Note: SiZhui dan JingYi tetangga. Masih sama-sama sekolah.
#Modern AU, dreable fiction, rate T
.
.
.
.
.
.
.
.
.Siang terik dan pekerjaan rumah yang menumpuk adalah kombinasi yang sangat JingYi benci. Terutama jika tugas itu dari guru paling menyebalkan di sekolahnya.
"A Yi, kenapa tidak segera di selesaikan?" tanya SiZhui saat melihat JingYi hanya berbaring santai sambil mengutak-atik ponsel pintarnya.
Mereka saat ini tengah mengerjakan tugas musim panas bersama di kamar SiZhui.
"Aku tidak paham yang nomor lima, makanya aku menunggumu," balasnya namun masih berfokus pada ponselnya, sesekali juga terkikik sendiri.
"Semua jawabannya ada di buku ini. Coba baca dulu dengan teliti."
"Tidak ketemu. Aku sudah membacanya tadi."
"Jangan bohong. Dari tadi kau hanya memperhatikan ponselmu. Bahkan bukunya saja masih tertutup."
"Sungguh. Aku tadi sudah membacanya, tapi tetap saja tidak ketemu. Aku pinjam pekerjaanmu saja ya," kali ini ditatapnya SiZhui dengan pandangan mata memohon.
"Tidak boleh. Kau cari dulu sampai ketemu. Dan ponselmu akan ku simpan dulu sampai kau selesai mengerjakannya," ucapnya final sambil merampas ponsel JingYi dengan sangat cepat.
"SiZhui, kembalikan punyaku! Ini tidak adil."
"Kerjakan saja, atau kau ingin ponselmu lebih lama ku bawa?"
"Huft,, dasar kekasih kejam," cibirnya lirih
"Sama-sama. Aku juga mencintaimu."
JingYi yang mendengar itu hanya makin menggerutu tidak jelas. Meski begitu tetap saja dikerjakannya pekerjaan rumah yang banyak itu. Sesekali diliriknya SiZhui yang sedang mengutak-atik ponselnya. Sepertinya dia penasaran dengan apa yang dia lihat tadi.
"SiZhui, kenapa kamarmu panas sekali? Aku kan jadi tidak bisa konsentrasi."
"Ini sudah ku turunkan suhunya," balasnya sambil menurunkan suhu pendingin ruangan melalui ponselnya.
"Aku haus, tolong ambilkan minuman dingin."
"Lihat dulu di meja dekat sofa itu," balasnya sambil menunjuk nampan berisi seteko penuh es limun segar.
"Sejak kapan? Huft,, dia sudah hafal modusku."
"Aha,, aku punya ide," gumamnya sambil melirik SiZhui dengan tatapan liciknya.
SiZhui yang tidak mendengar suara JingYi lagi malah merasa was-was dengan apa yang akan kekasihnya itu lakukan padanya. Sudah bukan rahasia lagi kalau JingYi suka berbuat usil semenjak dia dekat dengan papa angkatnya yang sama-sama biang onar itu.
"Yuan gege,, tolong aku," bisiknya di samping telinga SiZhui. Entah sejak kapan dia sudah ada di sana.
"A apa?" SiZhui yang mendapat serangan tiba-tiba hanya bisa tergagap.
"Tolong carikan '831 meaning' di internet," pintanya dengan tatapan memohon.
"Tidak ada soal itu di pelajaran matematika, JingYi," balasnya dengan nada tidak habis pikir.
"Sudah,, carikan saja memangnya apa susahnya. Ponselku kan kau bawa."
"Baiklah."
Akhirnya dia mengalah dan melakukan apa yang diminta JingYi tadi. Sedangkan JingYi yang melihat itu hanya senyum-senyum usil. Tak berapa lama SiZhui segera meletakkan ponsel itu di sebelah tempat duduknya,tak lupa dengan mengusap wajahnya lelah.
"Bagaimana? Apa jawabanmu?" berondongnya begitu melihat respon SiZhui yang sesuai dengan apa yang dia harapkan.
"Aku tidak habis pikir denganmu. Kenapa kalau urusan pelajaran kau tidak mau tahu, tapi kalau urusan seperti ini pengetahuanmu luas sekali."
"Jangan mengalihkan pembahasan. Jadi apa jawabanmu?"
"1432. Apa sudah puas?"
"Sangat puas. Kau paling tahu aku," pekiknya kemudian menerkam SiZhui yang masih duduk tenang di sampingnya.
"Sudah-sudah. Kembali kerjakan tugasmu," ucapnya sambil mendorong pelan bahu JingYi.
"Cih. Kupikir ini akan berhasil," gerutu JingYi sambil kembali mengerjakan tugasnya.
Namun bukan JingYi namanya kalau mengerjakan tugasnya dengan tenang.
"SiZhui, kau tahu kan kalau aku benci pelajaran matematika."
"Hem,, tahu."
"Tapi apa kau tahu pelajaran apa yang paling kusukai?"
"Olahraga?"
"Salah. Pelajaran yang paling kusukai adalah pelajaran untuk mencintaimu seutuhnya," balas JingYi dengan seringai usil andalannya.
"Kalau kau sudah bisa usil begitu, tandanya pekerjaan rumahmu sudah selesai," tanya SiZhui sambil menyembunyikan kegugupannya
"Tentu saja sudah."
"Mana, biar ku lihat hasilnya," pintanya sambil mendekat ke arah JingYi.
Diserahkan pekerjaannya itu ke SiZhui. Dia hanya memperhatikan sambil menggunakan paha SiZhui sebagai tumpuan dagunya.
Tapi bukan JingYi namanya kalau bisa menahan diam lebih lama."Yuan,,, kamu tahu kan kalau aku sangat benci belajar. Tapi setelah aku mengenalmu, aku jadi selalu ingin belajar."
"Kau? Belajar? Kupikir yang kau pelajari hanya trik keusilan dan hal-hal tidak penting."
"Jahatnya,, aku kan hanya selalu ingin belajar mencintaimu dengan tulus."
SiZhui kali ini hanya bisa berdehem membersihkan tenggorokannya.
"Yuan, Yuan,,"
"Kali ini apa lagi?"
"Aku punya tebakan untukmu."
"Apa?"
"Apa perbedaan safety belt denganmu?"
"Apa? Aku tidak tahu," balasnya masih meneliti pekerjaan JingYi.
"Kalau safety belt kan membuat kita aman saat berkendara, kalau Yuan itu membuat aman hati dan perasaanku."
"Lan JingYi, sudah puas usilnya?" tanya SiZhui sambil meletakkan buku yang tadi dia perhatikan.
"Su sudah. Ada apa, Yuan?" JingYi sudah hafal kalau namanya dipanggil dengan lengkap oleh SiZhui, itu tandanya tidak baik.
"Kalau begitu sekarang giliranku,"
"Apa kau tahu persamaan badai denganmu?"
"Tidak," jawab JingYi dengan sedikit linglung tapi juga was-was.
"Sama-sama membuat hatiku bergemuruh, membuatku tumbang dan bertekuk lutut padamu," ucapnya diakhiri dengan seringai yang dia pelajari dari ayah angkatnya saat membalas keusilan papa angkatnya.
"Yuan,, kau curang,, sudah tahu kalau aku lemah dengan trikmu tapi kau tetap saja menggunakannya," rengek JingYi sambil menghantam lengan SiZhui pelan.
"Kau yang memulai, aku hanya membalas."
"Tapi, tapi, ah sudahlah."
"Tapi aku sungguhan mengatakannya. Kaulah segalanya bagiku. Hal yang bisa membolak-balik hatiku," ucapnya sebelum menarik JingYi ke pelukannya dan lanjut mengecup bibir tipis itu.
"Begitupun dirimu. Hanya kau yang merajai hatiku," balas JingYi disela kecupan SiZhui dan hal ini membuat SiZhui makin bersemangat menginvasi bibir JingYi.
Mengabaikan sekeliling mereka yang masih banyak buku berserakan.#end
Haha,, berakhir dengan garingnya. Maaf cuma pendek dan penuh kerecehan. Ini saia bagi gula setelah 2 part kemarin yang penuh bawang. Maaf kalo kerasanya malah krik krik. Nyah beb huaxi0202,, maaf kalo gak sesuai ekspektasi,, ok sekian part ZhuiYi minggu ini. Saia mau lanjut maso lagi buat asupan XiCheng. Salam dari pelayaran SS ZhuiYi, semoga para penumpang bisa nyaman di kapal kecil ini.
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life of Zhuiyi
FanfictionKumpulan oneshot berisi keseharian Lan Sizhui dan Lan Jingyi, baik itu canon ataupun AU. Tiap chapter bisa tidak berhubungan. Menerima request. Jangan lupa sertakan prompt ataupun unsur khusus yang diinginkan. Semua karakter milik MXTX XOXO