PARTE TRES

29 3 2
                                    

Suara dengungan pesawat terdengar samar, Oriana mengalihkan pandangan ke sekelilingnya dan mendapati Lea sedang terlelap, begitu pun Travis yang duduk di seberangnya. Daripada memaksa dirinya untuk tidur, Oriana memilih mengeluarkan iPadnya dan membuka aplikasi untuk mendesain sketsa gaun yang ada dalam pikirannya. Saat mendesain, Oriana hanya fokus pada satu hal, bahkan para penumpang yang berlalu-lalang untuk ke toilet tidak mengalihkan perhatiannya kecuali turbulensi kecil karena buruknya cuaca di luar.

Ketika turbulensi kecil terus menerus terjadi dan sang pilot mengucapkan maaf berulang kali karena cuaca buruk, Oriana memutuskan menghentikan kegiatannya, ini tidak akan berhasil jika setiap aku menggambar garis pesawat bergerak tidak stabil. Beberapa jam lagi dirinya, Lea, dan Travis akan menginjakkan kaki di Bandara Sarrià-Sant. Lalu melanjutkan perjalanan darat selama kurang lebih tiga jam untuk sampai di kota Montania.

Montania mengingatkannya akan Grams, betapa sulitnya mendapatkan izin Grams untuk pergi liburan ke kota ini bersama Lea. Beruntung Lea dan keras kepalanya serta kegigihannya merayu Grams untuk mengijinkan Oriana pergi bersamanya dan Travis. Satu malam sebelumnya, saat Oriana sedang menyiapkan perlengkapan liburan, Grams mengetuk kamarnya dan berdiri menatap Oriana lama dalam keheningan. "Ada apa Grams? Jangan bilang Grams berubah pikiran lagi, daripada begitu sebaiknya bantu aku packing." ucapnya sambil menarik tangan Grams dan mendudukkan Grams di kasurnya yang penuh dengan baju-baju.

"Oriana..." panggil Grams lembut berharap mendapatkan atensi penuh cucunya. Oriana lantas menengok, ketika orang-orang memanggil nama lengkapnya sudah dipastikan ada hal penting atau hal yang membuat seseorang marah karena dirinya bersikap acuh. "Jangan menatapku seperti itu Grams, demi tuhan aku hanya akan menghabiskan lima hari di Montania dan aku sudah dewasa. Grams bisa percaya padaku, lagipula Lea dan Travis tidak akan meninggalkanku sendirian disana." Oriana mengucapkan kalimat itu dengan lembut sambil mengelus tangan Grams.

"Grams hanya ingin kau mengingat dan mematuhi tiga hal yang akan Grams sampaikan." pandangan Grams menerawang, seakan berat untuk mengungkapkan permintaannya ini, Oriana mengerutkan dahi. "Sebenarnya ada apa Grams?" tanyanya penasaran.

"Saat kau tiba di Montania, jangan pernah menunjukkan tanda lahirmu di tempat umum. Grams perhatikan kau selalu cuek dengan penampilanmu, tapi saat disana kau harus menutupi tanda lahirmu."

"Aku tidak mengerti Grams, sebenarnya ada apa dengan tanda lahirku? Apa orang di Montania tidak ada yang memiliki tanda lahir huh?" tanya Oriana bingung.

Grams menghembuskan nafas panjang, ia sangat mengenal sifat cucunya. Dia tidak akan bisa keluar dari kamar ini sebelum menjawab pertanyaan Oriana. "Hubungan yang rumit, kau hanya harus berhati-hati selama disana dan mengingat pesan Grams. Jangan pernah terpisah dengan Lea dan Travis, kau tahu hanya dirimu yang Grams punya saat ini kan? Kau bisa menuruti permintaan Grams?" Grams mengelus pipi Oriana lembut berharap jawaban yang ia berikan dapat memuaskan cucunya. Oriana terdiam lama sambil menatap manik coklat muda Grams yang mengingatkannya akan mendiang ibunya, akhirnya ia mengalah dan menganggukkan kepalanya supaya Grams tenang dan tidak banyak pikiran yang bisa menaikkan tekanan darahnya.

"Sebaiknya Grams istirahat sekarang, ini sudah hampir tengah malam. Tenang saja Grams, aku janji akan menjadi cucu berbakti dan mematuhi permintaanmu." jawab Oriana lembut sambil mengecup pipi Grams. Sambil memandangi punggung rapuh itu keluar dari kamarnya, Oriana memijat dahinya, tak lama ia beranjak menuju meja rias dan melihat tanda lahir yang dimilikinya sambil mengelus tanda tersebut. Kembali mengecek perlengkapannya dan merapikan tempat tidur yang penuh dengan baju yang tidak jadi dia bawa, tiba-tiba gawai miliknya berbunyi.

Ori jangan lupa membawa satu setel baju yang sopan. Aku sangat hafal kebiasaan travellingmu yang selalu membawa baju minim. Karena kita akan mengunjungi Royal Palace di sana, kita harus mengenakan pakaian yang sopan dan berkelas. Aku hanya mengingatkan! Siapa yang tahu kita bisa berpapasan dengan anggota kerajaan dan berjodoh dengan mereka hihi, aku menyayangimu. Sampai berjumpa besok!

Pesan dari Lea membuat Oriana memutar matanya. Namun, Oriana segera membuka lemarinya, mengambil midi dress bahan silk dengan kerah v neck berwarna hijau zamrud, lalu memasukkannya ke dalam koper. Everything's ready batinnya.

Suara pramugari mengalihkan perhatian Oriana, menyadari dirinya melamun terlalu lama karena saat menoleh ke samping, sahabatnya sedang menikmati hidangan terakhir sebelum landing. Oriana tidak merasa lapar, ia memutuskan ke kamar kecil untuk membasuh wajah agar terlihat segar saat tiba di bandara nanti.

"Apa kau tidak akan memakan sandwichmu Ri? Sejujurnya aku masih lapar." tanya Lea saat Oriana tiba di kursinya. Ia memberikan sandwichnya kepada Lea yang dibalas Lea dengan cengiran lebar.

Satu jam kemudian pesawat berhasil mendarat dengan mulus di Bandara Sarrià-Sant. Lea meregangkan sendi-sendi ditubuhnya setelah perjalanan panjang selama delapan jam diatas burung besi. Travis bertugas untuk mengambil koper dan Oriana menghubungi pemandu yang akan membawa mereka ke Montania.

Seorang laki-laki dengan kisaran usia pertengahan tiga puluhan mendatangi Oriana. "Hai saya Leonardo, apakah ini grup atas nama Miss Hay dari Huntsdale?" tanyanya ramah sambil membaca kertas yang dibawanya.

"Ya. Perkenalkan saya Oriana, ini Miss Hay atau Anda dapat memanggilnya dengan Lea, dan ini Travis." setelah perkenalan singkat, Leonardo membantu travis membawa barang mereka ke dalam bus.

"Berapa total orang dalam grup tour ini Leo?" tanya Oriana.

"Hanya dua belas orang, kami membatasi grup ini karena kita mendapat izin kunjungan ke Royal Palace sisi Barat dan Timur." jawab Leo sambil mengecek gawainya memastikan bahwa grupnya sudah lengkap sesuai dengan daftar nama yang ada dalam catatannya. "Apa bedanya sisi Barat dan Timur? Bukankah sama-sama Istana yang berisi benda-benda peninggalan tetua dan arsitektur yang megah?"

"Oh tentu berbeda Oriana, sisi Barat biasanya tidak dibuka untuk umum, hanya beberapa tahun sekali pihak istana membuka sisi Barat untuk umum. Karena kegiatan utama para raja, ratu, serta pangeran mahkota berada di sisi Barat dan sisi Selatan. Selain itu arsitektur sisi Barat merupakan yang paling megah dan klasik daripada sisi lainnya." jelas Leo.

"Wah kau dengar itu Ori, kita beruntung sekali dapat melihat kegiatan utama para penghuni istana. Ah aku tidak sabar mengunjungi calon rumah impianku." ungkap Lea bersemangat.

"Ya teruslah bermimpi Lea, jangan salahkan aku jika tulangmu remuk saat kau bangun dari mimpi nanti." balas Oriana sarkas. Ia segera menyalakan gawainya dan mengirim pesan pada Grams bahwa dirinya akan menuju Montania dengan bus bersama beberapa orang lainnya dan pemandu yang ramah.

Ingat pesanku Oriana, jangan meremehkan permintaanku. Hati-hati disana. Grams menyayangimu.

Balasan dari Grams membuat Oriana menghembuskan napas kasar. Terserah, yang penting aku akan menikmati liburan ini selama lima hari kedepan.

THE ROYAL PALACE OF MONTANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang