Autor pov:
Sudah hampir sebulan diwang mengajarkan matematika dasar kepada mira, entah materi ataupun praktek dan karena seringnya mereka belajar di cafe semua pegawai mira jadi tau ternyata diwang merupakan guru les pribadi mira juga masih mahasiswa seperti mira namun 1 tahun di atas mira.
Sekarang diwang dan mira sudah lumayan mengenal dan dekat sebagai guru dan murid juga mungkin di lain waktu bisa menjadi teman yang lumayan akrab, entah mungkin semakin berjalannya waktu. Mereka akan semakin lekat atau mungkin sebaliknya.
Kemarin diwang di minta mira untuk hari ini mengganti jam lesnya dari nanti malam di cafe ke pagi hari jam 10 wib di rumah mira, Gatot Subroto Residence bilangan jakarta selatan yang dapat di tempuh sekitar 45 menit dari cafe plano'art galeri senayan.
.............................Mematikan motor ninjanya, diwang menyapa pak satpam tua yang menjaga rumah besar itu di posnya. "Permisi pak, maaf mengganggu" sambil tersenyum dan berjabat tangan.
Pak satpam yang bernama eman itu tersenyum kikuk penasaran "Oh iya den, ada apa ya?"
Diwang yang tidak enak di panggil aden pun menggaruk tengkuknya dan menolak panggilan itu.
"Panggil saya diwang saja pak, ini saya datang kesini ingin menemui mira karena hari ini dia ada jadwal les sama saya" kata diwang menjelaskan kedatangannya ke rumah besar suryatama itu.
"Oh nak diwang mau ketemu non mira, sebentar ya saya bukakan gerbangnya dulu motornya parkir di dalam saja".
Setelah di bukakan gerbang diwang menghidupkan motornya mengucap terimakasih terus berlalu memasuki pekarangan rumah super mewah itu, lalu
Memarkirkan motornya di depan pintu garasi yang tertutup.Diwang yang pertama kalinya mendatangi rumah mira pun dalam benak terkagum-kagum dimana bangunannya sangat mirip dengan istana ala eropa modern.
"anggap aja ini rumah pengusaha sukses macam bokapnya mira".
Menekan bel rumah dan menunggu beberapa saat, akhirnya pintu rumah itupun di bukakan oleh seorang ibu-ibu bernama iyem yang di perkirakan berumur setengah abad.
Sambil tersenyum, ibu itu menyapa tamu pria di depannya ini" Selamat pagi den, ada yang bisa saya bantu?" katanya.
"Nama saya diwang bu, panggil saya diwang aja, saya datang kesini karena sudah ada janji ngeles dengan mira. Mirannya ada bu?"
Dengan ekspresi kaget bercampur senang bu iyem mempersilahkan diwang masuk, menunggu non miranya di ruang tamu.
"Saya permisi buat minum dulu den, dan bangunin non mira. Maaf ya den non mira belum bangun jam segini biasanya"
"Eh, gausah repot-repot bu. Gapapa biar saya menunggu mira saja". Dengan mengangguk paham bi iyem mengangsurkan diri ke lantai dua.
Sambil menunggu mira, diwang melihat-lihat foto keluarga yang terpajang di lemari kaca besar di samping-samping dinding. Dalam lemari itu banyak foto 3 bocah kecil yang di apit oleh dua orang dewasa berbeda jenis "Ini pasti pak surya dan istrinya". Lalu ada foto dua bocah lelaki yang bermain bola di taman, juga banyak foto anak perempuan kecil yang belepotan dengan cat serta kuas lukis di tangannya sambil tersenyum ke arah kamera. Serta foto transformasi ketiga bocah lelaki dan perempuan itu hingga dewasa. Setelah puas melihat-lihat diwangga putuskan untuk membuka dan membaca buku materi yang hari ini akan ia ajarkan ke mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ones Am Daming
Literatura Feminina"Kata siapa jurusan seni ga berhubungan sama pelajaran matematika?" - tanya Diwangga praharja. kepada mira. "Kata gue barusan, karena matematika itu selalu ngerepotin orang untuk nyari X agar bertemu dengan Y kenapa juga x dan y ga berusaha untuk...