Monokrom

20 5 0
                                    

Ada banyak hal yang lebih baik tidak kita ketahui untuk menghindarkan diri dari sakit hati

"Bun, ini kenapa strawberry lagi sih? Kan aku gak suka! Yang suka strawberry tuh kak Yuni bukan Senja! Pokoknya Senja gamau makan!" ucap Senja kecil dengan nada kesal

"Cobain dulu, kamu kalau belum cobain dari mana tau rasanya gak enak?" bujuk bunda Senja

"Ih engga pokoknya Senja gamau makan kuenya!" kesal Senja kemudian lari ke taman belakang rumahnya.

;

Antony memarkirkan motornya di pekarangan rumahnya. Sepi dan sunyi seperti biasanya. Ia memasuki bangunan megah tersebut tanpa adanya sesosok manusia di dalamnya. Ia melangkah ke lantai dua tempat dimana kamarnya berada dengan perasaan hampa yang menggelayuti hatinya.
Antony merehatkan tubuhnya sejenak di kasur yang berada di kamarnya.

"Ah, acara kumpul-kumpul gue sama temen gue jadi keganggu deh gara gara harus ngerjain tugas." ucapnya dengan nada agak sedikit kesal dan tanpa izin darinya ia teringat akan Senja,

"Cewek itu udah pulang belum ya, kalo pacarnya belum jemput gimana." batin Antony, "Ah bodo amatlah terserah dia, yang penting tadi gue udah nawarin." lanjutnya

Kemudian ia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya selepas aktivitas hari ini.

;

Senja berdiri mematung sembari menutup mulutnya tak menyangka. Sosok yang telah lama menghilang dari hidupnya kini kembali hadir di hadapannya. Dimas Bagaskara. Sesosok pria dengan tubuh tegap itu menghampirinya dan mendekap bahu Senja agar bersama di bawah payung dan berlindung dari bulir air hujan yang jatuh.

"Ayok nja, ke mobil, aku anterin kamu pulang." ucapnya

"Ah iya, kak." balas Senja setelah tersadar dari keterkejutannya.

Mereka pun melangkah memasuki mobil kemudian Dimas bergegas melajukan mobilnya ke arah rumah Senja berada.

Suasana di dalam mobil pun hening tanpa ada percakapan diantara mereka, hanya suara rintik hujan yang perlahan kian mereda. Kecanggungan menyapa diantara keduanya, setelah lama tidak bertemu rupanya membuat jarak diantara mereka, yang tadinya sedekat nadi kini menjadi sejauh matahari. Kemudian tanpa Senja duga Dimas membuka percakapan diantara mereka,

"Nja, ini mau langsung pulang atau mampir ke warung wedang jahe dulu biar anget?" tanyanya

"Mampir dulu boleh, kak." jawab Senja karena ia memang lapar sedari tadi belum makan, mungkin ia akan menjumpai makanan saat membeli wedang jahe nanti, pikirnya.

"Oh oke, yang di deket komplekmu aja ya."

"Ah iya kak, situ aja."

Akhirnya mereka pun sampai di warung wedang jahe, yang di sebelahnya terdapat penjual nasgor. Senja melihat kehadiran penjual nasgor pun sedikit menarik ujung bibirnya.

Setelah Dimas mematikan mesin mobilnya Senja pun hendak keluar namun ia memberhentikan gerakan tangannya yang akan membuka pintu mobil

"Eh, nja. Ini jaketku kamu pake aja, lagian kamu pasti dingin kan cuma pake kaos gitu?" ucap Dimas seraya memberikan jaket boomber berwarna hijau botol yang berada di jok mobil belakang kepada Senja.

"Ah iya kak, makasih." balas Senja kemudian memakainya

Mereka kemudian memilih tempat duduk dan Dimas memesankan minuman untuk mereka.

"Akang, wedang jahenya dua dikasih susu ya."

"Asiapp, ditunggu ya."

Saat mereka menunggu, cacing di perut senja mulai demo untuk diberi asupan makanan.

BEAUTIFUL GOODBYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang