3. Maaf

882 167 21
                                    



Orientasi mahasiswa tak selamanya diisi dengan kegiatan penuh materi bermanfaat. Ada sesi yang sekadar disiapkan untuk senang-senang, ada sesi pamer ala himpunan dan klub mahasiswa, dan ada pula sesi seperti satu ini ...

"Yaa Si Kuning!"

Pemuda berkaus kuning dengan nametag "Song Hyeongjun" sontak kaget, kemudian kembali giat mencoba merangkak di antara rerumputan dan jaring-jaring coklat semrawut. Peluh mulai mengalir membasahi kulit pucatnya, sempurna bersama kebas yang tiba-tiba hadir di perut dan kedua lengan.

Para panitia orientasi menyebutnya sesi ini sesi keakraban (walau hingga detik ini, Hyeongjun tak mengerti dimana sisi akrabnya). Mahasiswa baru diutus untuk melakukan tantangan dari panitia-- dari yang normal hingga yang aneh. Tak ada yang berani menentang di antara teriakan senior, semua hanya mencoba berjuang sekeras yang dibisa-- agar setidaknya, hari ini dapat berlalu lebih cepat.

Harus Hyeongjun akui, dirinya bukanlah anak yang tergolong jago dalam olahraga. Ia hanya bisa lari (sedikit, karena dulu sering mengejar bis sekolah) dan senam lantai (tidak sengaja, karena hobi tari yang diam-diam dimiliki).

Di hari-hari biasa Hyeongjun memang bukan yang terbaik, namun setidaknya bukan pula yang terburuk. Hyeongjun itu ada di tengah, si biasa-biasa saja yang tidak mencolok hingga jarang mendapat teguran.

Tetapi hari ini, ia bisa dibilang sedang dalam kondisi tidak sehat (sedikit demam dan batuk), hingga rasanya lebih sulit untuk mengatur tiap-tiap gerak tubuh.


Satu langkah lagi, sedikit lagi.

"Kalau gakuat, jangan dipaksain."

Sosok ketua gugusnya berbisik lagi, mungkin sudah yang ketujuh kali hari. Sama seperti sebelumnya, Hyeongjun hanya mengangguk dan tersenyum

Jujur, melihat Kang Minhee berkata begitu beberapa kali justru membuat Hyeongjun tak ingin lekas menyerah. Hal terakhir yang ingin ia lakukan hari ini adalah merepotkan rekan-rekan orientasi, terlebih Kang Minhee.

Hyeongjun masih percaya diri saat harus merangkak dalam terowongan.
Masih cukup kuat saat harus melompati rintangan buatan, pun saat harus memanjat dengan tali-tali tambang yang tampak tak lagi kuat.

Namun ketika tiba waktunya menyeberangi sungai, tubuh menggigil itu ambruk-- hampir-hampir saja terhanyut bersama arus air yang kian deras.


-- 🌸🌸


Hal pertama yang Hyeongjun lihat saat membuka mata adalah langit tenda berwarna biru neon-- yang ia tebak adalah tenda kesehatan.

Yang kedua, ketua gugus orientasinya-- Kang Minhee.

Minhee tampak mengulas raut tegang di wajahnya, bola mata serius menatap, ditambah alis tebal yang tengah menukik. Hyeongjun sukses dibuat takut untuk memecah hening, pun memutus tatap antar keduanya.

"Lain kali, jangan sok kuat dan nyusahin orang lain."

Kang Minhee lah yang pertama bicara, sebelum tubuh jangkuk itu tampak beranjak dari posisi duduk.

Pemuda itu terlihat melangkah cepat, seolah hendak bergegas keluar, kemudian urung saat benar-benar berada di pintu tenda.

"Kamu suka ya maksain diri dan nyusahin gitu?"

Dalam sekilas jeda yang diberikan langkahnya, hanya pundak Minhee yang tampak berbicara menghadap Hyeongjun. Tak ada ekspresi lain yang bisa ditangkap Song Hyeongjun, namun itu pun cukup untuk membuat air mata merebak hingga ke pipi pucatnya.



"Untung ini aku, kalau yang lain, memangnya mau terus-terusan disusahin sama kamu?"




Hari itu, Hyeongjun pulang dengan mata sedikit sembab-- di tengah teman-teman yang bersorak riang atas selesainya masa orientasi.
Ia tahu bahwa dirinya banyak menyusahkan, tapi apa perlu Kang Minhee berkata sesinis itu padanya?


-- 🌸🌸



Yang Hyeongjun tak tahu, Kang Minhee jauh merasa lebih buruk setelah berkata tak jelas.

Ia pun tak mengerti mengapa bisa sekhawatir ini, hingga emosi yang membendung dibiarkan meluap seenaknya.

Minhee tak suka melihat Hyeongjun susah.
Tak suka melihat wajah pucatnya.
Terlebih tak suka melihat ekspresi sedihnya.

Sayang, sore itu gengsi lah yang menang.


ㅡ Maafnya hanya bisik kecil, lebur bersama teriakan bahagia usai orientasi, hingga tak pernah sampai ke telinga yang dituju.


"Maaf. Song Hyeongjun, maaf."




---




Comments and other feedbacks are loved ^^

An Ordinary Me ┊ Deullem / MinisongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang