat wajah merah padam menahan amarah milik Yoongi, bahkan tertawa karenanya. Yoongi sendiri terheran-heran, bahkan kadang bergidik ngeri mengingat lelaki tan itu lebih sering tersenyum padanya daripada menunjukkan raut angkuh atau menyebalkan seperti biasanya. Satu kampuspun, ikut geger. Banyak yang menduga jika sikap Taehyung yang berubah pada rival sehidup sematinya itu, diakibatkan oleh aksi heroik Yoongi yang mengobati Taehyung dari gigitan ular saat camp musim panas. Bahkan Taehyung dan Yoongi selalu diledeki oleh Seokjin dan Jimin saat keduanya berkumpul bersama dikantin. Seperti saat ini.

"Ohh...Jimin-ie lihat, mereka sangat akur! apakah mungkin bisa terjadi sesuatu kepada mereka?"Seokjin memulai dengan mengarahkan pandangan menggoda ke arah dua sejoli yang sedang asik melahap makannya masing-masing.

Jimin mengangguk-ngangguk, dengan mulut bebeknya yang dibuat sedikit maju, dan jangan lupakan dahinya yanng berkerut. "Tentu saja Seokjin-ie, tapi apa yang bisa terjadi pada mereka hmm...?"

Taegi mulai penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh Seokjin dan Jimin yang dijuluki duo ember tersebut. Keduanya kompak menyimak ucapan duo ember itu dalam diam, dengan kedok mengunyah makanan mereka.

Seokjin dan Jimin seakan bertelepati.Keduanya terkekeh jahat dalam hati melihat target mereka memakan umpan. Seokjin kembali melanjutkan. "Yaa...sesuatu seperti pasangan kekasih begitu?"

Blussh!

Sontak, dua orang yang dikenal sebagai duo rival kampus itu salah tingkah. Mereka saling menengok kearah berlawanan dengan wajah yang sudah berwarna seperti lipstik ibu-ibu rempong. Jimin dan Seokjin kemudia tertawa-tawa seperti dunia hanya milik berdua dengan suara toa mereka sembari ber high five ria.

Yoongi mendengus sebal. Andai bisa, ia ingin sekali menendang kedua temannya itu sampai ke Antartika.

"Hei...sudah-sudah, kalian ini menggoda mereka terus. Para dosen sedang membicarakan turnamen tahun ini," Namjoon datang bak angin segar untuk dou Daegu itu.

Mereka akhirnya sibuk membahas turnamen itu. Apalagi Yoongi, Taehyung, dan Jungkook ditunjuk menjadi pesarta turnamen dibidangnya masing-masing oleh pihak kampus.

👾👻👾👻

Yoongi kembali menghela nafas lelah. Dengan menenteng malas ransel dibahu. Pikirannya kini hanya dipenuhi oleh empuknya kasur yang akan segera menyambutnya, dan harapan itu musnah ketika suara bernada bass yang amat dikenalinya itu memanggil namanya.

"Min Yoongi!"

Yoongi menoleh dengan malas. Inginnya tidak menanggapi dan terus berjalan, namum suara itu terasa sangat mengganggunya, dengan terpaksa ia berbalik dan memasang raut paling malasnya, mencoba memberi tahu bahwa ia sedang sangat-sangat tidak mengharapkan keberadaan alien kampus itu.

"Ada apa, kau tidak lihat wajah malasku?"

Taehyung langsung menyahut dengan semangat yang membara. "Ayo bertaruh!"

"Hah?"

"Iya, ayo bertaruh! Jika salah satu dari kita menang diturnamen kali ini yang kalah harus menuruti permintaan yang menang, jika seri maka taruhan ini batal, bagaimana?"

Yoongi menyunggingkan seringai liciknya. "Huh, tentu saja! Bersiaplah kalah, Kim Taehyung!"

Taehyung ikut menyeringai. Membuat Yoongi merasakan tanda bahaya dan rasa ingin mengalahkan Taehyung semakin besar. Taehyung mengulurkan tangannya. "Deal, Min Yoongi?"

•σncє upσn α tímє•[tαєgí]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang