Deg-deg an

32 3 0
                                    

     "Duh bang Raka mana sih,katanya mau jemput,udah panas lagi"keluh Bulan.Hampir 20 menit dia menunggu Raka Bulan cemberut dia berjanji tidak akan bicara pada Abang nya itu.

    "Tit...tit.."

     "Naik!"ucap seseorang itu

     Ya karena lama menunggu Raka.Akhirnya Bulan memutuskan untuk berjalan saja.Langkahnya terhenti dan menoleh kesamping.Seseorang menyuruhnya naik ke motor besarnya itu.

     Bulan mengernyitkan dahinya.Dia tidak mengenal orang itu.Ayah selalu berkata untuk tidak mudah percaya pada orang asing."ya tuhan,siapa dia?apakah dia mau culik Bulan? Ahkk Bulan tidak mau, Bulan masih mau raih cita cita Bulan"batin Bulan.

      Bintang sadar,gadis itu takut padanya.Pasti gadis itu sedang memikirkan hal aneh pada dirinya.Bintang pun membuka helm nya dan wajah nya tetap datar.(seperti ini guys -_-)

    "Buruan naik!"

    "Tap..."

    "Lo mau di culik preman disini? Yaudah gue tinggal" ucap Bintang yg mulai mau meninggalkan gadis itu.

    "Eh. Eh tunggu.gitu aja marah"ucap Bulan sambil naik ke motor besar itu.

     Eh mengapa gadis itu jadi marah padanya? Kan seharusnya Bintang yang marah,gadis itu terlalu lama mikir.Yaa cewek selalu benar dan cowok selalu salah. (Sabarr bos kuh😂)

    "Pegangan"!

    "Hah?

    Bintang akhirnya menarik kedua tangan Bulan dan mingkarkannya di perut Bintang.Bukan,Bintang tidak mau modus.Hanya saja cuaca sedang mendung dan sebentar lagi hujan.Bintang menambah kecepatan motornya Dia tidak mau gadisnya basah kuyup dan sakit.

    "Aduh,kok aku deg deg an ya,apa jangan jangan aku ada penyakit jantung?batin Bulan.

   "Nyaman ketika berada didekat gadis ini"batin Bintang.

    Hampir 20 menit mereka telah sampai di rumah Bulan.Bulan belum mengucapkan terimakasih tetapi Bintang telah dulu melesat jauh meninggalkan kannya yang sedang kesal.

     "Ishh nyebelin banget sih tuh cowok,untung ganteng.Eh? Tidak tidak dia jelek!"batin Bulan sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

     "Bunda!!Bukan pulang!"teriak Bulan

     "Loh anak bunda kok mukanya cemberut gitu? Ada apa hm?"tanya bunda

    "Ahh tidak apa apa Bun,Bulan keatas duluya" ucap bulan.

    Tok...tok..!!

    "Dek,ini Abang buka pintunya"ucap Raka.

    "Apa"? Jawab Bulan ketus,melipatkan tangannya di dada dan memalingkan wajahnya.Raka menahan ketawanya melihat tingkah lucu adiknya itu.Sangat menggemaskan bila sedang marah.Dan Raka yakin,Bulan tidak pernah lama lama marah padanya.

      "Kamu marah ya sama Abang? Maafin Abang ya,tadi Abang antar Chelsea (pacar Raka) ke rumah sakit Mamanya sakit" ucap Raka

     "......"

      "Huh,Yaudah deh Abang traktir makan es krim" ucap Raka.Raks yakin Adiknya itu tidak akan marah lagi padanya.

     "Yaudah ayo"ucap Bulan antusias.Raka hanya terkekeh melihat tingkah lucu adiknya.

     "Siap siap sana,Abang tunggu dibawah"! Ucap Sean mengacak rambut Bulan
  
     "Siap bos!"

*Skip taman kota*

    "Mau rasa apa dek?" Tanya Raka

    "Bulan mau rasa coklat dan vanila"

    "Yakin sebanyak itu?"

    "Yupss" jawab Bulan.

   Bukan dan Raka tertawa dibawah sinar rembulan yang terang.banyak orang mengira mereka sepasang kekasih,lucu emang padahal mereka saudara.Tanoa mereka sadari ada seseorang yang menatap mereka dengan kecemburuan.Ya dia adalah Bintang.Bintang telah menetapkan hatinya pada gadis itu.Dia tidak tau bahwa lelaki itu adalah abangnya Bulan.

     "Kok aku ngerasa ada yang liatin aku ya?"batin Bulan.

     "Bang,pulang yok,bulan udah ngantuk" ucap Bulan sambil menguap.

     "Yaudah Ayo,".Raka merangkul bahu adiknya itu.


*Telah kutetapkan hati ku padamu,
Apakah kau merasakan hal yang sama denganku? Sebuah desiran hangat menjalar di tubuhku ketika didekatmu*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang Dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang