Pigura-pigura foto memenuhi dinding di sepanjang hall menuju aula pertemuan di dalam Kerajaan Montania. Pria betubuh tegap yang memiliki tinggi sekitar 187 cm dengan gagahnya memasuki aula. Semua orang memandangnya, termasuk sang ayah, Keenan, Raja Montania ke-181. Allerick, pria itu melangkahkan kakinya menuju kursi disebelah sang ayah.
"Yang Mulia, saya akan melaporkan hasil pencarian saya selama kurang lebih dua bulan terakhir ini. Saya menemukan keturunan Serrano satu-satunya yang masih hidup. Saat ini usianya kurang lebih 26 tahun dan tinggal di Huntsdale bersama neneknya. Namun, dia tidak menggunakan nama Serrano. Menurut catatan sipil, dia mengganti nama belakangnya menjadi de Foix." ucap James, tangan kanan raja, kepada Keenan dan Allerick.
Allerick menampilkan raut wajah datar, tangannya terkepal di atas pahanya untuk meredam sebagian emosinya. Tanpa mengalihkan tatapannya kepada sang raja, dengan tetap tenang ia bertanya "Apa kau yakin dia benar-benar keturunan Serrano satu-satunya James?"
"Ya, saya mendapatkan bukti kuat yang ada pada bagian tengkuk Miss de Foix, ada semacam tanda seperti bulan sabit. Sama persis seperti yang ada dalam buku keturunan kerajaan Yang Mulia." jawab James lugas.
"Baiklah, biarkan aku bicara berdua dengan anakku." titah sang Raja. Semua pengawal dan orang kepercayaan raja berbondong-bondong keluar aula pertemuan tersebut. "Kau tahu, aku sudah mengatur janji temu dengan perdana menteri untuk menikahkan putri bungsunya denganmu, namun takdir berkata lain. Keturunan Serrano lah yang pantas untuk menduduki tahta permaisuri nantinya, bukan keluarga lain."
"Aku tidak mau menikahi siapapun selama Yvonne masih bernafas, Ayah!" ucap Allerick tegas.
"Kau tidak bisa bertindak egois seperti ini Rick. Dengan mengalihkan semua tugas Yvonne kepada tangan kanannya, lama-lama akan menimbulkan kecurigaan pada rakyat. Tidakkah kau pikir itu akan semakin membebani pikirannya?"
"Sekarang aku mengerti kenapa Yvonne tidak diberi gelar bangsawan yang bisa menaikkan tahtanya menjadi permaisuri setelah menikah denganku. Ternyata ayah memang mengharapkan orang lain untuk menduduki posisi permaisuri selanjutnya." Allerick hendak berdiri meninggalkan singgasananya. Namun Raja Keenan kembali mengucapkan kata-kata yang membuat dirinya bergeming, "Keluarga Serrano menyelamatkan nyawaku Rick. Aku berjanji pada sahabatku dan diriku sendiri bahwa tahta itu untuk anak perempuannya yang akan menjadi jodoh pangeran mahkota kelak, yaitu dirimu. Jika tidak ada keluarga Serrano yang menyelamatkanku, maka tidak akan ada dirimu yang sekarang ini. Tolong mengertilah, ini permohonanku sebagai ayahmu, anakku."
Allerick tidak memberi jawaban apapun, hanya melanjutkan langkahnya keluar aula dan melangkahkan kakinya menuju kamar Yvonne, sang pujaan hati.
***
"Jadi apa kabar baik yang ingin kau bagikan padaku Le?" tanya Oriana sambil menyuapkan lasagna yang ia pesan di restoran favorit Lea dan dirinya.
"Ah, kau tahu karena aku memenangkan pertandingan kemarin, ayahku berjanji untuk mengajakku berlibur ke Montania. Aku ingin kau ikut denganku Ori, tenang saja ayahku juga berjanji untuk membayar semua kebutuhan kita berdua." serunya sambil mengedipkan mata.
"Apa?"
"Oh ayolah Ori, kalau kau tidak ikut aku akan pergi dengan Travis. Kau tahu bagaimana menyebalkannya dia sebagai kakak. Kalau ada dirimu, dia pasti tidak berkutik. Tolong terima permintaanku ini ya Ori?"
"..."
"Ori? Kamu mendengarkanku?"
"Ya, kenapa kamu memberi kabar mengejutkan seperti ini Le, beberapa desainku masih mentah sedangkan deadlinenya sebentar lagi."
"Oh ayolah, aku tahu kau bisa mengejar sebelum deadline. Masih ada satu minggu lagi Ri. Bagaimana?"
"Baiklah, tapi biarkan aku membayar tiketnya. Aku tidak enak pada keluargamu. Mereka selalu baik padaku dan aku tidak pernah membalas jasa mereka."
Lea mengaduk-aduk pastanya, memikirkan jawaban yang akan diberikan kepada Oriana, jika dia menjawab tidak perlu mengganti biaya liburan, Oriana pasti menolak pergi. Jadi dia akan mengikuti permintaan Oriana dan nanti uangnya bisa ia kembalikan ke rekening Oriana setelah liburan. Ya kau memang cerdas sekali Le, tidak sia-sia ayah mengeluarkan banyak uang untuk pendidikanku, pikir Lea dalam hati sambil tersenyum.
"Ya ya ya baiklah. Yang penting adalah kau ikut berlibur bersamaku. Nanti aku bantu untuk izin pada Grams. Grams pasti setuju jika aku yang memohon." ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata. Oriana menatapnya curiga, tidak biasanya Lea langsung menuruti permintaannya tanpa berdebat. Tapi kalau dipikir-pikir dirinya juga butuh liburan karena dua tahun terakhir ini bosnya selalu menunjuknya untuk menangani klien-klien besar. Cuti sebentar pasti tidak jadi masalah pikirnya.
"Ri, jangan nengok ke belakang ya, let me tell you di belakang kamu ada laki-laki yang daritadi curi-curi pandang ke meja kita." ucap Lea dengan santai sambil memakan es krim yang mulai mencair. Sontak Oriana menoleh ke belakang, maniknya bertemu dengan manik berwarna coklat madu milik lelaki tersebut. Oriana segera memutus kontak mata tersebut dan kembali fokus dengan dessertnya.
"Sudah aku bilang jangan nengok ke belakang!" sahut Lea gemas, Oriana hanya memutarkan bola matanya keatas. "Kau tau aku benci kalau ada orang bilang jangan nengok, jangan buka, jangan jangan jangan. Setiap ada yang bilang seperti itu aku pasti melakukan yang sebaliknya." balas Oriana tidak mau kalah sambil mengikat rambutnya karena dirinya tiba-tiba merasa gerah.
"Let's go home Le, aku harus selesaikan desainku supaya liburan kita tenang." kedua wanita itu segera meninggalkan restoran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ROYAL PALACE OF MONTANIA
RomancePERATURAN #3 Jangan tatap matanya PERATURAN #2 Jangan bicara dengannya PERATURAN #1 Jangan pernah menarik perhatiannya Ketika peraturan-peraturan yang selama ini dipegang erat oleh Oriana untuk menjaga dirinya tidak lagi berlaku, semua hal dalam hid...