1. (Bukan) Awal

1.8K 208 16
                                    

"Eunsaaaang, kenapa pilih tempat belajarnya disini sih? Berisik tauuuu!!"

Suara gerutu dari si kecil Dongpyo lah yang pertama kali menyambut kehadiran Hyeongjun. Oknum yang diomeli tentu hanya memasang cengiran polos nan manis-- membuat Hyeongjun yang baru saja datang jadi ikut terkekeh kecil, sembari mendudukkan diri tepat di sebelah Eunsang.

Sore ini memang sedikit berbeda.

Entah hawanya, suasananya ... atau apalah!
Rasanya ada yang spesial, hingga senyum milik Song Hyeongjun tampak kian merekah (walau sejujurnya ia tak begitu tahu apa itu).

Dimulai dengan dosen yang tiba-tiba mengabarkan ketidakhadiran di kelas, Hyeongjun pada akhirnya bisa menghabiskan sore dengan kedua teman beda jurusannya-- Eunsang dan Dongpyo.

Dan tak tahu ide dari mana, Eunsang dengan semangat mengajak kedua rekan untuk mampir belajar di kantin umum, bukan pelataran perpustakaan seperti biasa.

Katanya sih mau cari udara segar, padahal Hyeongjun yakin bahwa temannya itu hanya ingin mengintip gebetan (namanya Cha Junho kkk) yang biasa menghabiskan waktu di kantin umum.

Dan ... namanya juga kantin umum!

Pengunjung yang datang benar-benar beragam, dari jurusan mana saja maupun klub mana saja yang ada di kampus.

Hyeongjun sejujurnya tak merasa terganggu.

Ia justru cukup antusias melihat kumpulan mahasiswa tahun pertama yang baru menyelesaikan lab (wajah loyonya mengingatkan Hyeongjun pada praktikum mematikan awal semester kk), rombongan gadis ceriwis dari klub radio, juga beberapa sejoli mabuk asmara yang tengah makan bersama.

Yang paling mencolok, tentu meja penuh pemuda berjaket himpunan biru yang sejak tadi terdengar berdiskusi serius nan menggebu.

"Yaudah sih Pyo, jarang-jarang kan belajar di tempat ramai, siapa tau lebih seru!" tutur Eunsang penuh percaya diri, yang dibalas cibiran khas milik Son Dongpyo.

Hyeongjun lagi-lagi hanya tertawa melihat tingkah kedua temannya, tentu tak ada niatan melerai.

Lagipula mereka lucu kok, Hyeongjun cukup suka jika harus sesekali mendengar keduanya berargumen.

"Ehem!"

Atensi Hyeongjun sontak beralih, sama dengan milik beberapa pengunjung kantin lain yang duduk di sekeliling. Sosok lelaki yang tadi terlihat memimpin diskusi kini ada di sebelahnya, entah sejak kapan dan untuk apa.

"Maaf yaa, kita ga maksud berisi--"

"Song Hyeongjun Farmasi, kan?"

Beberapa pasang mata kini awas menatap keduanya. Beberapa tampak tegang menahan suara, takut-takut sang ketua himpunan menggeram marah karena keributan yang menganggu diskusi.

"Maaf maaf bukan mau marah, kaget yaa?"

Alih-alih mengerut kening, senyum merekah justru terpatri manis di wajah si pemuda, turut diiringi uluran tangan bersahabat namun canggung. Rasanya Hyeongjun hampir tertawa karena gemas jika tidak ingat satu fakta-- bahwa ketua salah satu himpunan menyeramkanlah yang tengah ia hadapi.

"Aku Kang Minhee, masih ingat?"

Uluran itu akhirnya dibalas Hyeongjun walau ragu, turut ia ikutin dengan anggukan kecil di kepala. Ada rasa menggelitik ketika kulit jemarinya bersentuhan dengan milik pemuda Kang, terlebih kala bola mata Minhee tampak lekat menatap milik Hyeongjun.

"Ehem ... Song Hyeongjun, kalau aku minta jadi pacarku, kamu mau?"

Hening yang tadi sempat menyelimuti pun sirna, berganti sorak ramai dari berbagai arah -- dari gadis-gadis yang sedari tadi menguping terang-terangan, dari teman main Hyeongjun yang tadinya mematung, serta yang paling nyaring tentu datang dari meja manusia Himpunan.

"Woy! Kang Minhee akhirnya nembak!!"

Song Hyeongjun?

Ia rasanya mau lari saja.




--- 🌸

note : ini pertama kalinya aku nulis di platform orange kk, semoga ceritanya bisa menghibur :) comments and others are welcomed

An Ordinary Me ┊ Deullem / MinisongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang