Srek!
Seorang lelaki yang sedang sibuk mengerjakan PR tiba-tiba menyobek selembar kertas dan meramas serta membuangnya melewati jendela kelas.
Kebiasaannya dari dulu memang suka begitu. Kalau tidak membuat PR telat, ya datang telat. Kini ia melanjutkan kegiatan menulis PR-nya setelah membuang gumpalan kertas tersebut.
Ia menyalin jawaban dari hasil jepretan tugas temannya. Padahal tugas itu dikirim dua hari yang lalu. Namun, hari ini batas pengumpulan tugas, hari ini pula ia menyelesaikannya. Katanya, futsal dan berkelahi lebih penting daripada tugas. Begitulah Alaney. Seisi sekolah tahu prinsipnya yang 'gblk' itu.
"Woi!" teriak seorang perempuan rambut dicepol asal yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas Alaney. Kelas XII IPA 1.
Sontak Alaney langsung mendongakkan kepalanya karena merasa terkejut. Untunglah di dalam kelas itu hanya ada dirinya dan ... Jimi. Seorang kutu buku kelas XII IPA 1 yang sedang membaca komik. Jadi tak ada yang bisa melihat wajah cengo terkejut Alaney.
Perempuan tersebut berjalan dengan mengenggam gumpalan kertas dan melemparnya ke kepala Alaney.
"Sakit!!" bentak Alaney.
Perempuan itu bersedekap dada dan membalikkan badannya. "Itu yang gue rasain! Lo lempar kertas kena pipi gue, anjrot!" teriak perempuan itu kemudian berjalan keluar kelas meninggalkan Alaney yang mematung.
Alaney menggosok-gosok pipinya. Memang tidak sakit. Namun, karena ujung kertas itu runcing sedikit menggores pipi dan rasanya membekas.
"Selamat pagi!!" ucap seorang perempuan rambut sebahu berbando merah dengan semangat.
Perempuan itu menutup mulutnya setelah melihat Alaney yang menatap datar ke arahnya. Takut Alaney mengamuk pagi ini.
Padahal lelaki itu menatap kepergian perempuan yang baru saja keluar sehabis melempar kertas ke pipinya.Alaney berdiri kemudian berlari menuju pintu kelas untuk melihat perempuan tadi. Kenapa ia berani dengan Alaney? Tidak takut kah ia mendapat bogeman keras dari tangan kekar milik Alaney?
Alaney menyapu pandangan ke seluruh halaman sekolah. Tak ada tanda-tanda perempuan itu yang berseliweran di sana. Alaney mengepalkan tangannya. Awas saja jika perempuan itu menampakkan wajahnya di depan Alaney lagi!
。‿。‿。‿。
Seorang perempuan masuk ke dalam kelas barunya. Kelas yang sudah ditunjukkan oleh kepala sekolah sebelum ia sampai ke sini. Ia mengusap pipi mulusnya akibat kertas yang dilempar oleh kakak kelasnya tadi. Jujur itu pertama kalinya ia berani membentak. Kalian pikir tidak sakit terkena ujung kertas yang runcing? Meskipun rasanya samar-samar.
Ia lalu berjalan menuju bangku paling belakang. Banyak sorot mata memandangnya dengan heran. Mereka seperti tak biasa saja melihat anak baru masuk ke dalam kelas. Perempuan itu bernama lengkap Zaza Fadea Inala.
Zaza melepas ransel berwarna hitamnya kemudian mengeluarkan buku tulis. Daripada ia termenung tak jelas, lebih baik menulis apa saja di belakang buku tersebut.
"Hai!" sapa seorang perempuan manis yang tiba-tiba duduk di atas kursi yang baru saja ia tarik agar mendekat dengan Zaza.
Seingat Zaza tadi, perempuan itu sedang ber-selfie ria di bangkunya. Perempuan itu kelihatan sangat narsis di mata Zaza.
"Hai," balas Zaza singkat.
"Gue Ola," ucap perempuan itu mengulurkan tangannya di depan Zaza. Ternyata perempuan itu ramah. Zaza kira ia akan dimakan dengan perempuan bernama Ola tersebut.
"Zaza," ucapnya dengan menjabat uluran tangan Ola.
Ola tersenyum senang kemudian menghidupkan ponselnya. Memencet aplikasi kamera ... B612? Apa-apaan ini? Sekarang jaman sudah berkembang. Buka aplikasi Instagram saja sudah banyak filter yang lebih 'Wow' daripada B612.
"Alay," batin Zaza. Ia berpura-pura tak melihat dan melanjutkan kegiatan menulisnya.
"Kita selfie yuk!" ajak Ola antusias.
"H-hah? Selfie? Gue nggak suka," ucap Zaza dengan jujur. Ia memang tak suka mengekspos dirinya di media sosial. Instagramnya saja isinya hanya gambar-gambar tak jelas.
"Ih! Masa lo nggak suka selfie? Nih ya gue kasih tahu! Di B612 ini ada filter yang bisa buat wajah kita putih dan cantik tahu!" jelas Ola dengan mata berbinar-binar.
Zaza mengerutkan dahinya. "Lo bisa pake krim yang mengandung niacinamide kali kalo mau putih. Nggak perlu nipu pake kamera gitu," sindir Zaza.
"Ck! Mulut lo!" decak Ola. Selama ini tidak ada yang berani membantahnya ketika ia mengajak selfie. Baru kali ini Zaza menyindirnya dengan langsung.
Zaza terkekeh. "Gue nggak bisa foto, La. Gue jelek," ucap Zaza mengelak.
"Yaudah deh gue selfie sendiri aja!" kesal Ola yang siap-siap hendak memotret wajahnya. Ujung lidahnya ia keluarkan sedikit memanjat.
Zaza yang melihat itu hanya menggeleng. Kenapa Ola sangat alay? Senarsis itu ia di depan kamera.
Teng!
Jam pelajaran pertama berbunyi. Seluruh murid berlarian masuk ke dalam kelas masing-masing.
Ola mematikan ponselnya dan menarik tangan Zaza. "Duduk di samping gue aja, yuk! Gue duduk sendiri."
Zaza yang merasa belum siap langsung menurut saja. Ia mengambil buku serta ranselnya. Di hari pertama sekolah, untunglah ia sudah mempunyai seorang teman.
。‿。‿。‿。
Helo! Terima kasih sudah mampir!
Cerita ini sudah lama ku publish di tahun 2018 dan ku unpublish karena hiatus.
Sekarang ceritanya aku publish kembali dengan mengubah judul dan juga alurnya. Harap-harap kalian suka ya sama cerita ini! ( ◜‿◝ )♡
Kalau kalian suka sama cerita ini, silakan vote!
Kalau kalian tertarik sama cerita ini, silakan komen!
Kalau kalian tertarik banget sama cerita ini, silakan share!
Jangan lupa jaga kesehatan, ya!
Salam sayang,
Teteh
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANEY
Teen Fiction"Gue bukan pelakor!" "Tapi bunda lo? Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya, 'kan?" "Bacot, lo!" Zaza Fadea Inala, seorang perempuan yang selalu saja menerima takdir yang tak sesuai dengan harapannya. Semesta seperti tidak ingin mendukung kehadirannya...