Chap 3

239 37 14
                                    


-----------

Sepulang sekolah Jungkook terus memikirkan perkataan Taehyung. Ia berpikir keras, siapa yang akan ia pilih nanti. Tzuyu atau Lisa?
Memilih diantara mereka sangatlah sulit. Jungkook mencintai mereka secara bersamaan. Jika ia memilih Tzuyu , dia akan kehilangan Lisa begitupun sebaliknya.
Ia dilanda bingung saat ini. Sampai akhirnya seorang gadis mendekatinya.

"Oppa apa kau baik-baik saja?" Tzuyu khawatir melihat Jungkook yang berjalan dengan tatapan kosong.
Jungkook seketika sadar langsung menoleh ke arah suara. Ia merasa sangat jahat karena sudah mengkhianati Gadisnya.
"Oppa apa ada masalah?" panggil Tzuyu lagi.
Jungkook menggeleng lalu berkata. "Tidak ada. Ayo kita berangkat bukankah kau ingin ke toko buku?" Tanya Jungkook.

Tzuyu mengangguk antusias mendengar perunturan Jungkook. Jungkook yang melihatnya terseyum gemas dan mengacak-acak rambut Tzuyu.
"Yakk! Oppa rambutku berantakan." Tzuyu mempoutkan bibirnya kesal.
Dan Jungkook merapikan kembali rambut Tzuyu yang sempat ia acak-acak itu.

Tanpa mereka sadari seseorang melihat sepasang kekasih tersebut. Tangannya mengepal pertanda ia marah. Hatinya memanas melihat kemesraan antara Tzuyu dan Jungkook.
"Aku tak suka melihat kalian mesra seperti itu. Harusnya aku yang berada di posisimu Tzuyu," Ucapnya.
Lalu ia segera membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang.

•~•

Tzuyu dan Jungkook kini berjalan ke parkiran. Tiba-tiba ponsel Jungkook bergetar, ia langsung mengecek siapa yang menelfonnya itu.
Nama Lisa tertera di panggilan.
Jungkook memanglingkan wajahnya ke Tzuyu.

"Dari siapa? Kenapa tidak di angkat?" Tanya Tzuyu heran. Jungkook seketika gugup. "Aku akan angkat dulu, kau tunggu disini."
Jungkook berjalan menjauhi Tzuyu untuk mengangkat telepon dari Lisa, agar Tzuyu tak bisa mendengar percakapan antar keduanya.
Tzuyu menatap punggung Jungkook bingung. Kenapa harus kesana untuk sekedar mengangkat telepon? Pikir Tzuyu.
Ia segera menggeleng, menepis pikiran buruknya itu terhadap sang kekasih. Dan Tzuyu memilih bersandar di mobil untuk menunggu Jungkook kembali.

Disisi lain Jungkook sedang menerima panggilan Lisa.
"Oppa kenapa lama sekali mengangkat teleponku huh?" ujar Lisa di sebrang sana dengan nada kesal.

"Tadi aku bersama Tzuyu. Jadi, aku lama mengangkat teleponmu . Maaf Chagi." Jawab Jungkook

"Temani aku ke toko buku sekarang. Tidak mau tau,"

"Tapi kemarin kan aku sudah menemanimu. Dan sekarang aku akan menemani Tzuyu,"

"Aku tidak peduli. Kau harus menemaniku. Kalau Oppa tidak mau, kita putus."

Jungkook membulatkan matanya mendengar perunturan Lisa.
"Tolong mengerti aku Chagi,"

"Aku tunggu Oppa di tempat biasa. Jika tak datang ... Oppa tau sendiri bukan,"

Tut tut tut

Dan panggilan langsung di matikan sepihak oleh Lisa. Jungkook menggeram kesal. Lalu ia bergerak kembali ke tempat parkiran, tempat ia meninggalkan Tzuyu tadi.
Ia menatap Tzuyu dari jauh, Jungkook menundukan kepalanya merasa bersalah. Lalu menghampiri Tzuyu.

"Chagi," panggil Jungkook.
Tzuyu menoleh dan tersenyum ke arah Jungkook. "Sudah selesai Oppa? Ayo kita ke toko buku, aku ingin membeli Novel kesukaanku," ajak Tzuyu semangat. Jungkook menatapnya teduh lalu berkata.
"Sepertinya tidak bisa Chagi, aku tiba-tiba saja ada urusan keluarga." Ujar Jungkook berbohong.

Tzuyu menundukan kepalanya, dan mengangguk.
"Baiklah Tidak apa-apa," Tzuyu mengangkat kepalanya menatap mata teduh Jungkook.
"Besok bagaimana?" tawar Jungkook. Tzuyu menggeleng lemah. "Tak usah berjanji Oppa, jika nanti kau akan menggingkarinya lagi," Tzuyu tersenyum paksa.

"Aku janji tidak akan mengingkarinya lagi," Jungkook memohon, ia menggenggam tangan Gadisnya.
Tzuyu kembali menggeleng. "Aku lelah mendengar janji-janji palsumu itu."
"Kau harusnya mengerti aku Tzuyu! Aku ada acara keluarga! Jika tidak ada urusan pasti aku akan menemanimu! Kau jangan egois!" bentak Jungkook tanpa sadar melukai hati Tzuyu.

Ia tak menyangka jika Jungkook akan membentaknya.
Tzuyu tersenyum hambar. Hatinya sakit mendengar perunturan Jungkook. Apa benar ia selama ini tak pernah mengerti Lelakinya itu? Pikirnya.

"Aku bilang aku tidak apa-apa Oppa. Tapi kenapa kau malah membentakku dan berkata aku tak mengerti dirimu? Lalu mengatakan aku egois?" mata gadis itu berkaca-kaca menahan air matanya yang menerobos keluar.
Jungkook terdiam. Ia bingung kenapa ia bisa berucap seperti itu tanpa memikirnya terlebih dahulu?. Dan malah menyakiti gadisnya itu. "Maafkan aku, aku tak bisa mengendalikan emosiku," Jungkook meminta maaf.

"Aku akan pulang." Gadis itu mengambil tasnya yang sempat ia taruh di dalam mobil Jungkook. Lalu berjalan menjauh dari tempat itu, meninggalkan Jungkook yang mematung.

Jungkook yang ingin mengejarnya tertahan karena seseorang mencekal tangannya. Lelaki itu menoleh mendapati Lisa yang mencegahnya untuk mengejar Tzuyu. Lisa menggeleng.
"Biarkan saja Oppa, ayo kita ke toko buku," ajaknya. Jungkook menghela nafas lalu mengngangguk lemah. Lisa tersenyum senang. Dan mereka memasuki mobil, tapi sebelum memasuki mobil mata Jungkook menatap kepergian Gadisnya itu dengan tatapan Sendu.
Apa ia masih pantas menyebut Tzuyu sebagai Gadisnya?
Huf biarkan waktu yang menjawab.

•~•

Sedangkan terlihat seorang Gadis tengah menangis sesenggukan. Dengan cara menangis bisa menenangkan pikirannya itu.
Ia pikir Jungkook akan mengejarnya dan meminta maaf. Tapi apa? Ia malah membiarkannya pulang sendirian dengan perasaan tak karuan. Gadis itu memilih pergi ke Sungai Han ke timbang pulang ke rumah untuk menenangkan pikirannya.

"Mengejarku bahkan tak kau lakukan Oppa," ucapnya lirih. Ia menatap kosong ke arah Sungai itu. Tanpa gadis itu sadari seseorang kini tengah berdiri dibelakangnya, Lelaki itu menatap nanar ke arah Gadis di depannya itu yang tampak sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Lelaki itu duduk tepat di samping gadis itu yang tampak tidak sadar akan kehadirannya.
"Kau kenapa hm?" Tanyanya.

Tzuyu terpenjat kaget ketika mendengarnya. Ia menatap bingung ke arah lelaki tersebut. "Oppa? Kenapa kau ada disini?"
"Memangnya kenapa? Tidak boleh? Ini tempat umum bukan?" Lelaki itu menjawab.
"Bukan seperti itu,"
Lelaki itu hanya mengangguk-angguk.
"Kau kenapa menangis?" tanya lelaki itu. Tzuyu menggeleng-geleng. "Tidak, aku tidak menangis. Mungkin Oppa salah dengar." bantah Tzuyu.
Taehyung mendengus pelan. "Jangan menutupi kesedihanmu. Aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja,"

Gadis itu memanglingkan wajahnya. Matanya kembali berkaca-kaca, ia menahan agar air mata sialan itu tidak keluar lagi, tapi nihil air mata itu meluncur membasahi pipi mulusnya itu.
Taehyung dengan segera membawa tubuh Tzuyu ke dekapannya dan menepuk-nepuk pelan pundaknya. Ia merasa ikut sedih kala melihat gadis itu menangis.
Tzuyu menenggelamkan kepalanya di dada bidang Taehyung dan Ia terisak pelan. Setelah merasakan gadis itu lebih tenang segera ia melepaskan pelukannya. Taehyung mengulurkan tangannya menghapus bekas jejak air mata itu.

Lalu menatap dalam mata Tzuyu.
"Sudah lebih baik?" Taehyung bertanya dengan tangannya yang masih menangkup kedua pipi Tzuyu. Gadis itu mengangguk pelan. "Terima kasih Oppa,"
"Ku dengar kau ingin ke toko buku? Bagaimana aku antar?" tawar Taehyung dengan senyuman kotaknya yang membuat siapa saja yang melihatnya pasti terpesona. Tzuyu mengangguk semangat. Dengan segera Taehyung berdiri di ikuti Tzuyu. Mereka berjalan berdampingan.
Tzuyu menatap Taehyung yang di sampingnya,
'Ia selalu ada di saat aku membutuhkan sandaran, saat aku sendirian, dia selalu menghiburku. Dia pria yang baik.' batin gadis itu.
Gadis itu tersenyum senang. Ia merasa memiliki seorang kakak laki-laki sekarang.

•~•~•~•~•

Hii~~
Makasih yang udh mau baca✨
Jangan lpa vote💜
Tinggalkan jejak nde-,
Pnsran kelanjutannya? Tunggu next Chap🤗
Gomawo❤


Cuwi_Yoda
17-05-2020.Minggu.

•~•~•~•~•

Painful Reality || TzuKook [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang