Akhirnya

5K 549 104
                                    

"Mau jenguk siapa, neng?"

Clara yang awalnya melamun menatap sekitar, segera menoleh dan menatap bagian belakang sopir dengan pandangan linglung.

Sopir taksi yang melihat Clara dari kaca spion depan, kembali mengulang pertanyaannya. "Ke rumah sakit mau jenguk siapa, neng?"

"Oh, temen sekolah, pak." jawab Clara.

Sore ini setelah pulang sekolah, Clara berniat menjenguk Cakra yang sudah dirawat tiga hari di rumah sakit. Dan tiga hari itu pula Clara merasa bersalah. Sudah tahu Cakra itu polos, ia masih saja berkata sarkasme hingga dianggap serius oleh laki-laki itu.

Clara memutuskan untuk merawat laki-laki childish itu selama berada di rumah sakit. Setiap pulang sekolah, dia akan pergi menemui Cakra—yang tentunya akan disambut dengan sangat antusias oleh laki-laki itu.

"Makasih, pak."

Clara menutup pintu mobil lalu kemudian masuk ke dalam lobi rumah sakit. Dia bergegas dengan langkah lebar dikarenakan ia sudah terlambat setengah jam dari waktu biasanya ia datang.

Kaki kanan Clara baru saja melangkah ke ruangan Cakra dirawat. Namun suara teriakan Cakra langsung membombardirnya.

"Clara!! Clara kemana aja! Cakra dari tadi nungguin Clara! Cakra panik tahu! Clara nggak mikirin perasaanya Cakra! Nggak–&#$)¥£¶∆$?!"

Tangan Clara dengan cepat membungkam bibir Cakra agar omelan laki-laki itu bisa berhenti.

Alhasil mata bulat Cakra melotot imut, sekilas seperti kucing yang tengah marah.

"Tadi gue ada urusan di sekolah." jawab Clara belum menarik tangannya. Waspada kalau Cakra akan kembali mengomel.

Cakra yang masih telungkup di ranjang, mendengus kesal. Punggungnya yang mengalami luka yang tidak bisa dibilang ringan, membuat laki-laki itu harus berbaring telungkup.

Melihat telapak tangan Clara yang masih berada di bibirnya, Cakra menjulurkan lidahnya dan menjilat telapak tangan gadis itu.

"Cakra!"

Clara spontan menarik tangannya lalu mengusapkan ke roknya. Dahinya mengernyit ketika ia merasa tidak jijik, dan hanya merasa geli saja.

"Clara lucu, deh." Bibir Cakra mengulas senyum cemerlang dengan mata penuh binar.

Clara tak menjawab. Bola matanya bergulir dan tak sengaja melihat semangkok bubur yang tampak tak tersentuh. Dia langsung mendelik ke arah Cakra, "Lo belum makan?"

Kepala Cakra menggeleng spontan. Dia menatap Clara penuh harap, "Cakra nungguin Clara."

"Kenapa nungguin gue?" tanya Clara yang sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.

"Minta suap."

Mendengus, Clara mengambil bubur tadi dan duduk di kursi samping ranjang. "Manja."

"Cakra manjanya cuma sama Clara doang, kok." ucap Cakra tulus.

Tak menjawab, Clara mengaduk bubur yang tampaknya sudah dingin itu. Tidak enak sebenarnya kalau bubur sudah dingin, tapi siapa suruh Cakra tidak memakannya sedari tadi?

Clara menyendok bubur dan menyuapi Cakra. "Aaa.."

Cakra membuka lebar mulutnya dan langsung menerima suapan dari Clara. Mereka persis seperti ibu yang sedang menyuapi anaknya yang masih balita.

"Buburnya enak banget, Clara! Ini bubur terenak di dunia!" ujar Cakra berlebihan.

Bibir Clara merengut, "Bubur dingin gini kok enak."

My Childish My PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang