2.Tempat ternyaman

184 116 71
                                    

Bel pulang

Bel pulang pun sudah berbunyi, menandakan semua siswa menghentikan kegiatan belajar mengajar mereka, dan harus pulang tetapi, ada sebagian yang mengikuti ekstra untuk kelas 10 dan 11 saja karena kalo kelas 12 sudah tidak wajib lagi mengikuti ekstra, kecuali kalo memang diminta dan bagi dirinya tak masalah.

Grasia dulu tidak mengikuti ekstra apa - apa, dia memang tak suka yang ribet - ribet mengikuti organisasi, karena itu dia gak famous tapi, karena Grasia cantik dan mempesona banyak juga yang mengenalnya meski hanya sekedar nama nya saja.

"Gras lo mau langsung pulang ?"  tanya Linsy sambil menenteng tas yang sudah siap untuk pulang.

"Mmm gak Lin gue mau ketempat biasa aja lo mau ikut ?"

"Gak dehh gue disuruh pulang sama nyokap mau bantuin nyokap bikin kue buat tokonya sorry yah,"  balas Linsy tak enak hati pada Grasia karena memang dirinya tak bisa menemani saat ini.

"Santai aja kali gue juga basa basi ngajak lo ribet kalo, ngajak bocah cerewet model kaya lo haha," ejek nya Grasia tau kalo Linsy tak enak hati pada dirinya, Grasia juga bisa sendiri kesana.

"Sialan lo! Ngapain ngajak gue klo gitu, udah lah gue pulang yah bye,"

Grasia cuma mengganggukan kepala dan tersenyum lantas menenteng tas nya dan berjalan menuju gerbang, di depan gerbang sudah ada taksi yang ia pesan dan langsung menuju tempat itu.

"Pukul 16.00,", gumam nya.

sudah satu jam setengah dia berada dimobil 10 menit lagi sampai, akhirnya ia pun sampai pada tempat yang tak dilupakannya sama sekali tempat penuh kenangan.

Semilir angin pantai pun menerpa wajah nya menerbangkan beberapa helai rambut Grasia yang menambah kesan cantik untuknya dan anggun pastinya.

Grasia pun duduk di tepi pantai sambil menatap ke depan sambil mengingat kenangan beberapa tahun yang lalu nya itu sambil memejamkan mata merasakan hati nya yang sesak dan butiran air menetes melewati pipi nya yang mulus itu.

"Ghazali ini dimana? Bangus banget,"

Gadis berusia 14 tahun itu tersenyum dengan kagum melihat pemandangan yang indah ini.

"kamu suka ?" tanyanya dengan senyum yang sangat manis siapapun pasti akan terpukau melihatnya termasuk Grasia.

"Aku suka banget! Ini indah banget Ghazali kamu tau dari mana tempat ini ? " tanya Grasia yang masih menatap kedepan pantai sambil tersenyum.

"Papa kandungku pernah bawa aku kesini, disini aku ngerasa nyaman banget," jawab nya dengan sedih dan lesu.

Grasia termenung tak menanggapi ia tahu bagaimana Ghazali sekarang papa dan mamanya meninggal karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu, dan dia hidup bersama adik dari papanya juga memiliki saudara, anak dari papanya Ghazali yang sekarang yang seumuran dengannya, tapi Grasia tak pernah tau siapa mereka karena Ghazali jarang menceritakan masalah keluarganya.

Yah memang mereka bersahabat dan bersama cukup lama, tetapi untuk masalah keluarga mereka tidak mencampuri urusan terlalu dalam.

Grasia memang pernah bertemu dengan Papa dan Mama Ghazali waktu kecil karena memang mereka bersahabat dari kecil hingga saling cinta dan rumah mereka cukup berdekatan tapi sekarang rumah mereka berjauhan karena Ghazali sudah pindah.

"kamu gak usah sedih lagi kan ada aku disini, aku mau nemeni kamu terus kok," ucap nya dengan senyum manis miliknya.

Ia hanya tersenyum lalu duduk ditepi pantai sambil merangkul gadis nya itu,
Yah gadis nya mereka sudah bersahabat sejak kecil dan selalu bersama sampai akhirnya menjalani hubungan ini.

"Kyaaaaa!!! Ghazali kamu nakal jadi basah kan," protes nya saat Ghazali menyipratkan air pantai ketubuhnya sehingga basah kuyup.

"Bodoamat weeee lagian kamu gemesin hahaha," tawa nya masih menyipratkan air pantai pada Grasia.

"Awass yah kamu gantian," tawa Grasia senang.

Yah akhirnya pun terjadi perperangan ciprat menyipratkan air hingga kini pakaian sekolah mereka pun basah.

Mereka tertawa seperti tak ada beban sama sekali sambil menikmati indah nya pantai dan sejuknya udara disini sungguh tempat yang menenangkan.

Waktu pun sudah sore digantikan dengan senja, yah matahari tenggelam yang sangat indah meski senja sebentar tapi tetap menampilkan kebahagiaanya walau sementara.

Mereka duduk sambil berpegangan tangan menatap senja dengan kagum nya.

Tak terasa sudah lama Grasia duduk ditepi pantai sambil menatap kedepan, air mata nya pun sudah membasahi kedua pipi nya.

"Hiks lo dimana ? kenapa lo ninggalin gue gitu aja, lo pernah janji kalo lo gak akan pernah ninggalin gue kenapa ? lo bohong sih selama ini gue selalu nunggu lo hiks... Hiks," tangis nya pecah dada nya benar - benar sesak tak bisa ia tahan pertahanannya runtuh di tempat ini.

Dari kejauhan seorang cowo yang sedang duduk tak jauh dari tepi pantai itu, melihat seorang gadis yang sedang menangis sambil berteriak - teriak tapi tidak jelas karna cukup jauh tapi ia bisa melihat wajah gadis itu.

Yah cowo itu Marvin Alexander Marthopia kapten basket sekaligus most wanted,
Sekilas marvin melihat seragam yang dipakai gadis itu sama dengan miliknya apakah dia bersekolah di tempat yang sama?

Marvin disini mencari ketenangan, karena tadi dia kalah turnamen basket jadi dia kesini, lalu melihat gadis yang menangis sambil berteriak seperti itu membuat nya tak tega ia pun menghampiri nya.

Ia pun berjalan menghampiri gadis itu yang tak jauh darinya.

"Ekhemm"  dehem nya takut menggangu

Grasia tidak menyadari nya ia terus saja menangis sampai ada tangan yang memberi sapu tangan bergambar doraemon tersebut ia pun mendongakkan kepala siapa yang memberi sapu tangan itu padanya dan mengenyengit binggung.

"Gue tau gue ganteng tapi ini tangan gue pegel tau,"  sambil terus menyodorkan sapu tangan itu didepan Grasia.

Apaan tadi? Ganteng okelahh Grasia akui ganteng ! ia ingin marah cuma ia urungkan, suasana hatinya sedang tidak mood saat ini dari pada berdebat dengannya dan Grasia pun tidak mengenal cowo ini ia pun mengambil sapu tangan itu lalu pergi.

"Ganggu aja lo," sarkas nya lalu pergi begitu aja

"Cantik"  gumam marvin

Marvin hanya memandangi kepergian gadis tersebut, kalo mereka satu sekolah mengapa jarang bertemu? Apa dirinya terlalu sibuk dengan basket sehingga gak tau ada gadis cantik disekolahnya?

Marvin tersenyum, sepertinya hidupnya akan lebih menarik dan lebih indah kali ini yah dia akan masuk ke dalam hidup gadis yang beberapa menit tadi ia temui.

Dan entahlh dirinya merasa tertarik seperti nya gadis itu mempunyai sengatan magnet agar dirinya masuk lebih dalam dihidupnya.

Dan tunggu saja apa yang terjadi selanjutnya

Happy reader yh

Kasih saran yh buat aku baru pemula

Jangan lupa follow dan vote yh tunggu part selanjutnya

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang