Chapter. 15

12.1K 964 205
                                        

I have decided to write this story during this pandemic.
Corona itu virus. Chandra itu racun haqhaqhaq 😛

After liburan dan tidur bareng di Taiwan bulan lalu, hubungan gue dengan Joy biasa aja. You know what? Nggak ada yang berubah, kecuali dengan gue yang udah berani minta jatah.

Dengan syarat dan ketentuan berlaku dari Joy, yaitu nggak usah tiap hari harus ketemu atau kasih kabar. Pokoknya, persis kayak biasa aja.

Ketemu di tiap hari Sabtu, terserah mau dari pagi sampe malem, ato cuma sejam. Bebas katanya. Because Saturday is our date.

Babon dan JoJo terus mengejek gue soal jadi anak Mami yang baik-baik aja karena nggak pernah ikut dugem lagi dengan mereka. Fyi, mereka nggak tahu kalo gue udah punya langganan buat ganti oli, tanpa harus mencari kayak mereka.

Sssttt, jangan bilang-bilang sama Joy, nanti dia marah. Ini jadi rahasia kita bersama, oke?

Soal hubungan kami yang udah naik level dari friendship menjadi flirtationship, adalah cara kami untuk menikmatinya. Ketimbang harus menyebutnya sebagai in a relationship, rasanya udah basi.

Flirt itu nggak cuma menggoda, tapi mengejek juga. Kayak sekarang misalnya. Gue dan Joy memutuskan untuk makan malam di sebuah Mall yang ada buka resto baru. Biasa lha, kami berdua suka explore kuliner dengan mendatangi resto baru dan mencoba menu andalannya.

Permasalahannya bukan soal hobi kami yang satu itu. Nggak tahu kenapa hari ini gue ketimpa sial dengan harus ketemu beberapa cewek yang menegur dan memanggil gue.

Baru sampe lobby, ada yang menepuk bahu gue dan sapa, "Hei, Chandra, apa khabar?"

Gue dan Joy sama-sama ngeliat cewek dengan muka tebal yang nggak tahu ada berapa lapis bedak di wajahnya. Ofcoz, gue nggak tahu siapa dia? Lagian, itu nggak penting.

Gue hanya membalasnya dengan memberi senyum enggan sambil menggandeng Joy untuk meninggalkan cewek itu.

Nggak cuma di lobby, kejadian juga di lift. Ada cewek main sapa sambil pegang-pegang pipi dan berlagak SKSD. Kalo tadi Joy diem aja, sekarang doi mengerutkan keningnya dan mendengus pelan.

Sama kayak yang pertama, gue cuma senyumin aja dan narik Joy untuk menjauh. Kesialan gue bertambah dengan ketemu lagi di tempat yang berbeda, para cewek yang nggak tahu kenapa pada kenal gue.

Gue nggak kenal lu pada, woi! Pergi jauh-jauh!

"Laku banget, Gan. Sekali sesi kena berapa?" sindir Joy sambil melirik gue sinis.

Gue hanya bisa nyengir, mau gimana lagi. "Udah tutup lapak, Sis. Abang yang ini udah punya adek Joy seorang."

"Tai kuda!" balas Joy senga.

"Nggak boleh ngatain gue sembarangan. Biar begini, gue udah bikin lu enak sampe nagih," sahut gue kalem.

"Ya harus enak lha, kalo nggak, malu-maluin julukan player lu itu. Cewek-cewek lu yang udah-udah, bisa jadi kasih fake orgasm supaya bikin lu nggak sampe malu ati," balas Joy yang langsung bikin gue keki.

"Itu mulutnya minta banget dicipok, yah?" sewot gue.

Joy terkekeh lalu memeluk pinggang gue sambil mendongak menatap dengan penuh arti. "Abis dicipok, terus mau diapain?"

Gue langsung terkekeh sambil merangkul Joy. Begitulah kebersamaan kami setelah memutuskan untuk mencoba membawa hubungan ini ke arah yang lebih dari sekedar teman baik.

FLIRTATIONSHIP (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang