CEO MANJA | J.JK♥

O N E ( S 2 )

"Kau sudah menemukan pelakunya?"

Yoongi mengangkat kepalanya dan menatapku sedih. "Belum. Tapi aku tau kalau sekarang dia sedang ada di restoran ini"

Aku mengerutkan dahi ku dan meletakkan kertas yang ada di tanganku ke atas meja.

"Kirim orang untuk mengawasi dia"

"Dia sudah datang, bersama Taehyung", ucap Hoseok, memberikanku telepon genggam yang tersambung dengan CCTV restoran.

"Apa?! Aku harus ke bawah sekarang!!!"

Yoongi menarik tanganku dan menggelengkan kepalanya, "Kalau kau mau rencana ini berjalan lancar. Jangan membuat masalah lagi"

"Jangan khawatir Kook. Semuanya pasti akan berjalan dengan lancar". Hoseok mengelus punggungku dan mengecek telepon genggam nya sekali lagi.

"Yoongi. Kita harus pergi sekarang". Ucapan Hoseok membuat Yoongi terkejut dan membuat ekspresi yang tidak bisa ku baca.

Dan Yoongi hanya mengangguk dan membisikkan ku sesuatu.

"Yang mendonorkan ginjal kepada y/n adalah Lani. Dan yang membius y/n saat sedang melakukan operasi adalah Heejin"

______________________________________

"Kau mau makan apa Nn. Park??????"

"Lasagna"

Taehyung memanggil salah satu pelayan dan memberi tahu pesanan kami.

Pelayan itu melirikku dan menutup mulutnya, terkejut.

"Itu..!!", ucap pelayan itu sambil menunjuk ke arah ku.

"Apa? Ada sesuatu di wajahku?"

Taehyung mendorong pelayan itu pergi ke arah dapur. Tidak kembali lagi setelah 5 menit ku tunggu..

"Bocah sialan.."

"Nuna!!!"

Aku merasa ada yang menarik ujung pakaian ku. Secara refleks, aku menurunkan pandanganku dan melihat dua anak laki-laki yang berumuran sekitar 5 tahun.. Sepertinya mereka kembar..

Salah satu dari mereka menarik rambut panjangku, membuatku semakin dekat dengan mereka.

"Ahhh! Kalian siapaa??"

"Hyun! Jangan gitu!", ucap salah satu dari mereka.

"Nuna mirip mommy! Yang ada di foto!!"

Anak itu melepaskan rambutku dan membuka kedua tangannya. "Gendong!!!"

Apa-apaan anak ini?!

"Dimana orang tua mu????"

Anak itu menurunkan tangannya dan menunjuk ke arah lift. "kertas!!! Daddy sama kertas!"

"Kertas??", ucapku bingung.

"Kalian harus kembali ke orang tua kalian"

Mereka menggelengkan kepala mereka dengan kompak dan mengenggam kedua tanganku.

"Ayo keluar!"