4 (Indonesia)

49 21 12
                                    

Jakarta, Indonesia
14.00 WIB

"Marcel... bangun, nak.." Yanti membangunkan putra kesayangannya dengan lembut.

"hoooaammmmm" Marcel menguap sambil mengucek pelan matanya.

"kamu pasti jetlag ya"

"iya ma, tapi aku udah lumayan kok jam tidurnya" ucap Marcel pada Yanti.

"bagaimana perasaan kamu sekarang?" tanya Yanti pada Marcel.

aku seneng banget ma! aku ngerasa jauh lebih baik" jawab Marcel dengan girang. "makasih banyak ya, ma.." Marcel memeluk ibunya.

"sama sama sayang. kamu tetap harus jaga kesehatan kamu ya, besok kita kerumah sakit untuk mengurus kemoterapi kamu, ya"

"iya, ma... pokoknya Marcel akan jalanin semuanya, yang penting mama, papa, caca, ada buat Marcel"

"yaudah.. kamu mandi ya.. habis itu makan, mama mau telfon teman mama dulu"

Yanti meninggalkan Marcel yang masih duduk diatas kasur.

Marcel mengambil bingkai foto yang disana terdapat 2 anak laki laki dan 1 anak perempuan, ya, itu Marce, Tasya, dan Vano.

jantung Marcel berdegup kencang. Ia membayangkan jika nanti Marcel bertemu dengan 2 teman kecilnya itu.

Marcel tersenyum kecil membayangkan, ia memeluk kedua sahabat kecilnya itu.

tapi apakah mereka mau menerima Marcel yang sekarang dengan penyakit yang ada dalam dirinya?

"huft.."

Marcel menghela nafas.

***

jari jemari tangan Marcel bermain lincah diatas tuts piano. Marcel sangat berbakat dibidang seni.

menurutnya, seni membuat Ia jauh lebih tenang dan bisa melupakan masalahnya sejenak.

suara Marcel juga cukup indah, penyakitnya saat ini tak menghalangi Marcel untuk melatih suaranya dan bakatnya dibidang musik.

Marisha tak sengaja mendengar seseorang bermain piano dan menyanyi. ia langsung menghampiri Marcel.

"selalu jatuh cinta sama suara kakak" Ucap Marisha sambil memeluk kakak nya itu.

Marcel langsung menghentikan aktifitasnya itu. "ehh.. ca, bisa aja kamu" Marcel mengacak rambut Marisha dengan gemas.

"kak, besok sebelum kakak kerumah sakit, aku mau ajak kakak ke suatu tempat" ucap Marisha pada kakaknya itu.

"mau kemana, ca? emangnya kamu tau tempat tempat di Jakarta?"

"ummmm... ada deh...." Jawab Tasya dengan cengirannya.

"iiihhhhh kamu ya....nyebelin deh..." Marcel menggelitiki adik kesayangannya itu.

"kakkkk.... gelii.. tau....." Ucap Marisha

"hahahahhahaha" Marcel tertawa.

"oh iya, kak... gimana perasaan kakak sekarang?" tanya Marisha.

"seneng dong, Ca. kamu doain aku biar aku bisa sehat lagi ya..." ucap Marcel pada Marisha sambil tersenyum penuh harap.

"pastilah, kak. Aku terus doain kakak" sahut Marisha sambil tersenyum.

"ehh... anak anak papa, akur banget, sihh.." Christian datang menghampiri Marcel dan Marisha.

"eehh, ada papa bos. kita kan selalu akur, ya kan, Ca?" tanya Marcel sambil menaikkan satu alisnya pada Marisha.

"gak selalu akur Pa... kadang Kak Marcel gakmau ngalah sama aku" jawab Marisha mengerutkan dahi nya.

"hehehehe.. peace out babe" Marcel mengusap kepala adiknya dengan gemas.

"Ca.. kamu udah bilang ke Marcel?" tanya Christian.

"udah dong, pa" jawab Marisha.

"ishh.. emangnya kamu bilang apa sama aku?"

"tadi kan aku bilang, kalau besok aku mau ajak kakak ke suatu tempat"

"iya, nak. besok bangunnya jangan siang siang loh ya" Christian mengingatkan putra nya karena Marcel bisa dibilang kebo.

"siap grak, papa bos!" Marcel memberi tanda hormat sambil tersenyum.

***

20.00 WIB.

Marcel baru saja menyelesaikan makan malam dengan orangtua dan adiknya.

ting...ting..

bel rumah berbunyi menandakan ada orang yang ingin bertamu.

"biar Marcel aja yang buka" ucap Marcel pada mereka.

Marcel bergegas menuju pintu rumahnya itu.

Ia mengerutkan dahi, sudah malam begini ada yang berkunjung?

deg.... mereka?..

Tasya dan Vano. mereka kembali.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang