Perihal Perasaan

76 6 4
                                    

Oke, tanpa memperpanjang kata mukadimah, langsung saja, namanya Bulan, lebih lengkapnya Bulan Syaharani. Lahir di bumi tahun 2003, pribumi asli dan bukan alien, dan juga bukan keturunan bidadari, apalagi keturunan Cinderella, ahhh intinya dia manusia asli, bukan siluman dan kakinya masih menapaki tanah.

Siswi kelas XI IPS di salah satu SMA ternama di Sumatra, di daerah mana? Aku kurang tau yang jelas Bulan orang Sumatera dan caranya berbicara enggak medok.

Bulan Syaharani, gadis top dan menjadi incaran bagi laki-laki di sekolahnya, rambut terurai sepinggang dan tinggi semampai alias semeter tak sampai, hahaha sampai kok.

"Lan, lo udah kerjain tugas matematika belom?" tanya Gloria, teman sebangkunya yang sedang jalan bersama Bulan di koridor menuju kelas setelah istirahat makan siang.

Bulan mengerutkan kening. "Emang ada?" Bulan nanya balik karena kebingungan.

"Ya elah, Bulan, kan tugasnya dikasih kemarin siang sama Bu Vita, gimana sih? Cantik cantik lemot," ucap Gloria spontan.

"Heh! Ngomong apa barusan?" bentak Bulan pada Gloria.

"Cantik cantik peot," ucap Gloria latah. "Eh," Gloria membekap mulutnya sendiri. Bulan tertawa ngakak.

"Ha ha ha, gua tuh ke asyikan baca wattpad tau gak? Pas buka buku ya Allah notif update muncul di Wattpad yang bikin gua berpaling dari tugas, ditambah nih yah, cerita yang gua baca itu udah diterbitkan, hingga endingnya dipotong, kan gua bacanya gantung!" jelas Bulan.

"Lu curhat?" tanya Gloria menaikan bibir atasnya.

"Eh, sumpah lah, gua pengen masuk ke wattpad tau ga? Ketemu sama tokoh-tokoh yang gua baca, kayak si Iqbal di cerita Mariposa, si Galaksi, si Chiko di cerita Mozachiko, terus si..."

"Udah udah, halunya udahan ya? Terus tugas lu mau lu apain? Lu tau kan killernya Bu Vita itu gimana?" potong Gloria.

"Eh, iya, Gloria binti Glowing, nyontek ya?" bujuk Bulan pada Gloria saat hendak sampai pintu kelas.

"Boleh, entar gua contekin tapi pas di ke ..."

"Baru datang?" tanya Bu Vita dari dalam kelas.

"Haduh mampus, Ibunya duluan masuk," batin Bulan.

"Eh, Buk Vita udah masuk, salim Bu," kata Bulan menyalami tangan Bu Vita diikuti Gloria.

"Sudah sudah, yang ngerjain tugas boleh masuk," kata Bu Vita dengan logat Bataknya.

Gloria menatap Bulan, Bulan tersenyum.

"Gloria enggak ngerjain, Bu," kata Gloria.

"Eh, Gloria boong Bu, dia ngerjain kok, Bulan yang nggak ngerjain tugasnya," potong Bulan.

"Enggak Bu, Gloria tadi malam baca wattpad," sambar Gloria.

"Eh, itu dialog gua!!" balas Bulan menepuk pundak Gloria.

"Oh iya, Bulan tadi malam baca wattpad, Bu," sambung Gloria.

"Kenapa lu bilang eh?" bisik Bulan pada Gloria.

"AHHH!! KALIAN BUAT SAYA PUSING! KELUARKAN BUKU MATEMATIKA KALIAN!" bentak Bu Vita.

"Eh iya, keluarin, lupa ngangkat," Gloria ceplas ceplos tak karuan dengan latahnya. Bulan menahan tawa.

Gloria dan Bulan mengeluarkan buku Matematika mereka, memberikan kepada Bu Vita.

"Gloria, masuk!" bentak Bu Vita.

"Eh, iya, Bu, masukin tolong, eh,"  ucapnya latah masuk ke kelas.

"Dan kamu Bulan ...."

Bulan menelan ludah. "Iya Bu?"

"Kamu Ibu hukum membersihkan taman belakang yang baru di bersihin Mamang Kebun!"

"Alhamdulillah," Bulan menghembuskan nafas menggosok dadanya.

"Kamu bersyukur? Hah? Aneh pulak?"

"Ya biasanya di cerita-cerita wattpad gitu, dihukumnya bersihin toilet, tapi Ibu Vita berbesar hati nyuruh Bulan bersihin taman, Bulan suka itu," jelas Bulan sambil tersenyum. "Bulan sayang Ibu," sambungnya mencium punggung tangan Bu Vita. "Bulan laksanakan perintah Ibu Vita sekarang, nanti habis kerjain, Bulan boleh masuk kelas lagi, kan Bu? Aih Bu Vita baik banget, permisi Bu, Assalamualaikum!" Bulan berlari menuju taman belakang sekolah.

"Haih? Kenapa kurasa Indonesia kekurangan orang yang waras?" kata Bu Vita menggaruk kepalanya yang tak gatal.

°°°°°°°

Setelah membersihkan sisa-sisa potongan dahan dan berbagai semak belukar yang tumbuh di taman belakang sekolah, Bulan duduk di kantin sambil minum air putih, eh. Air bening deng.

"Panas kali," Bulan mengibas-ngibas wajahnya dengan telapak tangannya.

Bulan mendengar sesuatu di balik dinding tempatnya minum air putih, eh, air bening.

"Fio, jujur, aku selama ini suka sama kamu," katanya.

"Ya elah bucin," gumam Bulan mendekatkan telinganya di tembok.

"Hm, Angga, aku sebenarnya juga suka sama kamu," jawabnya.

"Jadi sekarang kita pacaran?" tanya Angga. Fio mengangguk.

"Yes! Akhirnya!" Angga teriak girang.

"Ya Tuhan, ada lagi makhluk-Mu yang mendapatkan cintanya, semoga aku dan Angga juga langgeng kayak gitu," Bulan senyum senyum sambil mengelus dadanya.

"Eh?" Bulan tersadar. "Itu yang nembak si Angga?!" Bulan berdiri dari kursinya dan berjalan tergesa menuju balik dinding di sebelahnya.

"Oh, jadi gini? Di belakang aku kamu gini?"

"Eh, Bulan, kok Bulan ada di sini?" jawab Angga lembut.

"Oh, iya, tadi Bu Vita nyuruh bantu Mamang Kebun buat beresin ..." Jawab Bulan polos. "HEH! Jangan mengalihkan topik! Gua lagi marah!!!"

"Maksudnya apa hah? Nembak Fio cimoy ini di belakang gua? Lu jahat tau nggak?"

"Yah, maafin gua, Lan," balas Angga.

"Enggak! Gaada maaf maafan! Kemaren pas lebaran ga minta maaf, sekarang lu minta maaf! Kita putus!" Bentak Bulan di depannya.

"Oke, kita putus!" bentak Angga balik.

"Eh, nggak ada i'tikad buat balikan gitu?"

Angga menggaruk kepalanya. "KAGAK!"

"IH JAHAT!" bentak Bulan menyiram Angga dengan gelas bekas minumnya. Angga refleks melindungi diri, namun airnya sudah habis.

"Bentar, aku isi dulu," kata Bulan meraih galon di sampingnya dan mengisi air bening.

"Tuh!" Bulan menyiram Angga dengan air galon yang masih fresh itu.

Bulan sejurus kemudian berlari meninggalkan Angga, air matanya berlinangan menuju toilet wanita.

Bulan menangis di toilet sejadi-jadinya, mengenang cintanya yang harus berakhir tragis, Bulan enggan masuk kelas dengan kondisi menangis seperti ini, memang jam matematika dengan Bu Vita adalah jam terakhir, namun Bulan tak bisa masuk, Bulan memilih menunggu jam pulang di toilet sambil tetap menangis, bahkan beberapa siswi yang hendak masuk ke toilet jadi takut karenanya.

Wattpad AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang