Seorang wanita terbaring lemah di tempat tidurnya, mencoba memejamkan mata untuk menghalau rasa pusing yang menyerang kepalanya. Tak lama terdengar suara langkah kaki tergesa mendekati ranjangnya, saat menoleh ia mendapati Allerick yang terlihat lelah dan menunjukkan raut khawatir, senyumnya terbit seketika. Ia mencoba untuk duduk di sandaran ranjang. "Tetaplah berbaring Yvonne, aku tidak ingin kau banyak bergerak." perintah Allerick sambil duduk di pinggiran ranjang dan mengecup kening Yvonne.
"Bagaimana keadaanmu hari ini? Apa kau sudah meminum obatmu?" tanya Alleric. Yvonne menggeleng, "Rasanya mual setiap kali aku memasukkan obat itu ke dalam mulutku." Jawabnya sambil menadahkan tangan menuju Allerick, meminta Allerick untuk mengelus tangannya, seperti yang biasa lelaki itu lakukan saat Yvonne sakit. Alih-alih menyambutnya, Allerick bangkit dan meminta pelayan untuk membawakan makanan dan obat yang harus dikonsumsi Yvonne selama lima jam sekali.
"Ayo buka mulutmu." perintah Allerick lembut, Yvonne hanya menggeleng dan menutup mulutnya. Allerick menghela nafas dan menarik tangan Yvonne dari mulutnya, ia meletakkan nampan makanan di atas nakas yang ada di samping ranjang wanitanya. Kemudian ia mencondongkan tubuhnya untuk mengecup bibir Yvonne. Allerick berbisik halus, "Aku tidak ingin kehilanganmu, kau harus bertahan demi aku, jadi aku mohon makan ya?" Allerick memohon dengan menatap manik hijau milik Yvonne. Akhirnya Yvonne yang lemah terhadap permintaan lembut Allerick pun mengangguk dan mulai mengunyah makanannya perlahan.
"Aku dengar akan ada kunjungan untuk umum beberapa hari ke depan?" tanya Yvonne setelah menyelesaikan kegiatan rutin minum obatnya. Allerick mengangguk, "Kau tidak perlu khawatir, aku sudah memerintahkan kepala pengawal untuk menutup akses menuju tempat tinggal kita. Kemungkinan kunjungan itu dilakukan saat jadwal kemo berlangsung, aku tidak ingin ada hal yang mengganggumu saat proses kemo." lanjutnya.
"Sejujurnya aku bosan tinggal disini, aku rindu mengelilingi bagian tersembunyi disisi Barat."
"Jangan aneh-aneh Yvonne, kesehatanmu yang utama. Aku tidak ingin kau kelelahan." Allerick melirik jam dipergelangan tangannya, "Aku akan mengunjungimu lagi nanti, saat ini pihak Kerajaan Ayllón sudah menungguku di aula pertemuan, beristirahatlah." ia beranjak dan mengecup kening Yvonne dan meninggalkan kamar wanitanya.
Sepeninggal Allerick, Yvonne memanggil pelayan dan meminta pelayannya, June, untuk menghubungi ayahnya. Terdengar suara hangat ayahnya menyapa dari seberang, "Bagaimana kabarmu Putriku?" dirinya lantas tersenyum berharap ayahnya dapat mengunjungi kamarnya saat ini. "Seperti biasa Ayah, membosankan terus berbaring di atas ranjang besar ini sendirian. Apa kau sudah melupakanku Ayah? Sudah dua minggu ini kau tidak mengunjungiku, begitu sibuknya kah jabatan Menteri Pertahanan hmm?"
"Aku masih di luar Montania, Putriku. Selepas tugas aku pasti langsung mengunjungimu, bertahanlah sebentar lagi. Kemungkinan aku dapat menemanimu untuk kemoterapi selanjutnya." jawab Ayahnya. "Baiklah,hati-hati disana Ayah. Aku akan beristirahat sekarang, sampai nanti." Yvonne memutus sambungan telepon dan terlelap setelah mendengar suara Ayahnya.
***
James, tangan kanan Raja, sedang berbicara serius kepada anggota kerajaan ketika pintu ruangannya tiba-tiba terbuka. Muncul laki-laki berbadan tegap dengan langkah besar mendekati James. Ia pun meminta bawahannya meninggalkan ruangannya. "Tidak biasanya kau mengunjungiku Conrad, ada apa?" tanya James tanpa basa-basi.
"Serrano." Jawab Conrad lugas, matanya menatap James tajam, kedua tangannya dilipat di atas dada. James memasang tampang datarnya, seolah-olah tidak terpengaruh dengan kata yang dilontarkan Conrad. Lelaki itu pun melanjutkan, "Aku menemukannya, bulan sabit eh?" ucapnya santai sambil tersenyum miring.
"Darimana kau tahu?"
"Kau tahu orangku ada dimana-mana. Mudah bagiku untuk mendapatkan informasi sepenting ini."
