langit abu abu

20 5 1
                                    

Apapun yang telah pergi jika kembali tetap saja rasa yang dulu takkan pernah mengikuti

Antony menghentikan motornya di depan salah satu cafe milik temannya. Cafe yang tidak terlalu besar dengan nuansa retro klasik itu terlihat sangat nyaman, ada beberapa pengunjung yang terlihat sedang menikmati beberapa dessert disertai secangkir minuman. Senja melangkah masuk ke dalam cafe, meninggalkan Antony yang sedang melepaskan helmnya.

"Woi, tungguin gue sih." kesal Antony melihat Senja meninggalkannya

"Ih bawel lo, diem ah." geram Senja

"Ayok ikut gue!" ajak Antony seraya menarik tangan Senja

"Ih kemana??" tanya Senja

"Ke atas ada ruangan yang gak terlalu banyak pengunjungnya, paling ada temen gue doang,  soalnya ini cafe temen gue, disana ada tempat buat nugas yang enak. Disini nanti gak fokus soalnya banyak orang." Antony menjelaskan dengan panjang kali lebar.

Mereka pun menaiki tangga yang menuntun ke lantai dua cafe tersebut, ruangan khusus untuk pemilik cafe dan teman-temannya.

Di dalamnya terdapat dua orang laki-laki yang seumuran dengan mereka. Satu diantaranya terlihat cukup tampan apalagi dengan posisinya saat ini yang sedang memainkan gitar, dan satunya lagi yang ah sayangnya juga cukup tampan sedang memainkan play station dengan layar LED di depannya.

Yang menarik perhatian Senja, di pojok ruangan terdapat rak buku yang cukup besar disertai meja dan kursi menghadap ke jendela besar yang menyajikan pemandangan  jalanan kota Bandung yang dilalui banyak kendaraan dan  segelintir manusia yang memilih untuk berjalan kaki. Ah, ini favorit Senja, melihat keramaian.

"Woy, sini masuk! Ngapain lo berdiri disitu, bengong lagi." perintah Antony menyadarkan Senja dari lamunannya.

"Eh iya iya bawel!" jawab Senja seraya memasuki ruangan itu

"Eh tumben lo bawa cewek. Siapa tuh? Kenalin dong" ucap salah satu teman Antony yang sedang memainkan gitar. Gilang namanya.

"Temen kuliah gue. Gue sama dia mau ngerjain tugas disini,boleh kan?" tanya Antony

"Ya gapapa lah, kek dimana aja lo." jawabnya

Senja melangkahkan kakinya mendekati kursi yang ada di pojok ruangan itu, mendudukkan dirinya dan mengeluarkan laptop dari tasnya. Antony menyusul Senja dan duduk di kursi sebelahnya.

"Gue yang cari referensinya lo yang ketik ntar, bikin peta konsep juga biar gampang nantinya." ucap Antony pada Senja

Mereka pun mengerjakan tugasnya dengan tenang meskipun ada suara gitar yang Gilang mainkan dan suara deru motor dari game yang sedang Reyhan mainkan. Jelas hal itu sangat tidak masalah bagi Senja. Senja tak menyukai sepi yang begitu hening.

"Eh, lo mau minum apa? Nanti gue pesenin sekalian." tawar Antony pada Senja

"Hmm, jus strawberry aja deh tapi jangan terlalu manis." jawab Senja menyebutkan minuman favoritnya

Antony merasa ada yang janggal, lagi-lagi ia teringat pada dia.

"Ah mungkin cuma perasaan gue aja, lagian kan cewek yang suka strawberry banyak, gak cuma dia." batinnya

"Oh oke, jangan lupa itu tugas kerjain yang bener awas aja lo santai-santai pas gak ada gue."

"Iya-iya, bawel banget sih lo!" kesal Senja

Antony pun turun ke lantai bawah untuk memesan minuman. Senja yang kini tengah berkutat dengan laptopnya tiba-tiba dering telfonnya berbunyi

"It's the love shot na na na na na na na na na na na na na na na.."

BEAUTIFUL GOODBYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang