4.mengingatmu membuat luka hatiku

123 94 30
                                    

Grasia dan Linsy sedang menunggu jemputan mereka di depan gerbang sekolah

"Lin lo dijemput siapa?"  tanya grasia

"Abang gue nih,"  balasnya

"Bokap lo gak jemput?"

"lagi sibuk dia,"

"Ouh iya tu abang gue, duluan yh,"  sambil melambaikan tangan grasia pun membalasnya.

Grasia masih menunggu papa nya didepan gerbang sudah cukup sepi sebagian siswa sudah pulang dan sebagian mengikuti ekstra di dalam sekolah.

Dari kejauhan marvin melihat gadis yang kelihatannya sedang menunggu jemputan, ouh iya! gadis yang tadi pagi berangkat bersamanya gadis bau ikan, Ahh mengingatnya membuat tersenyum karna kalo sedang kesal menurutnya lucu.

Marvin pun langsung mendekati gadis tersebut berniat mengerjainya.

"Ehhh ada gadis bau ikan,"  ejek nya disamping grasia dengan motor ninja nya.

"Apaan si lo cowo rese ganggu aja pulang sono huss," usir nya dengan kesal.

"Mau ikut gak neng dari pada sendiri disini,"

"Gak ogah lebih baik disini dari pada sama cowo rese kaya lo," tolaknya kesal sinis.

Tin tin

"Mobil papah, selamat gue dari cowo rese ini," batin Grasia.

Papahnya pun turun dari mobil
"Grasia maaf papa telat jemput kamu," ucap Ravin papah Grasia dengan nada lembut nya.

"Ohh ga papa om kan saya yang nemenin," ucap Marvin dengan pede nya.

"Apaan si lo rese banget, udah pah gak usah dengerin," kesal Grasia.

"Kamu siapa ya nak apakah temen Grasia? " tanya Ravin dengan lembut dan kesan berwibawa seorang Ayah.

"Kenalin om saya Marvin,cowo paling ganteng disekolah ini hehe," Ujar nya sambil nyengir.

"Dih pd banget," cibir Grasia sinis.

"Anak om cantik tapi sayang galak banget om," ejek nya

Blusssh cantik katanya ? Oh Grasia rasa pipi nya memanas.

"Haha bisa aja kamu nakk," tawa Ravin papah Grasia

"sudah yuk pah Grasia mau pulang," langsung pergi menuju mobil

"yah sudah nak saya pulang dulu," ramah nya pamit pada marvin.

"Ouh iya om hati-hati yah sama anak om yang galak itu nanti di gigit,"canda nya membuat ravin terkekeh.

Ravin pun masuk menuju mobil
"Papa lama sih aku laper tau," gerutu nya

" grasia temen kamu itu lucu juga ya," goda nya.

"ih papa itu tu cowo rese! yang Grasia pernah kenal," kesal nya

"Papa lihat anaknya baik ko juga sopan,"  goda nya lagi.

Grasia enggan membalas papa nya ini sangat jahil! Ia pun fokus menghadap jendela mobil menikmati pemandangan dikota jakarta ini.

"Emm akhir-akhir ini papa gak liat sahabat kecilmu setelah kamu lulus smp dia kemana? Bukannya kalian sangat dekat yah," tanya Ravin

Deg!

Grasia mau jawab apa? Dia pun gak tau Ghazali kemana ia sudah mencarinya, beberapa tahun ini akun sosmed nya pun tidak aktif lagi.
Pertanyaan papa membuat dada nya sesak sekali ketika mengingat luka itu sakit rasa nya.

Melihat Grasia hanya diam dan termenung dengan raut wajah yang tak bisa diartikan Ravin rasa ia salah bertanya seperti itu apakah yang terjadi pada putri nya ini? Apakah pertanyaanya salah tadi? Tapi apa yang salah?

Sampai rumah pun Grasia tetap diam dan langsung masuk begitu saja,
Di sofa ada Maya ibu Grasia yang melihat anaknya pulang.

"Hy sayang makan dulu yuk pasti kamu laper," ajak nya dengan senyum

"Mm nanti aja bun Grasia gak laper nanti grasia ambil sendiri kok,"  senyum paksa Grasia dan menuju kamarnya.

Ravin yang mendengar itu pun heran karena tadi sebelum pulang katanya lapar kenapa tadi bilang tidak? Apakah gara- gara pertanyaannya tadi?

"Pah Grasia kenapa gak biasanya dia gitu ?" tanya Maya saat suami nya sudah masuk rumah dan menyaliminya.

"Mungkin dia lagi cape bun ayo kita makan duluan saja,"  ajak Ravin dan diangguki oleh Maya

Grasia langsung masuk dalam kamar dan jatuh ke lantai pertahanannya benar- benar runtuh sekarang,  rasa nya sakit sekali harus mengingat dia yang entah mengingatnya atau tidak.

"Hiks.. Hiks... Kenapa sh lo harus pergi ? Apa lo gak tau ? Gue butuh lo kenapa lo gak tepatin janji lo," tangis nya benar-benar pecah saat ini.

Grasia menuju meja belajarnya dan mengambil buku diary nya seperti biasa disaat seperti ini ia akan mencurahkan isi hatinya lewat bukunya.

Dear Diary
Grasia Parlopa Accesiano

Mengapa melupakan mu itu sulit?
Sebesar apapun aku mencoba mengapa tak bisa?

Banyak yang sudah kita lalui bersama mengukir kenangan yang indah dihati
Membuat sejarah antara kau dan aku

Membangun impian bersama dan berjanji akan mewujudkan bersama

Apakah kamu lupa? Mengapa kamu pergi meninggalkan mimpi-mimpi yang sudah dibangun lalu diruntuhkan begitu saja

Hanya mendengar namamu saja hatiku menjerit apalagi harus mengingatmu kembali membuka luka hatiku semakin dalam tak tau sampai kapan aku harus memendamnya sendiri .

GPA 🌹

Grasia menutup buku nya dan beranjak mengganti seragam untuk mandi mungkin setelah mandi hati nya akan tenang kembali.

Selepas mandi Grasia turun menuju meja makan papa dan bunda mungkin sedang beristirahat ,ia pun mengambil sepiring nasi dan lauk lalu duduk dan berusaha menikmati makanan itu meski tak berselera.

Hari ini rasa nya lelah sekali tadi ia harus menangis cukup lama dan membuat kepala nya pening, setelah makan Grasis pun menuju kamarnya lagi untuk istirahat.

Halo readers apa kabar?

Suka gak cerita aku? Coment dong hehe

Tunggu part selanjutnya yh maaf part pendek

Jangan lupa vote and coment

See you

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang