📝PROLOG 📝

1.9K 99 7
                                    

Tag milaapriani03

Seorang gadis berusia 19 tahun tengah terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Wajah pucat, mata sayu, bahkan berbicara pun suaranya hampir tak terdengar.

Kedua orang tuanya sangat khawatir melihat kondisi anak gadisnya yang terbaring lemah seperti itu.

Gadis itu telah diponis Leukemia, dan ini bukanlah yang pertama kalinya ia terbaring lemah seperti itu, melainkan yang kedua kalinya.

Sejak ia berusia 15 tahun, gadis itu juga sudah mengidap penyakit ganas ini, tapi saat itu penyakitnya berhasil diangkat.

Dan saat ia menginjak usia 19 tahun, tepat saat ia baru masuk bangku perkuliahan gadis itu kembali dinyatakan mengidap penyakit Leukemia yang kedua kalinya.

Namanya adalah Adzra Izzatunissa yang kerap dipanggil Adzra. Gadis cantik, manis nan shalehah ini sangat sabar dalam menghadapi ujian hidupnya. Bahkan saat ia terbaring lemah pun ia tak pernah berhenti memuji tuhannya.

"Bunda, ayah dimana?" Suara lemah dan serak itu kembali terdengar.

Nayla mengusap kepala anaknya yang terbalut jilbab. "Ayah masih dikantor, sayang. Ada apa? Adzra butuh sesuatu? Katakan pada bunda, nak?"

"Adzra ingin pulang, adzra bosen disini terus bunda."

"Makanya adzra cepat sembuh, biar nanti bisa pulang."

"Biar adzra gak suntuk, kita jalan-jalan keluar, mau?" Ajak Nayla pada putrinya.

Gadis itu mengangguk lemah. Dengan hati-hati Nayla membantu sang putri untuk duduk di kursi roda miliknya.

Sejurus kemudian mereka sudah berada di lorong rumah sakit. "Adzra mau apa?"

"Gak ada, adzra hanya ingin sembuh, bunda," jawabnya.

"Perbanyak berdoa, nak. Insya Allah doa anak shalehah akan cepat dikabulkan oleh Allah. Pesan bunda hanya satu, adzra jangan menyerah ya. Bunda dan Ayah akan selalu mendukungmu nak."

"Iya bunda. Oiya, adzra pengen telpon ayah, boleh?"

Nayla berhenti mendorong kursi rodanya, lalu ia berjongkok dihadapan sang putri. "Handphone bunda ketinggalan di dalam, bunda ambil dulu ya. Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana."

Gadis itu mengangguk sehingga membuat Nayla tersenyum. Sebelum pergi, ia mengecup kening putrinya terlebih dahulu.

"Jangan lama, Bun."

Setelah kepergian sang bunda, adzra hanya menatap lorong rumah sakit dengan senyuman! Ia tak menyangka bahwa dirinya akan menghabiskan waktu bersama keluarganya di tempat ini.

Baru juga ia merasa nyaman dengan posisinya, seseorang menabrak kursi rodanya dari belakang, sampai-sampai gadis itu tersungkur.

"Astaga, maaf dek! Kakak gak sengaja." Pria yang menabrak adzra itu membantunya untuk kembali duduk di kursi roda.

"Iya kak, gak papa kok," balasnya.

Setelah memastikan gadis yang ditabraknya baik-baik saja, pria itu berjongkok dihadapan adzra. "Kamu sendiri?"

"Nggak, aku berdua."

Kening pria itu berkerut, netranya melihat kearah sekitar namun ia tak menemukan siapapun. "Kamu sendiri."

"Berdua, aku berdua, kan sama kakak."

Pria itu tertawa kecil. "Kamu ini lagi sakit juga masih sempat-sempatnya melawak. Bay the way, kamu sakit apa?"

Adzra menatap pria didepannya dengan tatapan kosong, jari-jemarinya meremas ujung kerudung yang dikenakannya. "Leukimia," jawabnya lirih.

Pria itu tersentak. "Maaf, maaf, bukan maksu-"

"Gak papa, kak," pungkasnya.

"Yaudah, semoga cepat sembuh ya! Aku mau balik dulu, semoga lain kali kita ketemu lagi."

Cup

Pria itu mengecup pipi kiri adzra dan berlaru pergi. "Semangat adek manis," teriaknya, saat mulai menjauh.

Adzra menatap kepergian pria itu, tangannya memegang pipi yang baru saja mendapat kecupan dari seorang pria yang tak dikenalnya.

Astaghfirullah! Apa yang dilakukan pria itu? Maafkan adzra ya Allah, adzra benar-benar gak tau bakal mendapat hal seperti itu darinya. Batin adzra.


📝
A Story By SitiHaryatiOffial

Bidadari TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang