Grasia sudah bersiap-siap untuk pergi kesekolah diantar oleh papa nya.
Yh tinggal sedikit lagi , Grasia selesai memoleskan lipbalm ke bibir nya ,yap! Sempurna dengan polesan make up yang natural membuat dirinya semakin cantik saja ! Yah emang sudah dari lahir sih cantik."Grasia apa sudah siap nak," teriak papah nya dari luar pintu.
"iya pah sudah ini grasia mau keluar," balasnya.
Grasia pun keluar sambil mengendong tasnya lalu berangkat menuju kesekolah dengan dianter papahnya.
Selama perjalanan tampak biasa saja sebelum telpon dari papa nya itu mengganggu perjalanan mereka, dan terpaksa untuk berhenti.
"pah angkat dulu gak papa ko cuma angkat telpon, gak bakal bikin grasia telat kan?" kekeh nya sambil menatap papah nya yang terlihat binggung.
"kamu bisa saja! ya udah papa angkat dulu," Ravin akhirnya mengangkat telpon tersebut.
"Halo mr.Toni ada apa ? tidak biasanya anda menelpon pagi-pagi sekali,"
"........"
" Harus sekarang ? Ini masih terlalu pagi bukan? Saya harus mengantar anak saya ke sekolah,"
"........"
Ravin menghela napas panjang terdengar sangat lelah, membuat Grasia iba melihat papah nya yang tampak kelelahan terlalu banyak pekerjaan untuk menghidupi keluarganya.
"Baiklah akan saya usahakan," itulah percapakan terakhir yang diucapkan Ravin sebelum menutup telepon.
" Grasia papa mengantar kamu dulu ya nak," ucap nya dengan senyum lelah tetapi dibuat dengan setulus mungkin, tidak ingin membuat putri kesayangannya terbebani dengan pekerjaan dirinya , karena sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.
Tidak! Grasia tidak setega itu jarak antara sekolahannya dan kantor papah nya itu berlawanan dan cukup jauh, tadi ia mendengar percakapan papah nya dan ada meeting dadakan yang sangat penting !
Kalo telat papah nya akan rugi dan kena marah Grasia gak boleh egois!Selama ini papanya menafkahinya dengan sangat layak tidak kurang sedikitpun, melainkan lebih jadi Grasia harus mengerti keadaan papa nya saat ini.
Grasia memegang tangan papahnya yang sudah mulai keriput itu karena faktor usianya yang semakin tua.
"Grasia gak papa kok pah, Grasia turun disini nunggu taksi saja, Grasia tau papa sibuk ngurusin kerjaan juga demi Grasia," balas Grasia dengan tulus dan tersenyum menyakinkan papahnya.
Ravin sebenarnya tidak tega membiarkan Grasia berangkat sendiri, meski dia sudah beranjak dewasa, tetapi sebagai orangtua pasti merasakan khawatir apalagi anak gadisnya ini tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik seperti Bundanya dulu saat muda.
"Terima kasih yah nak sudah mau mengerti ,ya sudah ayo turun papah nemenin kamu sampe dapet taksi nya," sambil beranjak turun.
Grasia menggeleng dan tersenyum "Gak usah pah, papah langsung ke kantor aja nanti papah telat, Grasia bisa kok sendiri,"
"Tidak sayang papah gak akan biarin kamu sendirian disini papah khawatir, jadi papah temenin yah," ujarnya tak terbantahkan Grasia pun hanya pasrah saja,mereka pun turun dari mobil dan menunggu taksi untuk Grasia.
Dari kejauhan ada suara deru motor ninja merah, yah siapa lagi kalo bukan marvin cowo itu lagi, Entah kenapa akhir-akhir ini Grasia selalu bertemu dengan cowo rese yang bernama marvin ini.
"Hai om selamat pagi," sapa nya sambil membuka helm full face nya, dan menampilkan wajah tampan marvin yang fresh dan mempesona.
"Hai nak, ouh kamu yang kemarin kan, kebetulan sekali saya boleh minta tolong ?" Ujar Ravin dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionHARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA :) BELUM REVISI Aku disini menungggu yang entah kapan kamu kembali Banyak cerita yang ingin ku bagi denganmu Melewati senja yang indah bersama mu Tertawa menikmati semilir angin yang menerpa wajah dan menyejukkan...