Wendy menyandarkan tubuhnya di pintu mobil. Ia menunggu istrinya keluar dari kampus karena tadi kebelet pipis jadi kembali masuk ke gedung kampus untuk ke WC sebentar.
Bersama Jennie tentunya. Itu anak akhir-akhir ini nempel sekali dengan Irene. Kemana-mana bersama Irene. Pulang bahkan minta antar WenRene ke rumah kemudian sering nyempil di sekitar kampus bersama Irene.
" Ya!! Palli!!" Kesal Wendy mendorong Jennie agar mendekati Lim.
" Yaa~~oppa!!" Teriak Jennie yang langsung berbalik, berdiri di belakang Irene sambil menggandeng lengannya.
" Heiisss!! Dia ingin mendekatimu!" Oceh Wendy yang berjalan di belakang sang istri. Irene menemani Jennie bertemu dengan Lim. Jennie masih malu namun Lim yang malu-maluin. Tapi dia terlihat tenang. Seorang Lim bisa setenang ini? Mwoya!?
" Dia pulang denganmu." Kata Wendy langsung membuat Jennie menatap kejut ke arahnya.
" Ya!!" Bisik Jennie sambil meremas-remas gandengannya pada Irene.
" Aku mau pacaran dengan Irene. Kamu mau mengganggu?" Tanya Wendy pada Jennie yang cemberut kesal dan dia lirik Lim di depan Irene yang ikut takut-takut karena ada Irene di sana.
Lim sangat takut pada Irene. Ntahlah karena apa. Tapi Lim sungguh segan pada Irene yang terlihat banyak diam atau kadang kalau menatap pasti tanpa ekspresi. Jadinya Lim lemas saat harus bicara pada Jennie.
" Ada apa denganmu? Bawa dia pulang ke rumah." Kata Irene membuat Lim mengangguk manut.
" Palli Jennie-ah..." Kata Irene melihat Jennie cemberut lesu menatapnya.
" Ayolah...kamu biasanya sering dengan Lim. Kenapa kalian bertingkah aneh saat pacaran!? Pergilah. Luangkan waktu berdua." Jelas Irene sambil menoleh ke arah Lim lagi.
" Tidak apa kalian pacaran. Tapi aku meminta sekali hal ini padamu Lim." Lim memperhatikan dan telinganya akan terbuka lebar untuk mendengar omongan Irene.
" Ibu Jennie menitipkan anaknya padaku. Kalau Jennie kenapa-napa, aku yang akan di tanya oleh orang tuanya duluan. Tolong jaga Jennie kalau kamu sanggup pacaran dengannya. Jadilah cowok yang peka dan bertanggung jawab."
" Ne!!" Angguk Lim. Jennie memperhatikan Lim yang manut sekali saat Irene memberikan banyak keluhan terdalamnya soal Jennie. Pasalnya dia yang harus tanggung jawab selagi Jennie berada di Korea tanpa pengawasan Mommy nya.
Orang tua Jennie percaya pada Irene karena tau Irene sudah berkeluarga dan mengerti banyak tentang anaknya. Mommy kim menganggap Jennie seperti anak Wenrene.
" Jaga dia Lim." Pinta Wendy. Lim mengangguk pada Wendy yang berbalik, tersenyum singkat untuk menggoda Jennie yang berdiri di samping Lim sambil menatap sipit kesal kepergian Wendy yang mengikuti sang istri dari belakang.
Lim masih memperhatikan Wenrene sampai mereka sudah tidak terlihat di dekat nya. Ia pun menoleh pelan ke arah Jennie yang ikut melirik ke arahnya.
" A-a-aku ambil motor dulu. Tunggu disini." Lim berlari cepat ke parkiran motor. Ia sesekali melihat Jennie di belakang sana karena takut hilang di culik orang. Dan dia takut kalau saja Irene marah jika Jennie kenapa-napa. Bisa-bisa tangan Lim terpisah dari badan kalau melanggar janji dengan Irene.
Bruk!! Lim tersandung polisi tidur pembatas parkiran motor. Jennie menutup mulutnya, menahan tawa melihat pria itu cengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Malu-maluin banget gua!! Punya pacar baru buat grogi tiap hari! Gini rasanya ya. Apa emang gua yang suka ngardus sana sini tapi nggak tau bakal kek gini jadinya kalau punya pacar sendiri. Haduhh... Jennie menggoda iman bat!!" Sibuklah Lim bergumam sambil memakai helm dan naik ke atas motornya setelah memutar tas kecilnya ke depan dada agar nanti saat menggoncang Jennie tidak menggangu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret ✓ [C]
FanfictionNikah diam2, status suami istri juga diam-diam. " Secret..." - Wenrene. SLOW UPDATE