13

9.9K 875 46
                                    

"APA?!!"

Jennie tersentak kaget saat kedua sahabatnya itu berteriak kencang. Dia bahkan bisa merasakam bahwa jantungnya melompat. Yang benar saja, Jennie tidak mau mati muda. Terlebih lagi, dengan cara yang tidak elegan seperti ini.

"Jangan berteriak seperti itu. Kalau appa dan eomma dengar, kalian akan digantung." Kesal Jennie, membuat Jisoo dan Rose langsung membungkam mulut keduanya. Iya, Jisoo dan Rose datang mengunjungi Jennie. Entah kebetulan atau apa, Jennie juga sebenarnya bermaksud untuk bertemu kedua pasangan yang mesum di apartment kemarin.

Jisoo dan Rose bukan tanpa alasan mereka kaget. Jennie menceritakan semuanya kepada Rose dan Jisoo, termasuk cerita tentang dirinya yang telah berhubungan badan dengan Lim. Tentu itu membuat Jisoo dan Rose kaget. Bayangkan, seorang Jennie Kim yang mengatakan bahwa dia membenci Lim, malah menyerahkan virginnya kepada pria yang katanya ia benci itu.

"Jen, kau serius kemarin kau tidak mabukkan?" Tanya Jisoo.
"Tidak, aku yakin. Aku bahkan hanya meminum 3 gelas wine saja bersama dengan Irene saat itu. Ayolah kalian kenal diriku, bagaimana bisa hanya dengan 3 gelas wine saja aku sudah mabuk?" Jawab Jennie, sungguh dia tidak mabuk kemarin. Dia dan Lim melakukannya dalam keadaan sadar.

"Apa kau menonton film dewasa unnie? Mungkin saja habis menonton, kau jadi bergairah." Rose bertanya, dan Jennie menggelengkan kepalanya.
"Ini semua gara-gara kalian berdua." Seketika Rose dan Jisoo kaget. Kenapa jadi mereka yang disalahkan oleh Jennie?

"Kemarin setelah dari apartment Irene, aku berniat pergi ke apartmentmu Rose. Aku rasa tidak ada gunanya aku bertanya kepada Irene perihal perasaanku kepada Lim, jadi aku memilih bercerita padamu. Kupikir kau lebih lihai dalam hal ini. Tapi begitu sampai, aku mendengar desahan kalian berdua. Heol, kalian melakukannya sebelum menikah?" Cerita Jennie, sontak wajah kedua sahabatnya langsung memerah.

"Aku tidak keluar didalam, jadi Rose tidak akan hamil. Tapi tenang saja, aku melakukan itu bukan karena aku memanfaatkan Rose, aku akan menikahinya secepatnya Jen." Jennie menganggukkan kepalanya.
"By the way, kalian datang disaat yang tepat. Sebentar lagi Lim akan diberi waktu beristirahat. Bagaimana jika kita sama-sama kerumah sakit?" Tanya Jennie.

"A-apa? Kurasa kami melewati banyak hal, apa yang terjadi? Waktu istirahat Lim? Rumah sakit? Kau membuatku bingung Jen." Jennie menepuk keningnya pelan.
"Oh iya, aku lupa menceritakannya kepada kalian. Sebenarnya-"

"Eomma."

Jennie, Jisoo, dan Rose menoleh kearah seorang anak kecil.
"Oh hai sayang, baru bangun hm?" Tanya Jennie sembari mengelus rambut Soo Jeong dengan lembut.
"Ne, dan Soo Jeong sudah mandi." Jawab Soo Jeong.

"Ok Soo Jeong, kenalkan ini Jisoo samchon, dan Chaeyoung imo. Say hi to them honey." Ucap Jennie, membuat Soo Jeong menatap Jisoo juga Rose.
"Samchon, imo, annyeong haseyo~" Soo Jeong membungkukkan badannya 90°. Rose langsung dibuat gemas.

"Jen...jelaskan ini juga pada kami." Ucap Jisoo pelan, namun dapat didengar oleh Jennie dengan jelas.
"Hi baby, samchon dan imo adalah sahabatnya eomma dan appamu. Kau cantik sekali sayang." Mendengar pujian itu, Soo Jeong tersenyum manis. Gadis mana yang tidak senang di puji.

"Samchon juga tampan, tapi lebih tampan appa. Iyakan eomma?" Mendengar itu, Jisoo yang awalnya tersenyum karena dipuji itu kembali melunturkan senyumnya saat mendengar kalimat Soo Jeong yang terakhir.
Jennie tertawa dan menganggukkan kepalanya, sedangkan Rose mengulum senyumnya saat melihat reaksi Jisoo.

"Ya ya ya, memang appamu tampan, jika tidak mana mungkin eommamu mencintainya." Ucap Jisoo asal-asalan. Jennie menatap Jisoo dengan tatapan protes.
"Kenapa? Ada yang salah pada kalimatku?" Tantang Jisoo kepada Jennie.
"Iya, salah." Balas Jennie.

Fighting in Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang