~Hujannya deras,kasihan tanahnya~
hari ini aku sendiri lagi di rumah yang lumayan besar menurutku,duduk terdiam hanya ditemani segelas teh hangat kesukaanku. Di ruangan ini,tempat dimana aku merasakan ketenangan dari berbagai sifat antagonis manusia yang begitu menyakiti hati. Dimana lagi kalau bukan kamarku.
Suara hujan diluar sana terdengar semakin keras. Suara gemuruh yang bersahut-sahutan seakan menunjukkan sebuah perlombaan paduan suara.
Aku duduk sembari menyesap teh hangatku,berharap dinginnya cuaca saat ini mampu tersamarkan walau tak sepenuhnya,sambil menatap kaca jendela yang mengarah ke depan rumah,tidak ada bintang ataupun bulan disana hanya ada pemandangan genteng rumah yang basah akibat langit yang terus saja menangis dengan derasnya.
Sunyi
Itulah hidupku
Hanya ada serpihan serpihan peristiwa masa lalu yang mampu menghiburku pada keadaan seperti ini.
Rindu..
Ah pada siapa aku berhak mengucapkan kata itu,sudahlah tak apa..Drttt drttt drttt
Suara getar dari ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk. Aku pun mengambil benda kecil berbentuk kotak itu di atas meja belajarku.
+6285851925***
La
21.53Aku mengerutkan dahiku,ada pesan masuk tapi dari nomor tak dikenal.
Siapa ,batinku
Aku berusaha mengabaikannya.
Ah tapi aku tidak bisa bagaimana kalau temanku yang mengganti nomor ponselnya.Gitara Taniasilla
Siapa?
22.02Akhirnya setelah sekian menit berfikir aku pun membalasnya.
Tak apa siapa tau temen sekolah,pikirku
Hampir 10 menit tapi tidak ada balasan dari nomor itu,bukan. aku hanya ingin tau nomor siapa itu, jangan berfikir aneh aneh. akupun mematikan ponselku lalu beralih ke kegiatanku yang tertunda tadi.
hembusan angin yang kencang membuat korden kamarku beterbangan,rupanya aku lupa menutup jendelanya. aku bergegas menutup jendela kamarku,tak sengaja melihat rumah didepanku yang sudah lama tak ditinggali. Gelap,tak ada cahaya sedikit pun, melihatnya sendiri saja membuat bulu kuduk ku merinding. padahal kalau siang rumah itu terlihat sangat mewah dan bersih,karena selalu dibersihkan oleh tukang kebun suruhan yang punya rumah.
tanpa pikir panjang aku langsung menutup korden nya rapat-rapat,bukan karna takut. cuma saja cuaca saat ini sangat dingin.
aku kembali duduk dan meminum teh yang sudah agak dingin.Aku pun kembali bergelut dengan pikiranku yang entah kenapa seperti orang stress akhir-akhir ini.
Ha..ha..ha
wait !!!
bagaimana aku tidak stress?anak mana yang tidak stress kalau keadaan lingkungannya yang membuat dirinya seperti ini.
Keluarga?
Oh bahkan aku sendiri sepertinya tidak tau apa itu arti dari keluarga.
Kenapa?
Nanti kalian akan tau sendiri.Sudahlah aku tidak ingin bersedih lagi, aku mau mengistirahatkan pikiranku dulu,aku lelah sungguh dengan keadaan. Hari ini cukup sampai disini jangan mulai lagi.
aku melihat jam dinding yang berada tepat dibelakangku. "ah udah jam 11 aja,pantesan ngantuk banget"ucapku. aku berajak dari sofa lalu sesegera mungkin merebahkan tubuhku di ranjang,tak lupa mematikan semua lampu yang ada di kamarku,karena aku tidak suka tidur dengan keadaan lampu yang menyala.
semoga mimpi indah, pintaku
karna menurut ku hanya dengan mimpi indah seolah olah aku merasa jadi manusia yang bahagia,tanpa ada yang mengusiknya.
Good Night~
Gitara Taniasilla
KAMU SEDANG MEMBACA
GiTar
Teen Fictionkau tidak akan menyadarinya saat hal itu masih ada dalam genggamanmu rumah yang besar,teh dan cake buatan chef atau bunga yang Indah dipajang di rumah mu bahkan orang-orang yang berarti untukmu. kau baru menyadarinya untuk pertama kalinya saat semua...