Di kantin sekolah yang ramai ada satu siswi yang lagi kesepian. Bukan, bukannya enggak ada temen cuma lagi mode kalem aja. Dia itu anak baru pindahan dari Bandung katanya, dan belum masuk kelas cuma baru keliling sekolah sendirian—seberani itu dia tanpa dibimbing apalagi Pake baju kasual.
Gimana enggak diomongin, tapi kelihatannya dia tutup telinga dan berasa bodor amat. Buktinya udah dua puluh menit duduk di kantin, enggak ada yang sekadar nyapa.
Tapi... ada yang SKSD sok kenal sok dekat.
"Mbak, anaknya bu Retno, kan? Nih, uangnya aku titipin ke mbak ya. Dagangan ibu mbak lagi rame soalnya dan aku lagi buru-buru," ujar cewek yang pake seragam sekolah dengan gaya bar-bar.
Anak baru itu cuma bisa natap punggung cewek tadi, mau protes pun engga bisa. Ternyata bukan sampai disitu, anak-anak yang pake seragam langsung pada lirikin dia terus bisik-bisik. Anak barunya menghentakan kaki kesal.
"Oh mbak ini anaknya mbak Retno? Bukannya bantuin ibunya malah diem aja di sini," celetuk salah satu anak berseragam. "Bantuin, gih!"
Omongan anak lain menyusul, dari pada bingung dan takut di keroyok akhirnya dia berdiri. Ibu Retno aja enggak tahu gimana wajahnya, tapi bisa ketebak dengan liat ada dagangan yang diserbu. "Permisi!" Terobos anak baru itu, "Bu, aku bantu."
"Nah, gitu jadi ngga perlu lama ngantri kan."
Dengan rasa kesal dia bantu ibu-ibu kantin, dalam hatinya mengutuk siswi tadi. "Awas, kalo ketemu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekosongan
HumorPerhatian! Cerita ini hanya hiburan semata, yang emang receh. "Tak kenyang maka tak teman," K-ayu