Mark

3.2K 210 74
                                    

Note:
Lan Yuan dan Lan Sizhui adalah saudara kembar
Lan Jingyi sepupu angkat si kembar.

#Modern AU, dreable fiction
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi itu kediaman utama keluarga Lan sangat tenang, tidak seperti biasanya. Padahal sang menantu cerewet, istri Lan Wangji sudah kembali semenjak beberapa hari tidak pulang karena perjalanan dinas ke Indonesia.

Namun ketenangan ini tidak berlangsung lama, karena ada biang cerewat yang lain. Lan Jingyi namanya. Putra angkat dari pasangan Lan Xichen dan Lan (Jiang) Wanyin. Sudah memasuki tingkat dua sekolah menengah atas, namun sifatnya masih seperti anak kecil. Polos, manja, ceroboh, dan keras kepala, tidak lupa dengan fakta dia mudah dihasut dengan menggunakan makanan membuat keluarganya sedikit khawatir jika suatu hari Jingyi diculik dengan iming-iming makanan ringan.

"Yuan ge, di mana buku tugasku semalam?" Teriaknya dari dalam kamar. Berlari menuju kamar di sebelahnya yang memiliki hiasan matahari merah di sudut kusennya.

"A yi, jangan berlarian di lorong. Kakek bisa marah lagi." Balas pemuda tampan dengan wajah tegas, jangan lupa suaranya yang dalam dan gagah.

Dia adalah Lan Yuan, sang sulung. Fisiknya menyerupai ayahnya, tegas, minim ekspresi, namun sangat licik dan suka iseng seperti ibunya. Dia siswa tahun ketiga di sekolah yang sama dengan Jingyi.

"Yuan ge, di mana buku tugasku yang semalam ku bawa ke kamarmu?" Ulangnya saat melihat Lan Yuan sudah membukakan pintunya.

"Ada di kamar. A yi melupakannya lagi di meja belajarku." Jawabnya kalem, tapi menatap Jingyi dengan tatapan aneh, antara bingung dan menahan tawa.

"Mana? Aku tidak boleh melupakan yang satu itu." Ucapnya masih dengan panik. Bagaimana tidak panik, waktu sudah menunjukkan pukul 7, sedangkan Jingyi masih belum menyiapkan apa-apa, dan dia harus segera berangkat mengingat jarak rumah dengan sekolahnya lumayan jauh.

"A yi, apa lupa sekarang hari apa?" Tanya sebuah suara lembut dari arah belakangnya.

Yang satu ini adalah Lan Sizhui. Putra bungsu dari pasangan Lan Wangji dan Lan (Wei) Wuxian. Adik kembar dari Lan Yuan. Fisik dan sifatnya seperti sang ayah namun lebih ekspresif dan lebih banyak berbicara tapi tidak secerewet Jingyi ataupun ibunya.

"Memangnya ini hari apa?" Jingyi malah balik bertanya dengan wajah lucunya.

"Ini lihat sendiri." Yuan menyodorkan ponselnya ke hadapan Jingyi, layarnya menampilkan kalender bulan ini.

"Ah, ternyata sabtu ya." Desahnya lega sambil menggaruk tengkuknya, wajah malunya sangat lucu.

"Makanya, lihat dulu tanggalan saat bangun tidur." Ejek Yuan sambil mengusap kepala Jingyi.

"Nah kalau begitu, A Yi segera kembali ke kamar dan berganti pakaian." Perintah Sizhui sambil mendorong pundak Jingyi kembali ke kamarnya. Yuan ikut masuk sambil membawa tas Jingyi yang tadi tergeletak di depan kamarnya.

"A Yi duduk di sini, biar gege yang mengambilkan baju gantimu." Sizhui mendudukkan Jingyi dengan pelan di ranjangnya kemudian berjalan ke arah almari milik remaja manis itu.

Jingyi hanya menurut sambil membuka kemejanya sendiri. Menampilkan badan putih mulus tanpa cela. Lekukan tubuhnya pun tidak bisa diabaikan. Hal ini tidak luput dari pandangan Yuan. Dia meneguk ludah dengan susah payah saat melihat pemandangan indah itu. Sizhui yang sudah selesai memilih pakaian pun dibuat termangu melihatnya. Saat Jingyi akan membuka celana seragamnya, Sizhui buru-buru mencegahnya.

"A Yi tunggu! Ini, ganti di dalam kamar mandi saja, ok." Cegah Sizhui sambil mendorong Jingyi beserta pakaiannya ke kamar mandi. Jingyi hanya menurut saja.

"Hah,, hampir saja." Bisik keduanya bersamaan.

Mereka berdua menghela napas panjang. Pasalnya mereka tidak yakin bisa menahan diri lagi atau tidak begitu melihat keseluruhan tubuh indah Jingyi.
Sudah menjadi rahasia umum kalau kedua kembar ini menaruh rasa pada sepupu polos mereka. Selalu menjaga Jingyi dari penuda lain yang ingin mendekati kelinci kecil mereka. Ya, sebut saja mereka sudah menjadi budak cinta Jingyi.

Tak lama kemudian sang pujaan hati keluar dari kamar mandi dengan celana selutut dan kaos polo selengan. Bukan terlihat keren, malah dia terlihat manis, mengingat tubuhnya ramping seperti model.

"Sebentar. Ada apa dengan ruam merah di lehermu ini, A Yi?" Sergah Sizhui begitu melihat tanda kemerahan di leher Jingyi yang tidak tertutup krah.

"Eh, memangnya ada apa? Tidak ada yang aneh kok." Jingyi meraba lehernya dengan raut tidak tahu apa-apa.

"A yi. Jelaskan, semalah tidur di mana?" Kali ini Sizhui makin waspada saat bertanya.

"Seingatku semalam belajar di kamar Yuan gege dan setelah itu aku tidak ingat, mungkin sudah tertidur." Jawabnya polos.

"Lan Yuan!!" Kali ini Sizhui sudah kehilangan kendali emosi, menatap sang kakak kembar dengan tatapan tidak terima, sedangkan Yuan hanya berdiri dengan senyum tanpa dosa.

"Apa? Aku hanya mengambil kesempatan." Balasnya dengan seringai penuh kemenangan.

"Awas kau sialan." Sizhui mulai mendekati Yuan dengan aura persaingan yang sengit.

"Jaga bicaramu Sizhui. Untung saja ayah tidak mendengarnya." Sang kakak malah memancing emosi adiknya dengan melebarkan seringaiannya.

"Persetan dengan itu sekarang. Ayo kita selesaikan ini dengan cara yang adil. Berani-beraninya kau mencuri kesempatan."

"Semua itu adil dalam perang dan cinta, 'lil bro."
Tanpa aba-aba dia berlari ke luar kamar Jingyi dan Sizhui segera menyusulnya sambil menyumpahi saudara kembarnya itu.

"Ada apa dengan mereka? Dan memangnya boleh ya berlarian sambil berkata kasar begitu di rumah ini?" Tanya Jingyi yang sejak tadi hanya menatap kedua kembar itu dengan ekspresi bertanya tanya.

"Ah sudahlah. Lebih baik aku kembali tidur saja." Mengendikkan bahu dan kembali bergelung dengan guling dan selimutnya.

Mengabaikan teriakan Lan Qiren yang sedang memarahi duo budak cinta itu. Rasakan perbuatan kalian sendiri wahai putra-putra wakil presdir Lan.

~End

Ok maaf,, bukannya lanjutin yang lama malah bikin yang baru lagi. Karya ini dibuat murni karena aku kekurangan asupan dari kapal minor ini. Maaf kalau kebanyakan bacot. Semoga reader tachi juga ikut menikmatinya.

XOXO

Daily Life of ZhuiyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang