"Belakangan ini, gue liatin lu makin pe'a, Chan," komentar Babon saat gue lagi mengencangkan mur pada mesin mobil yang gue kerjakan.
"Kayak orang patah hati, tapi masih gede gengsi," sahut Jojo dengan nada sindiran.
Bodo amat lah, kalo mereka mau julidin gue terus-terusan. Gue nggak peduli.
"Chan, ini udah jam setengah 8. Mau ngapain lu masih gawe? Mendingan lu pergi ngewe," celetuk Babon yang langsung bikin gue keki dan menegakkan tubuh untuk melotot galak.
"Eh, Babi! Mulut lu bisa gue robek pake kunci nih! Bacotan lu udah kayak tai!" desis gue geram.
Babon cuma nyengir aja, sedangkan JoJo menggelepak kepala Babon.
"Udah deh, Bon. Chandra lagi nggak mau diganggu," ujar JoJo.
"Gue bukannya pengen ganggu. Dia udah cukup kayak orang aneh. Ngapain sih mendadak jadi workaholic gini? Udah hampir 3 bulan, Tai," balas Babon yang makin pengen bikin gue tabok.
"Suka-suka gue, kenapa jadi lu yang repot?" sahut gue nyolot.
"Ini bukan lu, Chan. Ada masalah yah cerita. Apa ini ada hubungannya sama Joy yang udah punya pacar dan jarang ketemu sama lu?" tukas Jojo.
"Kalo kayak gitu sih, anjing banget lu. Lagi deket, malah lu yang ancur-ancuran. Giliran dia yang pergi, lu urakan," timpal Babon berapi-api.
"Nggak usah pada sok tahu," tegas gue sambil menutup kap mobil dan menaruh tools ke dalam box.
"Kalo kayak gini, gue jadi inget satu lagu," suara Babon kembali terdengar saat gue masuk ke ruang kerja.
Babon dan JoJo menyusul di belakang. Dua kampret ini mulai bikin gue panas. Nggak ada kerjaan, jadi kayak jablay minta dikepretin.
"Lagu apa, Bon?" tanya JoJo saat gue sedang mengambil botol minum dan membukanya sambil berbalik menatap mereka berdua.
"Gini nih liriknya... Bila memang harus berpisah, aku akan tetap setia. Bila memang ini ujungnya, kau kan tetap ada di dalam jiwa."
Gue langsung menyambit Babon dengan botol minum gue karena kesal, tapi langsung ditepisnya hingga terpental ke sudut ruangan. Babon tertawa keras dan JoJo hanya membungkuk untuk menuntut botol minum gue.
"Jangan marah, Chan. Babon cuma pengen lu balik normal. Udah gitu, ini kan tumbler dari Joy. Kalo pecah gimana?" Ujar JoJo kalem.
"Tumbler couple-an itu. Bisa makin tetap dalam jiwa," tambah Babon dengan sengaja.
Gue hanya mendengus dan menerima uluran tumbler dari JoJo, lalu memeriksanya dan nggak ada yang rusak.
Tumbler berlogo Starbucks limited edition, yang dibeli Joy buat gue dan dia, demi bisa dapetin minuman kesukaan kami dengan setengah harga di tiap tanggal 20-an.
Menghela napas lelah, gue duduk di sofa dan bersandar sambil menatap nanar pada plafond ruangan. Udah 3 bulan, Joy jadi pacar dari cowok yang namanya Sean. Dan udah 3 bulan juga, kami nggak ketemu. Cuma ketemu di udara lewat telepon atau chat.
Lucu, saat gue biasanya bisa nikmatin malam mingguan dengan pergi ke live bar atau klub sama Babon dan JoJo, sekarang udah nggak. Terus, gue pun udah nggak pernah lagi deketin cewek cuma buat ganti oli. Gue lebih memilih coli sekarang.
Fuck! Ada apa dengan gue?
"Gue bingung sekarang," ujar gue kemudian.
Babon dan JoJo kompak diam dan duduk sambil menghadap gue. Emang modus mereka supaya gue buka suara buat curhat. Cari bahan ghibah.
![](https://img.wattpad.com/cover/224133368-288-k102583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIRTATIONSHIP (FIN)
Storie d'amoreThe fiction to the fuckest story. The story of friend with more benefits. Called, FLIRTATIONSHIP. Not dating but hang out. Meet plans are usually last minute. Only exist when other need something. Everything is private, nothing is public. CONTENT...