"Jangan bertindak gegabah Conrad, jika ini tersebar, aku yakin nyawa anak itu dalam bahaya. Untuk sekarang biarkan seperti ini."
"Aku tidak bisa berjanji, kau sudah melihatnya dan kau tahu dia benar-benar tipeku. Sangat jauh dari tipe Allerick." Conrad menarik kursi di sebelah James lalu mendudukkan dirinya, "Apa kunjungan umum besok memiliki agenda lain huh?" tanyanya curiga.
"Tidak ada agenda lain, hanya kunjungan umum biasa." jawab James datar. Seperti dugaannya, James akan menjawab pertanyaannya dengan jawaban umum. "Baiklah kalau begitu aku akan menginap di istana sampai kunjungan itu tiba." Conrad bergegas keluar meninggalkan James yang berusaha terlihat tenang.
***
Berbanding terbalik dengan suasana di istana, dua wanita di dalam kamar hotel sedang sibuk menyiapkan dirinya untuk melanjutkan tour yang tertunda kemarin karena malam menjemput. Oriana sibuk memadu-padankan koleksi pakaiannya, sedangkan Lea sibuk mengatur rambut curlynya di kamar mandi. Akhirnya pilihan pakaian Oriana jatuh pada white crop top sabrina dipasangkan dengan circle skirt motif bunga daisy berwarna yellow light. Wanita dengan tinggi 170 cm melihat bayangannya di cermin dan tersenyum puas. Oriana hanya mengenakan makeup tipis, menggerai rambutnya, dan mengenakan kalung dengan bandul matahari sebagai pelengkap aksesorisnya.
"Lea, aku sudah siap!" teriak Oriana dari dalam kamar.
"Ya sebentar lagi. Sungguh menyebalkan rambutku sangat tebal, memakan waktu lama untuk meluruskannya setiap pagi." sungut Lea saat keluar dari kamar mandi membawa alat pelurus rambutnya.
"Tidak ada yang jelek dengan rambut gelombang tahu. Para model saja membuat rambutnya bergelombang saat berjalan di atas catwalk." sontak Lea melempar bantal pada Oriana. "Yeah says woman who has beautiful straight hair." balas Lea sambil memutar bola matanya. Lea melanjutkan dengan menggelengkan kepalanya, "For God's sake mereka model Oriana, aku hanya wanita yang tidak bisa dibandingkan dengan para model itu."
Oriana mendekati Lea, "Sudahlah, tidak perlu kesal begitu, jelek tahu. Aku minta maaf, ayo kita segera sarapan. Penampilanmu sudah mendapat nilai sempurna dariku." Ucapnya sambil mencolek pipi sahabatnya.
Sepanjang perjalanan Oriana asyik melihat pemandangan di sebelah kirinya melalui kaca bus. Tata kota Montania sangat cantik dan teratur, di bagian kiri terdapat laut berwarna biru, banyak burung-burung berterbangan dan merunduk untuk mencari ikan di permukaan. Laut diberi pagar yang tidak terlalu tinggi, adapun trotoar lebar untuk pejalan kaki, selang beberapa meter ada kursi-kursi panjang yang disediakan untuk pejalan kaki yang ingin menikmati pemandangan matahari tenggelam dari pinggir laut. Sedangkan di sebelah kanan, terdapat bangunan bertingkat didominasi cat tembok berwarna putih dan cat kayu berwarna krem kecoklatan dengan hiasan tanaman hijau disetiap pintu. Leo bilang, bangunan ini merupakan bangunan asli sejak zaman dulu. Setiap penghuni yang tinggal dilarang mengubah atau merenovasi bangunan di area ini.
Menurut jadwal yang diterima Oriana, kunjungan pertama mereka adalah tempat pembuatan jaket kulit dari Baby Lamp Skin yang terkenal di Montania, kemudian mengunjungi kota kuno Euphenus yang merupakan situs arkeologi Ibukota Cuenca terbesar di Eropa dan dilanjutkan menuju reruntuhan kota kuno Requena pada jaman Romawi untuk melihat keajaiban alam Cotton Castle yang merupakan terasering yang terbuat dari hasil endapan aliran air belerang dan batu kapur.
Oriana membangunkan Lea dari tidurnya karena bus sudah berhenti di tempat pembuatan jaket kulit. Oriana berdecak, ini masih pagi dan sahabatnya malah tertidur padahal pemandangan disepanjang jalan sangat sayang untuk dilewatkan. Akhirnya mereka bertiga--Oriana, Lea, dan Travis--memasuki tempat pembuatan jaket kulit. Oriana melirik jam di gawainya, waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. It's gonna be a long day but I bet it's gonna be fun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ROYAL PALACE OF MONTANIA
RomancePERATURAN #3 Jangan tatap matanya PERATURAN #2 Jangan bicara dengannya PERATURAN #1 Jangan pernah menarik perhatiannya Ketika peraturan-peraturan yang selama ini dipegang erat oleh Oriana untuk menjaga dirinya tidak lagi berlaku, semua hal dalam hid...