02- Ciuman?

167 22 16
                                    

Jangan lupa Vote,
kalo perlu Commet juga hihi-biar kita makin akrab

←↑↓→

Salah!! Rasa yang ditimbulkan tadi itu salah!!

Itu tidak boleh terjadi! Tidak seharusnya!

Jisoo menggeleng cepat untuk mengusir pemikiran meyeramkannya, perlakuan Suho di dapur tadi sulit hilang dari pikirannya. Itu wajar bukan? mereka adalah sodara sepupu dan Suho hanya berniat menolongnya-itu saja!!

" Jisoo mau dibawa kemana? Sini! "

Jisoo tersadar, karena terlalu sibuk berpikir membuatnya tidak fokus dengan melewati ruang tamu dan melangkah menuju pintu keluar. Padahal jelas cemilan yang dia bawa di mapan itu seharusnya untuk para tamu. Jisoo hanya mampu tersenyum kikuk untuk meredakan rasa malu. Kembali mendapati senyum Suho ke arahnya semakin membuat Jisoo malu.

" malam ini ada pasar malam di tanah lapang dekat kantor kelurahan, hiburan itu adalah kebanggaan... "

Perkataan Kai terhenti dikarenakan deringan ponselnya berbunyi nyaring, dengan terpaksa Kai meminta izin untuk undur diri ketempat yang lebih pas untuk menerima panggilan.

" jadi gimana ibu kota? " Ayah Jisoo

" buruk, sekalipun dalam berberapa urusan tinggal di Kota membuatnya menjadi mudah, tapi tinggal di pedesaan jauh lebih meyenangkan. Solidaritas sesama manusia masih berlaku dalam.... "

Jisoo kembali terkunci dalam diam, kecakapan laki-laki di depanya membuatnya merasa terpesona. Bukan kalimat asal seperti Kai yang asal berbicara, semuanya tertata apik dengan wajah penuh wibawanya. Jisoo pikir yang berbicara di depannya kini adalah cerminan dari kepala desa atau bahkan pembisnis sukses.

Seingatnya dulu mereka pernah bertengkar merebutkan remot televisi karena meyukai acara yang berbeda. Suho sudah tumbuh dengan baik dan menjadi semakin dewasa dengan berbagai pemikiran bijaksana, dia berencana mengambil andil dalam semua bisnis Ayahnya yang merupakan harta warisan ditambah dengan rencana membuat lapangan pekerjaan baru.

Kai masuk dan kembali duduk di tempat sebelumnya, meyeruput teh miliknya hingga tandas " sebelumnya aku minta maaf Ho, Ayah nelpon buat ngasi tau kalo aku harus ke Kota sekarang juga. Pulangnya mungkin minggu depan. Jadi buat acara nanti malem aku gak bisa nemenin " katanya, meyampaikan permintaan maaf dengan wajah bersalah. Perintah orang tua adalah kewajiban, sekalipun Kai sudah berencana dari jauh hari untuk menjadi orang yang akan menemani sahabat lamanya mengelilingi Desa. Kini sesudah Suho pulang, dia malah memiliki kesibukan lain, Kai dengan kecewa meyatakan permintaan maafnya.

Suho terlihat biasa saja, dia pasti sangat mengerti. " gak pa-pak kok, aku justru seneng gak temenin sama kamu."

" kalo gitu kamu ditemenin yang lain aja. Inget Sehun kan? Atau sama Bayu aja? Tapi siap-siap aja di porotin."

" saya bareng Jisoo aja, boleh kan Bi? " izin Suho pada Bu Bunga secara langsung dan tiba-tiba sangat mengagetkan Jisoo, rasa was-was semakin menjadi saat semua orang menunggu jawaban dari orang tua.

Kenapa harus Jisoo?

Yang memasang wajah paling kaget adalah Kai, semua orang tahu bagaimana Jisoo begitu dijaga ketat. Apalagi keluar dengan laki-laki, sudah jelas tidak diperbolehkan. Perempuan cantik itu bahkan tidak pernah terlihat dekat dengan lalaki manapun selain Sehun dan Kai. Bukan karena tidak menarik bagi lawan jenis, hanya saja kekangan dari sang Ayah mengingat Jisoo dalam segi manapun, para lelaki bahkan sudah terbirit hanya dengan mengetahui siapa Ayah Jisoo.

" Suho, sebelumnya maaf... " Ayah membuka suara, dimulai dengan permintaan maaf yang pasti merupakan petanda penolakan.

" boleh kok " ujar Bu Bunga dengan nada ceria. Semua orang melihat ke arah Bu Bunga yang masih tersenyum. Tanpa sadar Jisoo dan Kai membuka mulutnya. -Bu Bunga mengabaikan tatapan suaminya.

KATRESNAN | SuhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang