Sejak kejadian di kantin, Senja menghindari Ayu yang berteman dengan Kay. Biasanya enggak kurang dari satu jam Ayu dan Senja kuat berjauhan, mereka sudah kayak saudara. Biasanya Ayu akan menyalin tugas Senja, tapi kali ini sedang mengerjakan tugas sama Kay. Kehadiran Kay tidak terlalu buruk, tapi Senja takut Ayu dimanfaatin. Hanya dari kejauhan Senja bisa mengawasinya kali ini.
"Ayu, sebenarnya saya engga terlalu lancar bahasa indonesianya. Saya kan dari Bandung dan saya biasa pakai bahasa daerah sunda, maaf kalau bicaraku kaku atau engga kontisten. Di sekolah sebelumnya pelajaran bahasa indonesia cuma dua jam tiap minggu, sedangkan disini banyak yang pakai bahasa indonesia."
"Ck, pantes aja mbak Kay dapet nilai 40," terang Ayu. Iya tadi pelajaran bahasa dan ada tes ulangan harian, Kay mendapat nilai paling rendah di kelas. "Mbak, kenapa kemarin waktu kenalan pake bahasa inggris?"
"Saya marah sama kamu, nuduh saya anaknya ibu Retno. Terlalu kekanakan, ya?"
"Iya maaf." Ayu menggaruk leher bagian belakang.
"Kalau saya enggak maafin?"
"Iya ... kita musuh."
"Saya kan ingin berteman, bukan bermusuh."
"Iya... mbak nya harus maafin Ayu."
"Tapi ada syaratnya. Kamu ingin harus bantu saya selesaikan tugas ini."
Dari kejauhan Senja mengebrak meja cukup keras lalu meninggalkan ruangan. Ayu yang melihat itu beranjak untuk mengejar Senja, namun dihalangi Kay.
"Sudah jangan dikejar."
"Bodo ah. Ayu mau ke mbak senja." Ayu memberontak pada Kay lalu ke luar kelas.
Kay menatap punggung Ayu hingga punggung itu menjauh, menyeringai lalu cekikikan, "Teman, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekosongan
HumorPerhatian! Cerita ini hanya hiburan semata, yang emang receh. "Tak kenyang maka tak teman," K-ayu