HAPPY READING
💚
.
.
DON'T FORGET VOTE AND COMMENT!!
...
Bella dan Kevin udah sampai di tempat tujuan. Kevin memapah Bella ke kamar Indah.
"Kevin, ini siapa?" tanya ibunya Kevin.
"Aku Bella tante. Temannya Indah."
"Tante fikir pacarnya Kevin." ujar Lita, ibunya Kevin.
"Mantan mah." ujar Kevin. Bella spontan memukul lengan Kevin.
"Mulut lo lambe!" Kevin hanya tertawa melihat Bella.
Lita mendekati Bella dan bertanya "Kamu sakit? Wajah kamu pucat sekali." Lita memegang dahi Bella.
"Badan kamu panas sekali. Tante ambilkan handuk dan air agar demam kamu turun." Bella mengangguk dan tersenyum kepada Lita. Kemudian Lita keluar dari kamar Indah menyisakan Kevin dan Bella disana.
"Lo istirahat aja. Gue ambilin makanan buat lo." lagi-lagi Bella mengangguk.
Setelah menunggu beberapa lama. Tante Lita dan Kevin datang bersamaan. Lita langsung meletakan handuk basah di kening Bella.
"Semoga habis ini langsung sembuh ya sayang." ujar tante Lita kemudian pergi keluar. Bella tersenyum mendapati perhatian seorang ibu. Udah lama ia tidak merasakan hal ini. Ketika sedang melamun, Kevin mengagetkannya dengan bertanya.
"Btw Bell. Kan disana ada cowok lo, kenapa gak minta anterin sama dia aja?" tanya Kevin.
"Gue gak mau." ujar Bella.
"Gue gak tau masalah apa yang ada di hubungan lo sama dia. Tapi gue yakin lo bisa ngelewatin masalah lo sama dia.Tapi semua tergantung lo-nya, lo milih untuk ngehadapin masalah atau malah lari dari masalah? Itu pilihan lo." ujar Kevin.
"Kenapa kalian ngucap hal yang sama?" tanya Bella.
"Kalian? Siapa? Kok merinding gue Bell. Gue disini sendiri loh Bell."
"Ih bodoh! Ada orang lain yang bilang kaya gitu ke gue. Udah ah gue mau tidur." ujar Bella kemudian memunggungi Kevin. Kevin tersenyum melihat Bella. Setidaknya dia bisa melindungi Bella walaupun tidak memiliki nya.
Memang benar kalau cinta tidak harus memiliki. Terkadang kita harus merelakan cinta kita untuk dimiliki oleh orang lain. Sakit memang pada awalnya. Namun akan terasa membahagiakan ketika melihat orang yang kita cintai bahagia dengan pilihan mereka. Begitulah cara ketulusan cinta diuji.
⸙⸙⸙
Kegiatan kemah telah usai sejak hari kemarin. Semua murid SMA Taruna udah kembali ke rumah mereka masing-masing. Sangat disesali Bella tidak mengikuti kegiatan itu hingga selesai. Hari ini mereka kembali melakukan kegiatan belajar nya di sekolah. Pagi ini Bella berangkat sekolah dengan mobilnya sendiri. Ia mencoba mengawali harinya dengan ceria. Mencoba menerima semua yang telah terjadi dan berharap hari ini akan jauh lebih baik dari hari kemarin. Ia berjalan dengan ceria melewati lorong sekolah.
"Morning ibu ketu!" ujar Mita sambil merangkulnya dari belakang. Disana ia juga melihat Bayu, Claudia dan Alfa.
"Morning!" ucap Bella. Kemudian Bella melangkah riang meninggalkan Mita disana.
"Itu anak kenapa senang banget sih?" ujar Bayu.
"Iya ya. Padahal harusnya dia panas, pagi-pagi udah liat setan." ujar Mita.
"Lo nyindir gue?" tanya Claudia dengan sinis.
"Lo ngerasa? Bagus deh berarti lo sadar diri." ujar Mita sambil menyeringai. Kemudian Bayu, Mita dan Alfa meninggalkan Claudia disana.
"Alfa! Tungguin gue!" ujar Claudia, namun Alfa tidak mengindahkan panggilan Claudia.
Saat di kelas Bella juga terlihat ceria, seperti tak ada sesuatu terjadi padanya kemarin hari.
"Bell lo gak apa-apa?" tanya Mita yang duduk disampingnya.
"Lah emang gue kenapa?"
"Aneh banget sih Bell."
"Gue mau nyoba buat gak perduli Mit."
"Maksudnya?"
"Nyoba buat gak perduli sama apapun yang terjadi disekitar gue. Mungkin itu bakal jauh lebih baik buat gue sekarang." Mita tersenyum mendengar penuturan Bella.
Bel istirahat berbunyi 5 menit yang lalu. Bella, Indah dan Mita kini udah duduk di kursi kantin. Tiba-tiba Sandra dan Claudia datang menghampiri mereka.
"Mau ngapain lo?" ujar Mita.
"Kalian harus ramah dong sama teman kalian. Gak boleh gitu." ujar Claudia.
"Teman? Gak sudi gue nganggap lo teman." Ujar Mita.
Bella tak memperdulikan kehadiran mereka. Ia tetap melanjutkan kegiatannyaa menyantap bakso di hadapannya. Claudia yang melihat itu tidak terima. Ia menumpahkan bakso tersebut kearah Bella. Alhasil kuah bakso yang panas mengenai tangan Bella dan bajunya. Mita yang tidak terima dengan perilaku Claudia, ia menjambak rambut Claudia. Indah mencoba melerai namun tidak berhasil. Bella pun udah tidak mampu berkata apa-apa. Tangannya terkena siraman kuah panas, tentu saja sakit rasanya.
Tak lama Alfa, Gino dan Bayu datang. Mereka berusaha untuk melerai, namun tidak ada yang melihat keadaan Bella. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang memberikan Bella jaket di tubuhnya.
"Kak Reno." gumam Bella.
"Pake! Baju lo tembus pandang." ujar Reno. Bella mengangguk lemah.
"Ayo ikut gue!" Reno mengajak Bella ke UKS untuk mengobati lukanya. Sesampainya di UKS Reno menyuruh Bella untuk membersihkan bajunya terlebih dahulu.
"Perih banget gak Bell? Kalau parah kita ke rumah sakit aja!" ujar Reno. Bella menggeleng, ia memperhatikan jaket yang ia kenakan. Ia sangat kenal jaket itu, jaket yang sering Alfa gunakan. Jaket dengan lambang kebanggan Alfa. Ia berharap dalam kondisi ini seharusnya Alfa lah yang memberikan nya ini.
"Lo gak kenapa-kenapa kan? Ada yang luka lagi gak?" tanya Reno cemas.
"Hati gue luka." ujar Bella kemudian tertawa miris. Reno menatap Bella dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Lo kenapa kak? Biasa aja kali ngelihatnya. Gue bercanda kok." ujar Bella.
"Gue tahu kok adik gue yang satu ini gak akan selemah itu." kata Reno sambil mengacak rambut Bella. Bella tersenyum menatap Reno.
"Baju lo bersihin dulu sana. Itu kotor banget. Lo boleh pake jaket gue dulu." ujar Reno.
"Thanks kak. Belum lama gue kenal sama lo, tapi lo udah seperduli ini sama gue."
"Gue tau lo berharap kalau Alfa yang bakal ngelindungin lo."
"Kesalahan terbesar yang sering bikin kita kecewa itu harapan yang terlalu besar." ujar Bella sambil tersenyum. Setelah itu ia bangkit dari duduknya dan pergi ke toilet UKS itu untuk membersihkan bajunya.
"Lo tahu itu salah, tapi masih lo lakuin Bell. Lo masih berharap sama Alfa." gumam Reno setelah Bella pergi.
TBC
EVERYTHING WILL BE OKAY BELL!!
JANGAN LUPA VOTENYA 😩😩
KAMU SEDANG MEMBACA
Epistola
Teen FictionAlfabet Argiyasa seorang most wanted di SMA Taruna dan juga seorang ketua geng Andalas, memiliki ketampanan yang tiada tara. Alfabet tidak pernah sama sekali terlihat menyukai seorang wanita. Bahkan banyak wanita cantik di sekolahnya yang menyukai...