8. Maybe Your Heart'll Turn

712 90 7
                                    

















🌸Happy Reading🌸



















Dengan langkah gontai, Lily berjalan, keluar dari mall tersebut. Ia bukannya lupa kemana arah pulang. Hanya saja, Lily sangat tidak menyangka, Sehun akan memperlakukannya seperti tadi.

"Bagaimana saat kau tahu siapa aku sebenarnya?" tanya Lily yang jelas tidak mendapat respon.

Ia menatap kosong sekitarnya. Gadis itu seolah sudah tak memiliki semangat hidup lagi. Air mata Lily jatuh, entah untuk yang ke berapa kali.

"Kau membenciku?" Lily melirih pelan, terdengar menyedihkan. "Kenapa harus kau?" lanjutnya.

Lily bersumpah, ia tak masalah jika orang lain yang memakinya. Ia akan mengikhlaskan dengan mudah. Tapi yang barusan? Bukankah Lily pernah mengatakan kalau Sehun adalah pengecualian?

Memang masih menjadi sebuah rahasia, yang telah Lily rencanakan untuk diberitahu dalam waktu dekat. Namun... Bagaimana sekarang? Apa Sehun peduli dengan fakta tersebut? Cih, mustahil! Tidak mungkin!

Ia cukup sadar diri. Sehun itu nyaris sempurna. Begitu pula dengan Seegyoo. Sedangkan Lily? Orang gila, bukan? Tak ada apa-apanya.

Lily lantas memejamkan mata. Perempuan berponi tersebut menggigiti bibir bawahnya, berupaya agar tidak bergetar hebat.

Perih. Rasanya teramat-sangat menyakitkan. Ia pikir, hari ini adalah hari yang paling bahagia dalam tujuh belas tahun hidupnya. Tapi ternyata tidak. Justru lima juta kali lebih buruk. Lily bahkan tak pernah membayangkan, kalau Sehun bisa sekasar tadi.

BRUK

Lily terjatuh. Tubuhnya tak sengaja menabrak orang. Gadis itu kemudian menunduk, merasakan lututnya yang berdenyut nyeri. Sepertinya... Lily terlalu banyak melamun.

Ia menyeka pipi basahnya. Lantas, Lily mendongak, memandang takut-takut sosok tak dikenal di hadapannya.

"M-maaf..." ucap Lily terbata, tampang pria tersebut nampak menyeramkan, lengkap dengan baju hitam-hitam yang sukses membuat keringat dingin Lily menetes.

Lelaki itu tersenyum, tapi tetap saja Lily tidak bisa melihat jelas bentuk rupanya, sebab dia menggunakan kacamata gelap. "It's okay, Nona. Bukan masalah."

Lily sontak bergidik. Ia mencoba bangkit, namun sialnya, kaki Lily terkilir. "Awh!"

"Kau kenapa, Nona? Ada yang terluka? Apa perlu kubantu?" Si pemuda asing mendekat, tetapi Lily buru-buru bergerak mundur. Menjauh.

"Jangan, jangan macam-macam! Atau aku akan berteriak!" seru Lily.

Manusia di depannya terkekeh sinis. "Kau sudah paham ternyata," ujar orang itu, sembari melipat tangan di dada. "But, I'll never let you escape."

Napas Lily langsung tercekat. Ia bingung sekali sekarang, ia harus bagaimana. Ya Tuhan, tolong Lily!!!

"S-siapa kau, huh?!" Lily memberanikan diri untuk bertanya. Padahal dalam hatinya, ia menangis ketakutan.

"Tidak penting!" Gadis tersebut terperanjat. Dan kemudian, sosok itu pun meraih tangan Lily, menggenggamnya erat, mengakibatkan rintihan-rintihan kecil keluar dari mulut Lily.

"Lepaskan!"

"Tidak akan, Nona." Dia menarik Lily kencang, membuat si perempuan berponi menubruk dadanya. "Ikut aku!"

If || Hunlice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang