06

9.8K 906 48
                                    

Hal pertama yang menyapa Lim saat memasuki midnight club ini adalah, suara musik yang memekakkan telinga, tubuh-tubuh manusia yang bergerak liar mengikuti irama musik, bau alkohol serta bau rokok yang sontak membuat Lim mengerutkan keningnya. Dirinya tidak bingung dengan situasi ini, itu hal yang biasa mengingat ini adalah kandangnya para singa. Namun dirinya merasa terganggu. Bukan hanya dengan suasananya yang berisik, namun juga karena sedari tadi dirinya dapat merasa bahwa banyak sekali wanita penggoda menatapnya lapar, seolah-olah dirinya adalah mangsa yang lezat.

"Jisoo-ssi! Apa tidak ada tempat lain selain tempat ini?!" Suara perlu dinaikkan jika ingin berbicara ditempat seperti ini, lantaran suara musik yang mengalahkan suara manusia.
"Tidak disini Lim, kita akan pergi menuju ruang VVIP untuk bertemu dengan kenalan Rose." Jisoo melingkarkan lengannya dibahu Lim dan tersenyum menis kepada suami dari sahabatnya itu.

Sengaja Jisoo melakukan itu, karena dirinya sadar akan tatapan wanita-wanita penggoda yang menatap Lim dengan buasnya. Sedikit saja Jisoo lengah, Lim pasti sudah ditarik oleh para bitch itu.

Pintu ruangan terbuka lebar dan 3 orang wanita tengah duduk dengan santainya disofa. Seorang wanita dengan kulit seputih susu itu menatap kehadiran Lim dengan tatapan bingung, namun dingin disaat bersamaan.
"Eo? Irene unnie! Kau sendiri saja? Dimana beruangmu itu?" Rose mendaratkan bokongnya disamping wanita berkulit susu itu, membuat wanita bernama Irene itu segera menatapnya.

"Diluar negeri, katanya ada meeting penting disana." Jawab Irene seadanya, sembari meminum alkoholnya. Irene berusaha untuk tidak terlihat kecewa, namun jelas sekali Irene itu kecewa. Gurat kekecewaan itu tidak bisa ia sembunyikan.
'How bad she is.' Batin Lim.

"Kau yang bernama Limario bukan?" Seorang wanita menyapa Lim dengan senyum hangatnya, yang sukses membuat Lim bingung. Bagaimana wanita itu bisa tahu namanya sedangkan dirinya belum memperkenalkan diri.

"Tidak perlu bingung, Chaeyoung sudah mengenalkanmu kepada kami sebelum kita bertemu saat ini." Wanita terakhir. Maksud Lim adalah wanita terakhir yang asing dimatanya itu menjawab semua pertanyaan Lim. Apa wanita itu berbakat dalam membaca gurat wajah seseorang? Sama seperti Lim?

"Well...Jisoo-ya, hari ini kau kalah tampan dengan pria disampingmu itu." Lanjut wanita itu. Kali ini dengan nada jenakanya. Menurut mereka, mengejek Jisoo adalah hal yang menyenangkan. Apalagi, dengan reaksi kesal Jisoo. Pria itu berkali-kali lipat imutnya.

"Kau pasti belum mengenal mereka kan Lim? Biar aku perkenalkan. Wanita yang tadi menatapmu dingin namanya adalah Bae Joohyun, kau bisa memanggilnya Irene. Lalu wanita yang dengan centilnya tadi tersenyum hangat kepadamu namanya adalah Choi Jisu, panggil saja Lia. Selanjutnya adalah wanita dengan dress merahnya itu namanya Park Sooyoung, kau bisa memanggilnya Serigala berbulu domba." Canda Jisoo pada wanita dihadapannya itu.

"Yang benar jika kau memperkenalkan nama seseorang, chikin." Kesal Joy, saat Jisoo dengan lantang mengejeknya dihadapan calon kekasihnya itu.
"Hahaha...sorry. Kau bisa memanggilnya Joy. Pesanku saat kau dekat dengannya adalah, hati-hati. Luarnya saja terlihat baik, aslinya dia sangat agresif. Itulah mengapa aku memanggilnya serigala berbulu domba." Jisoo mengedipkan sebelah matanya kepada Lim.

"Kim Jisoo!!!" Sekali lagi Joy dibuat kesal dengan ucapan Jisoo.
"Pergilah ke Chaeyoung, kau benar-benar sangat memancing emosiku. Kau menjelekkan imageku didepan calon kekasihku!" Lanjutnya. Lim hanya tertawa kecil menanggapi candaan Joy tadi.
"Tanpa kau suruh pun aku memang akan menghampiri kekasihku." Keduanya saling menatap sengit, seolah-olah mereka dilahirkan untuk menjadi musuh.

Fighting in Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang