Academy 5 Pilar

21 6 4
                                    

Lintang mengajak Bulan menuju sebuah aula yang ditengah-tengahnya ada lima pilar utama, masing-masing pilar tersebut memiliki warna yang berbeda, pilar putih untuk kelas spiritual, pilar hitam untuk kelas Horror, pilar merah untuk kelas Teenfict, pilar biru untuk kelas humor, dan pilar oranye untuk kelas fantasi.

"Sekarang lu pilih kelas yang lu mau, jika permintaan lu disetujui, maka pilar itu akan melakukan sesuatu pada lu, jika tidak, pilar itu akan hilang dan muncul lagi setelah pilihan lo disetujui.

Bulan diam sejenak, melihat ke lima pilar yang berada di depannya, Bulan lumayan suka membaca cerita humor, Bulan mencoba mendekati pilar berwarna biru, namun seketika pilar itu hilang.

"Atau Teenfict aja ya?" batin Bulan.

Bulan menghampiri pilar berwarna merah, berdiri tepat di depannya tiba-tiba cahaya terang pun memancar dari pilar itu yang artinya Bulan diterima, sesuatu terjadi pada seragam yang dikenakan Bulan, tidak berganti, namun dasi tiba-tiba muncul di serayam Bulan yang sebelumnya tak ada, dasi itu berwarna merah seperti pilar Teenfict.

Pilar humor yang tadinya menghilang, muncul lagi, Bulan pun kembali ke Lintang.

"Gua dikasih dasi merah, Lin, lihat nih," Bulan memamerkan dasi merahnya, Bulan melihat ke arah Lintang yang juga berdasi merah.

"Kalau dasi lu merah, berarti ...?"

"Iya, kita sekelas," jawabnya.

"Ooh gitu," Bulan mengangguk.

"Nah, sekarang tugas gua nganterin lu keliling sampai di sini dulu, soalnya udah sore dan kelas gedung jurusan sudah mau tutup, dan besok lu harus ke sini lagi buat belajar, dan lu bakalan jadi penulis," kata Lintang. Bulan mengiyakan sambil tersenyum.

"Ya udah, yuk gua anter pulang," ajak Lintang.

"Eh, nggak usah repot-repot, gua bisa pulang sendiri."

"Lu kan ga tau jalan?"

"Ya tempat tadi kan? Pas ketemu Bu Novelia?"

"Siapa bilang lu balik ke bumi? Lu bakalan tetap di sini sampai hukuman lu selesai!" tegas Lintang.

"Yah yah, kalo ga pulang ke bumi nasib gua di sana gimana? Ga mau lah, gua mau pulang!" rengek Bulan pada Lintang.

"Enggak bisa," jawab Lintang memalingkan wajahnya.

"Yah, tolong lah," Bulan memegang tangan Lintang penuh harap.

"Enggak bisa Bulan, tapi lu jangan khawatir, selama apa pun lu di sini, waktu lu di bumi enggak bakalan berubah, saat lu kembali ke sana, lu akan kembali tepat di saat lu buka lemari," jelasnya.

"Tapi Mak Bapak gua gimana ehhh!!"

"Nanti gua bantu cari jalan keluarnya, namun karena kelakuan lu yang nggak bisa ngehargai karya orang, lu harus terima konsekuensinya, sudah lah, ayok ku antar pulang," balas Lintang.

"Ke bumi?"

"Ya enggak lah, ke rumah lu di sini, nanti di sana lu bakalan serumah sama seseorang," balas Lintang.

"Oke deh," Bulan pasrah

°°°°

"Besok gua jemput, lu kan enggak tau jadwal lu kapan aja," kata Lintang.

"Iya," jawab Bulan singkat. "Makasih," sambungnya.

"Sama-sama," balas Lintang pamit dan membawa kuda nya untuk pulang ke rumah.

Bulan menghampiri pintu rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya, Bulan pun mengetuk pintu.

"Permisi," ucap Bulan.

"Iya!" teriak seseorang dari dalam, dan pintu pun terbuka.

"Bulan ya?" tanya seorang gadis yang membuka pintu.

"Iya," jawab Bulan.

"Gua Aurora Filana, panggil aja Aurora," balasnya. "Silakan masuk," Aurora sedikit menepi dari pintu mempersilakan Bulan masuk.

Sebuah rumah yang lumayan besar diisi oleh satu orang? Bagaimana dengan yang lainnya? Bulan makin bingung dengan yang terjadi dengannya saat ini, Bulan mencubit lengannya mencoba memastikan bahwa ini bukan mimpi, dan ternyata Bulan tidak bermimpi.

"Oh ya, Aurora, lu dari tokoh Wattpad atau kayak si Lintang gitu? tanya Bulan.

"Iya, gua hampir mirip sama si Lintang, tapi gua tugasnya untuk memantau jumlah pembaca," jelas Aurora menutup pintu.

"Setiap rumah di sini gede ya?" tanya Bulan.

"Enggak sih, cuma rumah ini yang ukurannya agak besar, karena ada satu ruang kerja gua yang memang harus luas gitu untuk mantau pembaca," jelasnya.

"Oo gitu."

"Pasti lu capek, kan? Ya udah, yuk gua anterin lu ke kamar, biar lu bisa istirahat, nanti kalo mau makan, bilang aja, enggak usah segan sama gua, atau lu mau makan dulu?"

"Eh, nggak Ra, gua istirahat aja kayaknya," jawab Bulan.

"Oke deh, yuk," ajak Aurora pada Bulan menuju lantai dua, ke kamar Bulan.

"Oh ya, untuk semua baju dan lainnya yang ada di kamar ini, semuanya buat lu, lu dihukum, tapi lu masih dimanja sama Wattpad Academy," kata Aurora.

"Makasih Ra, gapapa masuk kan?" tanya Bulan, Bulan sangat lelah rasanya.

"Masuk aja, kan kamar lu, gua tinggal dulu ya?"

Bulan tersenyum melihat Aurora dan berterima kasih sekali lagi.

Bulan menarik nafas dan membuangnya cepat seraya merebahkan dirinya ke tempat tidur.

"Ini sebenarnya gua apa sih?" batin Bulan yang masih kebingungan.

Wattpad AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang