🌸Happy Reading🌸
Sepanjang kegiatan belajar-mengajar berlangsung, Sehun tidak bisa fokus. Pikirannya berkelana kemana-mana. Sehun bingung. Mengapa hidupnya tiba-tiba menjadi penuh misteri seperti ini?
Ia bahkan sampai tak sadar, jika bel istirahat telah mengudara sejak beberapa saat lalu. Kai pun sudah menepuk-nepuk bahu Sehun tadi, mengajaknya untuk pergi ke kantin. Tapi Sehun yang sibuk melamun, tak menghiraukan Kai sama sekali.
Pemuda itu hanya diam. Ia sungguh ingin kasus mengherankan ini cepat-cepat berakhir. Sehun harus memecahkannya, namun ia tak tahu bagaimana cara yang tepat.
Perlahan, satu per satu masalah mulai bercabang. Contohnya, seperti sekarang. Persoalan YSG, si pengirim surat entah berantah, yang secara tak diduga mendatangkan kecurigaan baru. Yeom Seegyoo, apa mungkin benar dialah sosok di balik tulisan tangan tersebut?
Sehun mengacak kasar surainya. Pusing, kepalanya terasa mau meledak. Jika terus-terusan begini, Sehun tak yakin bisa mengerjakan ujian dengan tenang, yang padahal tinggal menghitung hari saja.
Ia suka menonton serta membaca cerita-cerita penuh teka-teki. Tapi Sehun tidak pernah membayangkan akan mengalaminya sendiri. Betul-betul menjengkelkan ternyata.
Lelaki itu lantas mendesah lelah. Sehun seketika teringat kalau ia belum bertemu dengan Lily sedari terakhir kali mereka belajar bersama. Sehun pun bangkit berdiri, ia jadi lupa berterima kasih karena kertas asing di lokernya. Sehun mesti melakukannya, sekarang.
"Eh, kau!"
Pergelangan tangan Sehun tercekal. Ia sontak berbalik, guna melihat wajah orang yang memanggilnya.
"Seegyoo?" Dahi pemuda tersebut mengerut.
Gadis di hadapan Sehun tersenyum. "Ah, maaf." Ia melepaskan genggamannya. "Aku ingin bertanya, dimana letak perpustakaan. Kau pasti tahu, kan?"
Sehun mengangguk. "Tentu," jawabnya. "Kau cukup belok kiri, dan lurus terus hingga menjumpai ruang musik. Lalu, kau pergi ke kanan sedikit. Perpustakaan hanya berjarak dua ruangan dari ruang musik."
Seegyoo bergeming. Ia memandangi Sehun tanpa henti, bahkan setelah lelaki tampan itu selesai berbicara.
"Yeom Seegyoo..."
"H-hah? Apa?" Ia terkesiap. Dan lantas, Seegyoo meringis canggung.
"Aku sudah menjelaskannya padamu tadi. Kau mendengarkanku?" tanya Sehun, tapi Seegyoo malah menggeleng. Ia menghela napas panjang. "Kalau begitu, lebih baik kau tanyakan saja pada orang lain. Aku ada urusan penting."
Perempuan tersebut membulatkan mata, kala Sehun hendak melangkah meninggalkannya. "Tunggu dulu!"
"Apa lagi, Seegyoo? Aku harus segera pergi."
"Bisakah aku antar aku ke sana? Aku masih terlalu malu untuk meminta tolong pada murid lainnya."
"Guru, kan, bisa, Seegyoo."
"Kau gila?! Aku langsung mati mendadak yang ada."
"Jika kau seperti ini, kau justru tidak akan punya teman."
"Itu dapat kupikirkan nanti. Yang terpenting, aku punya buku terlebih dahulu. Aku mesti belajar dari mana kalau bukan---"
"Iya, iya, baiklah," ucap Sehun pada akhirnya. "Aku antar. Tapi cepat, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
If || Hunlice ✓
Fanfiction"Kemana saja kau selama ini?" ~ Oh Sehun "Aku tidak kemana-mana. Aku tetap di sini---di tempat yang sama." ~ Choi Lily